Tinjauan Medis : dr. Fendria Suwangsana
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang atau sendi. Fraktur merupakan masalah yang harus diberikan penanganan yang tepat dan cepat agar rehabilitasi bagian yang terkena dan secara umum fungsi lokomotor
Daftar isi
Fraktur atau patah tulang adalah kondisi ketika tulang benar-benar patah atau mengalami keretakan [2,4,5,6,7,8].
Fraktur dapat terjadi ketika tulang menerima tekanan yang melebihi kemampuan tulang itu sendiri untuk bertahan.
Tulang dapat menjadi lemah dan rapuh karena tekanan, namun ketika tulang memang sudah dalam kondisi lemah, maka tulang dapat retak atau patah hanya karena sedikit tekanan.
Tinjauan Fraktur adalah kondisi ketika tulang mengalami keretakan atau patah sama sekali karena memperoleh tekanan berlebih atau karena telah mengalami kelemahan sehingga mudah rapuh.
Fraktur atau patah tulang tergolong menjadi beberapa jenis kondisi, yaitu antara lain :
1. Fraktur Terbuka
Pada kondisi fraktur terbuka, tulang yang patah dapat menembus kulit [4,8].
Jika tulang sampai menonjol keluar melewati kulit, maka inilah jenis kondisi fraktur terbuka.
2. Fraktur Tertutup
Tulang patah namun tidak sampai menembus keluar kulit disebut juga dengan fraktur tertutup atau fraktur stable [4,8].
Pada kondisi ini, fraktur tidak menyebabkan luka atau menyobekkan kulit.
3. Fraktur Kominutif
Saat tulang patah mengalami remuk atau tulang sampai benar-benar terbagi menjadi tiga atau lebih bagian, inilah jenis fraktur kominutif [4,5].
4. Fraktur Greenstick
Kondisi ketika tulang yang patah hanya di satu sisi saja namun lainnya mengalami pembengkokan, hal inilah yang disebut dengan fraktur greenstick [5,8].
Jenis fraktur ini disebabkan oleh tekanan berlebih biasanya dan lebih rentan terjadi pada anak-anak.
5. Fraktur Oblik
Tulang yang patah pada jenis fraktur ini adalah tulang yang memang sudah miring, bengkok atau melengkung [4,5].
6. Fraktur Transversal
Jenis patah tulang ini biasanya terjadi pada garis lurus tulang yang panjang [4,5].
Fraktur ini juga dikenal dengan kondisi fraktur dengan arah melintang pada tulang di mana umumnya disebabkan oleh cedera langsung di tulang tersebut.
7. Fraktur Kompresi
Jenis fraktur ini adalah kondisi ketika patahnya tulang meluas dan menyebar serta cenderung mendorong tulang ke arah permukaan lainnya [5,8].
8. Fraktur Spiral
Fraktur jenis ini utamanya disebabkan oleh cedera rotasi sehingga arah garis patahan tulang berbentuk spiral [5].
9. Fraktur Segmental
Jenis fraktur ini terjadi ketika garis patahnya tulang berjumlah lebih dari satu namun kesemuanya itu tidak berhubungan satu dengan yang lain [5].
10. Fraktur Hairline
Fraktur jenis ini juga diketahui sebagai fraktur stres yang dapat terjadi sebagai dampak dari gerakan atau tekanan berulang pada suatu anggota tubuh [8].
Fraktur jenis ini juga jauh lebih sering serta rentan terjadi pada kaki, khususnya kaki bagian bawah.
11. Fraktur Avulsi
Fraktur jenis ini sangat umum terjadi pada sendi bahu dan lutut.
Ketika kontraksi otot terjadi terlalu kuat, ligamen atau tendon dapat menarik tulang yang menyebabkan terjadinya fraktur [8].
12. Fraktur Komplikasi
Pada jenis fraktur ini, patah tulang dapat disertai dengan gangguan atau kerusakan pada saraf, pembuluh darah vena serta pembuluh darah arteri [8].
Tinjauan Ada 12 jenis fraktur atau kondisi patah tulang tergantung dari lokasi fraktur, penyebab, dan menimbulkan luka atau tidak.
Fraktur atau tulang yang patah terjadi karena terdapat tekanan yang cukup keras pada tulang.
Tulang yang sudah dalam kondisi lemah atau rapuh akan jauh lebih mudah untuk mengalami keretakan atau patah ketika memperoleh tekanan sedikit saja.
Namun pada umumnya, berikut ini adalah deretan penyebab utama patah tulang bisa terjadi [3,4,7,8] :
Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memiliki risiko sama besarnya untuk mengalami patah tulang.
Namun, ada beberapa hal yang menjadi faktor peningkat risiko seseorang bisa jauh lebih mudah mengalami fraktur, yaitu antara lain [1,7] :
Tinjauan Penyebab umum dari patah tulang biasanya meliputi cedera, penggunaan anggota tubuh tertentu secara berlebihan, atau penyakit tertentu terkait dengan tulang (umumnya adalah osteoporosis).
Gejala patah tulang timbul berdasarkan lokasi fraktur itu sendiri serta tingkat keparahannya.
Namun, berikut adalah tanda paling utama dan yang umumnya terjadi saat tulang patah [4,5,6,7,8] :
Pada kasus fraktur tertutup, orang lain tak akan tahu bila seseorang mengalami patah tulang.
Namun pada kasus fraktur terbuka, tulang dapat keluar menembus kulit sehingga menyebabkan luka sobek pada kulit dan tulang pun dapat terlihat dari luar.
Ketika terdapat dugaan gejala fraktur, segera kunjungi dokter untuk memeriksakan diri dan menempuh beberapa metode pemeriksaan ini [5,6,7,8] :
Metode pemeriksaan dengan memindai penting bagi dokter untuk mendapatkan gambar tulang pasien sehingga kondisi tulang dapat terdeteksi secara lebih jelas.
Melalui salah satu atau ketiga metode pemeriksaan tersebut, dokter mampu mendapati tanda kerusakan, jenis, serta lokasi fraktur dalam tubuh pasien.
Umumnya, CT scan dan MRI scan adalah metode pemeriksaan yang membantu dokter untuk memeriksa tulang sekaligus jaringan area lokasi tulang yang patah.
Tinjauan Secara umum, bengkak, memar, nyeri, dan bunyi gemeretak saat menggerakkan tubuh adalah gejala utama fraktur. Untuk menentukan lokasi, jenis dan tingkat keparahan kondisi, pemeriksaan dalam bentuk pemindaian sangat diperlukan.
Dokter dapat menentukan pengobatan atau perawatan seperti apa yang diperlukan setelah mengetahui lokasi patah tulang sekaligus jenis patah tulang itu sendiri.
Namun, secara umum pengobatan dan perawatan yang diperlukan oleh pasien fraktur meliputi tindakan secara medis maupun non-medis.
Pemasangan gips bertujuan utama agar tulang yang patah dapat kembali pulih dan pada tulang yang bergeser dapat kembali pada posisi yang benar [2,4,5,6,7].
Setelah dipasang, gips tidak boleh dilepas secara sembarangan karena pemasangan harus tetap sampai patah tulang benar-benar pulih.
Traksi merupakan metode pengobatan fraktur yang cukup jarang, namun dokter akan memberikannya ketika memang benar-benar dibutuhkan oleh pasien.
Bila area patah tulang memang perlu distabilisasi, maka traksi adalah metode yang tepat.
Traksi bertujuan sebagai peregang otot serta tendong sekeliling tulang yang patah [4,5,6,7].
Dalam hal ini dokter pun akan menggunakan pemberat atau sistem katrol untuk menarik perlahan tulang-tulang yang patah.
Bila fraktur yang terjadi tergolong kompleks, maka tindakan operasi adalah yang paling dianjurkan oleh dokter.
External fixation atau internal fixation adalah yang kemungkinan besar direkomendasikan oleh dokter [4,6,7].
External fixation adalah prosedur pemasangan suatu perangkat pada bagian luar jaringan lunak tubuh supaya posisi tulang yang patah dapat stabil kembali melalui pelat yang dipasang dan dihubungkan dengan sejenis kabel.
Namun bila kondisi tulang yang patah telah berhasil pulih, maka pasien dapat datang kembali ke dokter untuk mengecek dan melepaskan perangkat tersebut.
Internal fixation adalah metode operasi untuk mengimplantasi suatu perangkat yang bertujuan menjaga posisi normal tulang yang patah agar tetap berada di tempatnya.
Metode stabilisasi ini dilakukan dengan menanam pelat khusus, namun biasanya pelat ini bisa terlepas sendiri saat tulang sudah benar-benar pulih.
Namun untuk jauh lebih amannya, periksakan ke dokter dan cek apakah pelat sudah bisa diangkat ketika tulang sudah sembuh.
Dokter kemungkinan besar akan memberikan obat pereda nyeri [2].
Namun untuk penderita osteporosis, biasanya dokter akan memberikan obat sejenis bisphosphonate yang bisa mencegah sekaligus mengatasi osteoporosis.
Untuk bentuk perawatan non-medis, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah [2,8] :
Tinjauan Perawatan patah tulang dapat dilakukan dengan dua cara, yakni perawatan medis dan non-medis. Pemasangan gips, pemberian obat-obatan, operasi dan traksi adalah metode-metode pengobatan medis yang umumnya dilakukan oleh dokter.
Patah tulang rata-rata dapat disembuhkan, namun selalu ada kemungkinan bahwa fraktur yang sangat serius dapat mengakibatkan komplikasi pada tubuh penderita fraktur.
Inilah beberapa kondisi komplikasi yang paling memungkinkan terjadi [8,9] :
Patah tulang adalah jenis kondisi yang tidak selalu dapat dicegah, baik dari luar maupun dari dalam.
Hanya saja, upaya-upaya dalam meminimalisir kerapuhan supaya tidak gampang patah tetap bisa dilakukan dengan berbagai langkah ini : [4,7] :
Tinjauan Tidak semua dan tidak selalu fraktur atau patah tulang dapat dicegah, namun meminimalisirnya dengan menjaga asupan makanan serta melindungi diri dari kecelakaan atau cedera tetap bisa diupayakan.
1) Anonim. OrthoAtlanta - Orthopedics & Sports Medicine. 10 Facts You Must Know about Bone Fractures.
2) Anonim. 2017. American Geriatrics Society’s Health in Aging Foundation. Fractures.
3) Agregasi Antara. 2017. Okezone. Kasus Patah Tulang Meroket, Saatnya Gunakan Implan Tulang Buatan Sendiri.
4) Anonim. American Academy of Orthopaedic Surgeons. Fractures (Broken Bones).
5) Anonim. Stanford Health Care. Fracture.
6) Emmanuel Konstantakos, MD. 2018. Signs, Sports-health. Symptoms, and Treatment for Bone Fractures.
7) Anna Zernone Giorgi & William Morrison MD. 2016. Healthline. Fracture.
8) Anonim. 2014. Better Health. Bone fractures.
9) Dr Hayley Willacy & Dr Colin Tidy. 2019. Patient. Complications from Fractures.