Spesialis patologi klinis dan kedokteran laboratorium. Kepala instalasi laboratorium RS. Swasta di Karawang.
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK Computed Tomography (CT) Scan adalah suatu modalitas pemeriksaan radiologi yang menggunakan sinar X, yang dapat melihat bagian tubuh yang lebih detail dibandingkan dengan foto rontgen biasa. CT Scan banyak
Computed Tomography atau yang sering disingkat dengan CT scan adalah tindakan medis berupa penggunaan sinar X yang disambungkan dengan perangkat komputer untuk mendapatkan gambaran detail pada organ tubuh.
Seorang dokter akan memberikan saran pada pasien dengan kriteria dan gejala tertentu untuk melakukan CT scan. Setelah bagian tubuh pasien “dipindai” dengan sinar X, perangkat komputer yang tersambung akan menghasilkan data dua dimensi di layar monitor.
Pada monitor tersebutlah tenaga medis dan pasien dapat melihat gambaran detail dalam organ tubuh. Gambar yang dihasilkan oleh CT scanlah yang kemudian dapat dibaca dokter atau petugas medis untuk menentukan tindakan pengobatan yang tepat.[1]
Begitu pula dengan CT scan Kepala. Bedanya, CT scan kepala mengkhususkan penggunaan teknologi sinar X ini pada bagian muka dan kepala saja.
CT Scan ini memfokuskan bagian kepala sehingga menghasilkan gambaran kepala, tengkorak, otak, dan sinus.
Lebih khusus lagi, CT scan kepala juga dapat lebih rinci memperlihatkan bagian mata, tulang muka, bagian dalam telinga, pembuluh darah, arteri, dan jaringan yang ada dalam kepala. [2,3,6,7]
Fungsi dan Tujuan CT Scan Kepala
CT scan pada kepala tentu dilakukan untuk tujuan tertentu dan mendapatkan hasil terbaik untuk tindakan medis selanjutnya. Ada pun fungsi serta tujuan dari CT scan kepala adalah sebagai berikut: [3, 4, 6]
Menunjukkan dan mendiagnosis masalah pada tulang di sisi tengkorak (tulang telinga) dan sarafnya yang menyebabkan masalah pendengaran.
Mendeteksi dan mengumpulkan informasi mengenai keberadaan, lokasi, serta ukuran dari abses, kista, dan tumor di kepala. Memeriksa kembali keberhasilan dari pengobatan atau operasi terhadap abses, kista, dan tumor.
Mendeteksi kerusakan, pendarahan, atau penggumpalan darah di otak pada pasien yang mengalami (atau menunjukkan gejala) stroke. Serta menemukan pengobatan terbaik.
Memberi panduan untuk tindakan biopsi seperti memandu jalannya jarum untuk sampel jaringan biopsi otak.
Medeteksi dan mencari cacat, cedera pembuluh darah, dan patah tulang pada pasien yang mengalami cedera di kepala.
Mendeteksi dan menemukan masalah terkait sakit dan cacat lahir pada otak dan tengkorak.
Mengevaluasi dan merencanakan terapi radiasi untuk kanker otak atau jaringan lain.
Mendeteksi dan mencari penyebab masalah aneurisme dan malformasi arterivenosa.
Menemukan dan mengevaluasi peradangan/perubahan pada sinus paranasal.
Mendeteksi, menemukan masalah, dan tindakan pada pasien hidrosepalus.
Kondisi seperti apa yang membutuhkan CT scan kepala?
CT scan kepala tidak dilakukan kepada semua pasien yang hanya mengalami pusing-pusing biasa. CT scan kepala juga hanya akan direkomendasikan oleh dokter jika pasien mengalami beberapa gejala dan kejadian serius.
Dokter akan merekomendasikan CT scan kepada pasien jika terjadi:[3,7]
Pasien yang mengalami pendarahan, terdapat cairan, infeksi, serta pertumbuhan kanker pada otak
Syarat dan Persiapan CT Scan Kepala
Beberapa syarat dan persiapan yang harus dipenuhi sebelum pasien melakukan CT scan kepala adalah sebagai berikut: [1, 2]
Pertama, pasien tentunya harus mengetahui nama pemeriksaan dan prosedur yang akan ia jalani, alasan, kemungkinan efek samping, hal yang akan terjadi, alternatif pemeriksaan, waktu hasil pemeriksaan, biaya pemeriksaan, siapa yang melakukan pemeriksaan, dan hal lain yang berhubungan dengan informasi pemeriksaan.
Pasien wajib memberitahu petugas medis mengenai suplemen, obat, obat herbal dan vitamin yang dikonsumsi. Memberitahu jika pasien pernah melakukan pemeriksaan CT scan sebelumnya, apabila ada alergi pada yodium dan atau reaksi pada kontras. Memberitahu pertugas medis jika pasien sedang dalam keadaan hamil (mungkin hamil) atau menyusui.
Jika pemeriksaan menggunakan kontras, pasien harus memberitahu apabila mengonsumsi obat diabetes atau mempunyai masalah pada fungsi ginjal. Pasien juga harus memberitahu petugas apabila ada penyakit sebelumnya yang baru-baru saja diderita.
Pasien biasanya tidak perlu berpuasa terlebih dahulu kecuali jika akan menggunakan kontras saat pemeriksaan. Petugas akan memberi instruksi jika dibutuhkan untuk puasa, jika iya, pasien wajib tidak mengonsumsi makanan atau minuman.
Menandatangani lembar persetujuan mengenai prosedur pemeriksaan. Pasien sebaiknya membaca form dengan seksama dan bertanya jika ada yang tidak jelas.
Prosedur Pemeriksaan CT Scan Kepala
Prosedur dan tahapan pemeriksaan yang harus dilakukan pasien adalah: [1, 4]
Pasien melepaskan pakaian dan perhiasan, lalu menggunakan pakaian khusus pemeriksaan. Pasien perempuan akan diminta melepaskan bra yang menggunakan kaitan logam.
Jika membutuhkan cairan kontras, pasien akan diberikan kontras terlebih dahulu.
Pasien diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan dan dimasukkan ke dalam mesin pemindai berbentuk lingkaran.
Petugas akan ada di ruang kontrol terpisah, namun pasien dan petugas dapat terhubung melalui pengeras suara. Petugas medis juga dapat melihat pasien melalui jendela dari ruang khusus. Pasien dapat memencet tombol yang tersedia jika terjadi sesuatu yang kurang nyaman. Petugas akan terus mengawasi dan berkomunikasi dengan pasien.
Pemeriksaan ini hanya berlangsung kira-kira 30 detik atau beberapa menit. Pasien akan diminta untuk menahan napas dan tidak membuat gerakan. Karena gerakan kecil akan mengakibatan gambar tidak jelas.
Pemindai akan mengelilingi pasien, dan sinar X akan melalui kepala pasien. Pasien akan mendengar suara klik dan suara mendesing.
Sinar X dan pemindai akan bekerja, mentransformasikan jaringan yang ditangkap menjadi informasi dalam bentuk gambar yang diinterpretasikan oleh petugas/dokter.
Setelah selesai, pasien akan dikeluarkan dari mesin pemindai. Pasien dapat menunggu hasil dalam waktu 30 menit hingga satu jam.
Umumnya tidak ada larangan atau hal spesifik yang harus dilakukan oleh pasien setelah melakukan CT scan kepala.
Pasien dapat melakukan kegiatan seperti semula. Bahkan pasien juga bisa melakukan atau melanjutkan dietnya. [1,5]
Kecuali, jika pasien memiliki beberapa keadaan tertentu seperti alergi pada kontras atau mengalami alergi akibat cahaya dari sinar X.
Hasil Pemeriksaan CT Scan Kepala
Hasil pemeriksaan dari CT scan kepala dapat memberikan dua informasi, yaitu normal dan abnormal:[3]
Hasil Normal
Setelah melalui mesin pemindai, hasil akan dikatakan normal jika hasil tidak menunjukkan adanya benda/hal asing pada kepala, tidak adanya penggumpalan cairan, dan tidak adanya pendarahan.
Selain itu, hasil dinyatakan normal apabila otak, pembuluh darah, dan tulang tengkorak ada di posisi, bentuk, dan ukuran yang normal.
Hasil Abnormal
Sebaliknya, jika ditemukan pendarahan, penggumpalan cairan, benda asing, atau keretakan pada tengkorak, maka keadaan tersebut tidak normal.
Selain itu juga hasil dikatakan tidak normal jika ditemukan ventrikel (pembukaan/rongga pada otak), aneurisma (pelebaran nadi akibat melemahnya dinding pembuluh nadi), edema (pembengkakan jaringan), atau perubahan lain.
Dokter atau petugas medis yang menangani tentunya akan memberikan saran untuk tindakan selanjutnya agar penyakit atau keluhan segera ditemukan tindakan yang tepat dan sembuh.
Jika hasil normal, dokter mungkin akan meminta pasien untuk melakukan tes lainnya yang terkait untuk mencari penyebab keluhan/penyakit. Jika hasil abnormal maka dokter akan menjelaskan dan memberikan saran untuk tindakan medis yang diperlukan.
Contoh Gambaran hasil CT Scan
Efek Samping CT Scan Kepala
Pada tindakan medis CT scan kepala, juga umumnya tidak terdapat efek samping yang serius jika pasien tidak dalam keadaan tertentu.
Berikut beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh beberapa pasien:[1,2,3]
Pasien mungkin akan merasakan semacam rasa logam di mulut sesaat dan setelah diberikannya kotras (jika diperlukan kontras saat pemeriksaan).
Beberapa pasien juga mungkin bisa mengalami sakit pada perut dan kepala mereka. Merasa sulit bernafas, berkeringat, dan jantung berdebar-debar. Jika hal ini terjadi, pasien harus menghubungi dokter.
Pasien dengan keadaan tertentu, seperti alergi pada yodium mungkin akan merasa mual dan muntah, bersin, atau merasa gatal. Begitu juga dengan pasien dengan masalah ginjal sebelumnya, mungkin akan diberikan cairan tambahan setelah melalui pemeriksaan ini untuk membantu menghilangkan yodium dari tubuh.
Pasien yang sedang menyusui anak, tidak boleh memberikan asi pada anaknya sekitar 24 hingga 28 jam setelah kontras diberikan untuk kelancaran CT scan. [4]
Kisaran Biaya CT Scan Kepala
Tentu biaya untuk melakukan CT scan kepala tidak sama di semua rumah sakit. Perbedaan biaya ini bisa dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dari rumah sakit itu sendiri. Namun, kisaran biaya untuk melakukan CT scan Kepala biasanya mulai dari Rp1.000.000 hingga Rp3.000.000. Pasien juga tentunya tetap harus menyiapkan uang lebih untuk biaya tidak terduga.
Pasien juga bisa memanfaatkan fasilitas BPJS selama sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dari BPJS. Pasien yang menggunakan fasilitas BPJS akan ditanggung biaya CT scan-nya hanya jika tindakan tersebut merupakan rekomendasi dari dokter atas indikasi medis yang jelas, bukan atas permintaan pasien.
1. Daphne Pierce-Smith, Kenny Turley, & Neil Grossman. University of Rochester Mediacl Centre. Computed Tomography (CT) Scan of the Brain.
2. Jason Levy, MD, Northside Radiology Associates, Atlanta, GA, David Zieve, MHA, Medical Director, & Brenda Conaway. 2018. Medline Plus. Head CT Scan.
3. Healthwise Staff. 2018. HealthLink BC. Computed Tomograaphy (CT) Scan of the Head and Face.
4. Anonim. 2018. Radiologyinfo org. Computed Tomography (CT)-Head.
5. Anonim. John Hopkins Medicine. Computed Tomograpy (CT or CAT) Scan of the Brain.
6. KidsHealth Medical Experts. Kids Health. CAT Scan: Head.
7. Familydocto Editorial Staff. 2017. Familydoctor org. CT Head Scan.