Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Virus Coxsackie adalah virus yang hidup pada sistem pencernaan manusia, dan dapat menular dari orang ke orang, biasanya melalui tangan yang terkontaminasi atau permukaan benda yang terkontaminasi dengan
Coxsackies termasuk penyakit yang sangat menular, dan bisa ditularkan dari orang ke orang melalui tangan yang tidak dicuci, permukaan yang terkontaminasi kotoran, air liur, atau percikan air liur saat seseorang bersin. [2, 5]
Masa inkubasi Coxsackie relatif singkat, hanya berlangsung sekitar satu hingga dua hari, dan paling maksimal sampai lima hari. [2]
Daftar isi
Coxsackievirus adalah bagian dari keluarga virus enterovirus (yang juga termasuk virus polio dan virus hepatitis A) yang hidup di saluran pencernaan manusia. [5]
Dalam kebanyakan kasus, infeksi coxsackievirus menyebabkan gejala mirip flu ringan dan biasanya akan hilang tanpa pengobatan. [5]
Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, Coxsackie dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius. [5]
Ada dua tipe coxsackie yang biasanya banyak menyerang individu, terutama anak-anak, yaitu Coxsackie tipe A dan B. [1]
Virus tipe A bisa menyebabkan herpangina (luka di tenggorokan) dan penyakit tangan, kaki, dan mulut, umum di antara anak-anak. [1]
Anak-anak juga biasanya akan mengalami semacam lecet di mulut mereka, serta luka kecil di telapak tangan dan bagian bawah kaki mereka. [1]
Walaupun kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya, tetapi bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius apabila karena merasa sakit anak jadi tidak bisa makan atau minum. [1]
Virus Coxsackie tipe B dapat menyebabkan demam dan kejang pada otot perut dan dada (pleurodynia). [1]
Coxsackie tipe A dan B ini juga bisa menyebabkan gejala yang lebih parah, termasuk meningitis (radang sumsum tulang belakang dan otak). [1]
Kebanyakan infeksi coxsackievirus bersifat ringan dan seringkali bahkan tidak menimbulkan gejala apa pun. [3]
Meskipun begitu, pada beberapa kasus tertentu bisa timbul gejala seperti flu dan ruam eritematosa ringan (merah) dan bisa menyebabkan diare dan radang tenggorokan. [3]
Meskipun jarang terjadi, virus ini juga bisa menyebabkan sindrom yang lebih parah, seperti meningitis, encephalitis, dan myopericarditis. [3]
Pada bayi yang baru lahir, bisa terjadi infeksi yang lebih serius, seperti: [3]
Terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disertai demam dengan sakit tenggorokan atau hidung meler. [3]
Beberapa pasien juga mengalami batuk yang menyerupai bronkitis. Meskipun jarang terjadi, coxsackie juga dapat menyebabkan pneumonia. [3]
Beberapa penderita juga mengeluhkan adanya ruam pada kulit, dan biasanya gejala ini baru akan membaik setelah infeksinya mulai sembuh. Ruam ini tidak menular. [3]
Konjungtivitis hemoragik akut (AHC) terlihat dengan adanya kelopak mata yang bengkak dan perdarahan merah di bagian putih mata. [3]
Biasanya, infeksi juga menyebar ke bagian mata yang lain, dan penderitanya sering merasakan sakit seperti terbakar. Gejala ini biasanya hilang dalam waktu satu minggu. [3]
Coxsackievirus, terutama yang berasal dari tipe B, dapat menyebabkan meningitis (radang selaput sumsum tulang belakang dan otak). [3]
Kejang demam (step) dapat terjadi pada anak-anak, tapi jarang dialami orang dewasa. [3]
Meskipun begitu, orang dewasa biasanya merasakan kelelahan (fatigue) yang bisa berlangsung berminggu-minggu setelah sembuh dari meningitis. [3]
Gejala parah lainnya adalah lengan atau tungkai yang menjadi lemah, bahkan bisa sampai mengalami kelumpuhan parsial. [3]
Coxsackievirus adalah bagian dari genus virus yang disebut Enterovirus. Penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu Coxsackie tipe A& B. [3]
Virus tidak dapat dihancurkan oleh asam di perut, dan dapat hidup di permukaan selama beberapa jam. [3]
Segera kunjungi dokter apabila terdapat gejala-gejala seperti ini: [3, 5]
Pada penderita Coxsackie yang hanya mengalami gejala flu biasa atau ruam, biasanya tidak diperlukan tes. [3]
Pada penderita Coxsackie dengan gejala konjungtivitis, dokter dapat memeriksa mata dengan menggunakan oftalmoskop genggam untuk memastikan diagnosisnya. [3]
Dokter akan meresepkan obat bergantung pada jenis infeksi dan gejalanya. [5]
Karena antibiotik hanya bekerja melawan bakteri, maka antibiotik tidak dapat digunakan untuk melawan infeksi coxsackie. [5]
Bila anak Anda terserang Coxsackie, Anda dapat memberikan asetaminofen atau ibuprofen untuk meredakan nyeri dan nyeri ringan.
Jika demam berlangsung lebih dari 24 jam atau jika anak Anda memiliki gejala infeksi coxsackievirus yang lebih serius, segera hubungi dokter. [5]
Kebanyakan penderita dengan infeksi coxsackievirus sederhana dapat sembuh total setelah beberapa hari tanpa memerlukan perawatan medis apa pun. [5]
Seorang anak yang mengalami demam tanpa gejala lain harus beristirahat di tempat tidur dan mengonsumsi banyak cairan untuk mencegah dehidrasi. [5]
Ada beberapa cara untuk mencegah Coxsackie, yaitu: [4]
1. Sabrina Felson, MD. Coxsackie Virus. Web MD; 2019.
2. Charles Patrick Davis, MD, PhD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Coxsackievirus. Medicine Net; 2019.
3. John Mersch, MD, FAAP & Melissa Conrad Stöppler, MD. Coxsackievirus Infection. Medicine Health; 2020.
4. Chaunie Brusie & Julie Lay. Coxsackievirus During Pregnancy. Healthline; 2018.
5. Joanne Murren-Boezem, MD. Coxsackievirus Infections. Kids Health; 2017.