Kejang Demam: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

Kejadian kejang demam mencapai sekitar 2-5% dari populasi di seluruh dunia. ^[3]

Kejang demam yang terjadi bervariasi di berbagai tempat di dunia yaitu antara 5% dan 10% di India, 8,8% di Jepang, 14% di Guam,  0,35% di Hong Kong, dan 0,5-1,5% di Cina. ^[4]

Sementara di Indonesia, menurut hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, kejang demam yang terjadi di ndonesia pada tahun 2005 termasuk sebagai lima penyakit anak terpenting yaitu sebesar 17,4%, jumlah ini meningkat pada tahun 2007 hingga sebesar 22,2%. ^[5]

Apa itu Kejang Demam ?

Kejang demam atau step adalah kejang pada anak yang disebabkan oleh lonjakan suhu tubuh, seringkali akibat adanya infeksi. ^[2]

Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius. ^[2]

Umumnya kejang demam terjadi pada anak -anak dengan usia antara 6 bulan hingga 5 tahun. ^{[1, 2]}

Fakta Kejang Demam

Berikut adalah fakta-fakta penting dari kejang demam yang penting untuk Anda ketahui seperti: ^{[1, 2]}

• Kejang demam biasanya terjadi pada anak -anak yang berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun.
• Biasanya, anak-anak memiliki suhu lebih dari 38°C.
• Kejang biasanya akan terjadi pada hari pertama demam.
• Kejang demam biasanya berlangsung selama 3 hingga 5 menit.
• Sebagian besar anak-anak hanya memiliki 1 atau 2 kali kejang demam di masa kecil.
• Kejang demam awalnya terjadi hanya pada salah satu bagian tubuh dan kemudian berlanjut ke seluruh tubuh. Kejang juga bisa terjadi pada lebih dari satu bagian tubuh sejak awal.
• Epilepsi adalah gangguan kejang berulang yang terjadi tanpa disertai demam. Bahkan kejang demam berulang tidak menunjukkan tanda bahwa seorang anak menderita epilepsi.
• Kejang demam biasanya tidak menyebabkan kerusakan otak kecuali jika berlangsung dalam waktu lama dan anak tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Kapan harus konsultasi ke dokter?

Temui dokter anak Anda sesegera mungkin setelah muncul kejang demam pada anak Anda, bahkan jika kejang hanya berlangsung beberapa detik. Anak Anda harus dibawa ke ruang gawat darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau disertai dengan: ^[6]

• Muntah.
• Leher yang kaku.
• Masalah pernapasan.
• Rasa kantuk yang ekstrem.

Gejala-gejala Kejang Demam

Biasanya, seorang anak yang mengalami kejang demam tubuhnya akan gemetar dan kehilangan kesadaran. Terkadang, tubuhnya juga menjadi sangat kaku. ^[2]

Umumnya seorang anak yang mengalami kejang demam memiliki gejala seperti: ^[2]

• Demam lebih tinggi dari 38,0 C.
• Tidak sadar.
• Hentakan pada tungkai dan lengan yang berulang.

Jenis -jenis Kejang Demam

Kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kejang demam sederhana dan kompleks. Berikut adalah penjelasannya: ^{[2, 6]}

• Kejang demam sederhana. 

Kejang demam sederhana adalah jenis yang paling umum atau paling sering terjadi. Kejang ini berlangsung selama beberapa detik hingga 15 menit. Kejang demam sederhana hanya terjadi satu kali dalam periode 24 jam.

Ciri-ciri gejala dari kejang demam meliputi hilang kesadaran, kejang biasanya terjadi dalam pola ritmis, dan tampak bingung atau lelah setelah kejang, serta tidak terasa lemas pada lengan atau kaki.

• Kejang demam kompleks. 

Kejang jenis ini berlangsung lebih dari 15 menit, terjadi lebih dari sekali dalam 24 jam dan  bisa terjadi hanya pada salah satu bagian tubuh. Gejala kejang demam kompleks meliputi hilangnya kesadaran, tubuh kejang dan pada salah satu lengan atau kaki terasa lemas sementara. ^{[2, 6]}

Apasajakah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kejang demam?

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kejang demam meliputi: ^[2]

• Orang yang berusia Muda. 

Kebanyakan kejang demam terjadi pada anak-anak yang berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun, dengan risiko lebih tinggi pada anak yang berusia antara 12 hingga 18 bulan. ^[2]

• Riwayat keluarga. 

Selain faktor usia, beberapa anak yang lahir dari keluarga dengan riwayat kejang demam juga lebih berisiko mengalami kejang demam. ^[2]

Penyebab Kejang Demam

 Ada beberapa penyebab yang dapat memicu kejang demam: ^{[2, 6]}

• Demam yang terjadi setelah imunisasi, terutama imunisasi MMR (mumps measles rubella), dapat menyebabkan kejang demam pada anak Anda. Demam tinggi setelah imunisasi seringkali berlangsung dari 8 hingga 14 hari setelah anak Anda diberikan imunisasi.
• Demam yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan kejang demam. Penyebab kejang demam yang paling umum adalah roseola.
• Faktor-faktor risiko, seperti memiliki keluarga dengan riwayat kejang demam, akan menjadikan anak berisiko lebih tinggi mengidap kejang demam.

Komplikasi Kejang Demam

Kejang demam tidak mengakibatkan komplikasi yang serius. Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kerusakan otak, cacat intelektual, epilepsi atau kesulitan belajar. 

Namun pada kasus yang sangat jarang, jika kejang berlangsung lama kerusakan otak dan kematian dapat terjadi. ^[2]

Diagnosa Kejang Demam

Untuk mendiagnosis kejang demam, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan meninjau riwayat gejala Anda. Dokter akan menyarankan Anda melakukan tes-tes berikut untuk mendiagnosis kondisi Anda: ^[7]

• Tes Darah dan Urin

Pada tes ini dokter akan meminta sampel darah dan urin Anda. Hal itu untuk mengetahui kondisi lain yang bisa menyebabkan demam, seperti diare dan meningitis. Tingginya tingkat sel darah putih (leukosit) menunjukkan adanya infeksi.

• Pemeriksaan tulang belakang

Dalam tes ini, sampel cairan serebrospinal l dari vertebra lumbar akan diambil untuk di evaluasi di bawah mikroskop. Tes ini membantu untuk memeriksa patogen dan peningkatan kadar leukosit. ^[7]

• Electroencephalogram (EEG)

Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan dengan electroencephalogram untuk mengukur aktivitas otak Anda. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan satu minggu setelah kejang demam, karena demam tinggi dapat mempengaruhi hasilnya. ^[7]

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemindaian MRI dilakukan jika anak mengalami kejang demam untuk jangka waktu yang lama, terdapat gejala peningkatan tekanan di otak, dan kepala tampak besar.

Pengobatan Kejang Demam

Umumnya kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit. Namun jika anak Anda menderita kejang demam, cobalah mengikuti langkah-langkah berikut ini: ^[2]

• Baringkan anak di permukaan lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi menghadap ke bawah dan jangan menahan tubuh anak.
• Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulutnya, serta mencegah tersumbatnya saluran pernapasan.
• Longgarkan pakaian anak jika ketat
• Jangan menaruh apa pun di mulut anak Anda untuk mencegah tergigitnya lidah.

Jika kejang demam terus berlangsung selama lebih dari lima menit – atau jika anak Anda mengalami kejang berulang-ulang hubungi dokter agar anak Anda segera mendapatkan pertolongan darurat. ^{[2, 7]}

Cara Mencegah Kejang Demam

Meskipun kejang demam tidak dapat dicegah, ada beberapa langkah berikut dapat Anda terapkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kejang demam: ^[7]

• Tidak tinggal berdekatan dengan orang yang menderita penyakit.
• Berikan obat diazepam secara oral atau rektal ketika anak menderita suhu tubuh yang tinggi.
• Pastikan anak mengenakan pakaian yang longgar.
• Rendam kain bersih atau spons dalam air dan usap tubuh anak untuk mengurangi suhu tubuh.