Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Seperti layaknya orang dewasa, anak-anak juga dapat mengalami depresi. Seorang anak yang tampak sedih bukan berarti dia mengalami depresi, namun jika kesedihan ini persisten, menganggu aktivitas sosial,
Depresi bisa menyerang siapa saja, tidak terkecuali anak. Tanda – tanda depresi pada anak bisa dilihat dari perubahan perilaku seperti menjadi murung dan enggan bergaul dengan orang sekitarnya. Depresi pada anak harus segera ditangani agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak di masa depan.
Dampak terburuk dari depresi adalah melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, sebelum hal tersebut terjadi, orang tua harus memastikan agar anak sehat secara fisik dan mental.
Mencari bantuan profesional bukanlah hal yang tabu perlu ditakutkan demi kesembuhan anak. Berikut ini penjelasan seputar depresi pada anak yang wajib diketahui bagi para orangtua.
Daftar isi
Banyak orang yang beranggapan bahwa mustahil seorang anak terkena depresi. Akan tetapi, fakta berbicara bahwa ada sekitar 2% anak yang menunjukan gejala depresi. Dampak dari depresi pada anak dapat berlangsung seumur hidup dan mempengaruhi kehidupan saat beranjak dewasa [4].
Berikut adalah dampak yang diakibatkan dari depresi masa kecil ketika tumbuh dewasa [4]:
Gejala depresi yang menyerang anak biasanya tidak terlihat atau harus diperhatikan baik – baik, karena sifatnya yang tidak terlihat secara kasat mata.
Orang tua harus memastikan dan memantau dengan cermat terhadap perubahan emosi dan tingkah laku anak. Gejala depresi pada anak dapat dilihat dari segi fisik dan mental.
Gejala fisik
Gejala fisik yang disebabkan oleh depresi sekilas mirip dengan gejala pada umumnya. Sehingga sulit untuk membedakan apakah gejala tersebut disebabkan oleh depresi atau bukan.
Contoh gejala fisik akibat depresi antara lain berat badan menurun, sering mengalami pusing dan sakit kepala, nafsu makan menjadi ekstrim atau berkurungan, merasa lelah dan susah tidur [3,5].
Gejala mental
Sedangkan gejala mental dari depresi anak yaitu [1,6]:
Penyebab depresi pada anak bisa berasal dari berbagai faktor antara lain [2,3]:
Depresi memberi dampak bagi siapa saja, termasuk pada anak. Depresi dapat mengganggu pola interaksi anak dengan teman dan orangtua.
Anak yang mengidap depresi menjadi kehilangan minat bersekolah, bermain, dan aktivitas lain yang biasa dilakukan oleh anak seumurannya.
Dampak terburuk dari depresi pada anak adalah resiko bunuh diri atau pikiran untuk bunuh diri. Berikut ini adalah tindakan mengarah pada bunuh diri yang patut diwaspadai [2,3]:
Orang tua memiliki peranan penting bagi penyembuhan depresi pada anak. Orang tua tidak perlu menolak atau malu karena anak yang mengalami depresi. Memperoleh perawatan dan bantuan yang tepat dari profesional sangat penting untuk bagi perkembangan fisik dan mental anak [4].
Anak yang mengalami depresi disarankan untuk menjalani perawatan psikoterapi sebagai pilihan utama. Psikoterapi dapat membantu meredakan depresi pada anak dengan mengubah sudut pandang megenai suatu masalah, atau yang disebut dengan Cognitve-Behavioral Therapy (CBT) [3].
Alternatif pengobatan lainnya adalah Interpersonal therapy dimana anak akan diajarkan kemampuan untuk menjaga emosi dan hubungan sosial [1,2,5].
Namun, apabila tidak ada perkembangan signifikan, maka dokter akan merekomendasikan obat antidepresan. Obat ini bekerja dengan mempengaruhi level serotonin dalam otak. Berikut adalah beberapa obat yang sering digunakan untuk mengatasi depresi [1,2]:
Dalam suatu studi menyatakan bahwa kombinasi antara psikoterapi dan obat medis merupakan cara yang paling efektif untuk menyembuhkan depresi.
Dukungan dan pengertian orang tua sangat dibutuhakan untuk mencegah anak mengalami depresi. Pastikan agar kebutuhan fisik dan mentalnya terpenuhi sehingga kemungkinan anak mengalami leih rendah. Berikut ini cara – cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah depresi pada anak:
Ajak anak untuk menghabiskan waktu bersama dan berkomunikasi untuk menciptakan mood menyenangkan untuk anak. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan antara bermain di alam, mencicipi makanan, berolahraga bersama, dan lain – lain. Selain itu, dorong anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya [2].
Teknik relaksasi yang dapat orang tua latih ke anak antara lain teknik penrnapasan, visualisai, mindfulness, dan progressive muscle relaxation.
Bantu anak untuk mengontrol pikiran negatif sehingga anak dapat berpikiran positif. Berikan pujian dan motivasi apabila anak berhasil menerapkan teknik – teknik yang telah disebutkan [4].
Orang tua perlu memiliki rasa sabar dan cinta kasih pada anak. Berusahalah untuk selalu menjalin hubungan yang positif dan menyengkan untuk menghindari depresi pada anak [2].
Pastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi, memperoleh istirahat yang cukup, serta rutin berolahraga sehingga anak sehat secara fisik [4,6].
Orangtua juga harus menjaga diri sendiri baik kesehatan fisik dan mental agar dapat menjadi teladan bagi anak [6].
Depresi pada anak adalah nyata dan perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua. Hal ini bukan hanya sekedar mood buruk atau kesedihan semata, karena suatu gangguan mental yang dapat berdampak bagi masa depan anak.
Apabila anak mengalami tanda – tanda depresi, segera konsultasikan ke pihak profesional sebelum terlambat. Selain itu, ciptakan lingkungan yang positif untuk mencegah anak terkena depresi yang dapat berujung pada tindakan bunuh diri.
1. Roxanne Dryden-Edwards, MD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Depression in Children. Medicinenet; 2021.
2. Karen Gill, M.D & Kimberly Holland. Childhood Depression: How to Help Your Child. Healthline; 2019.
3. Amita Shroff, MD. Childhood Depression. Webmd; 2020.
4. Anonim. Anxiety & Depression in Children: Get the Facts. CDC; 2020.
5. Renee A. Alli, MD. Depression in Children. WebMD; 2020.
6. Nancy Schimelpfening & Daniel B. Block, MD; What to Know About Childhood Depression. Verywellmind; 2020.