Gagap adalah gangguan kemampuan bicara dimana penderitanya sering mengulang-ulang atau memanjangkan kata-kata, suku kata, atau gabungan kata.
Daftar isi
Gagap adalah salah satu gangguan bicara yang ditandai oleh pengulangan bunyi, suku kata, atau kata-kata, memanjangkan bunyi, dan interupsi pada saat bicara yang dikenal dengan istilah ‘blok’.
Kita semua memiliki kapasitas untuk mengalami kondisi ini, mungkin saat interview kerja yang menyebabkan stres, saat menghubungi layanan darurat di telepon, atau saat menyampaikan presentasi di depan banyak orang.
Tetapi, pada beberapa orang, gagap adalah masalah yang terus berlanjut dan membutuhkan bantuan profesional, misalnya terapi bicara.
Seseorang dikategorikan gagap bila ia: [1, 2, 3, 4]
Orang yang gagap sebenarnya tahu apa yang ingin dikatakannya tetapi mengalami kesulitan untuk berbicara dengan lancar. Gangguan bicara ini juga bisa disertai dengan tingkah laku yang menampakkan kondisi susah payah, misalnya mata berkedip-kedip dengan cepat atau bibir gemetar.
Gagap bisa membuat penderitanya kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan hal ini seringkali mempengaruhi kualitas hidup dan hubungan pribadinya.
Tingkat keparahan gagap berbeda pada tiap orang serta situasi yang berbeda. Seseorang mungkin mengalami satu episode gagap yang kemudian diikuti dengan masa dimana ia bisa berbicara dengan lancar. [4]
Ada dua jenis gagap yang utama: [1, 2, 4]
Seperti yang telah disebutkan, gagap ditandai oleh pengulangan kata, bunyi, atau suku kata dan gangguan pada kelancaran berbicara yang dianggap normal.
Misalnya, seseorang yang gagap mungkin akan mengulangi konsonan yang sama, seperti K, G, atau T. Ia juga mungkin kesulitan mengucapkan bunyi-bunyi tertentu atau mengawali suatu kalimat.
Stress yang disebabkan oleh gagap bisa tampak dalam bentuk: [1, 3]
Beberapa anak mungkin tidak sadar bahwa diri mereka gagap.
Situasi tertentu dan lingkungan dengan tingkat stress tinggi bisa menaikkan kemungkinan terjadinya gagap. Bicara di depan umum bisa jadi sesuatu yang sangat sulit bagi mereka yang mengalami gagap.
Para ahli masih belum sepenuhnya yakin tentang apa yang menyebabkan gagap. Diketahui bahwa orang yang gagap biasanya juga memiliki anggota keluarga yang juga gagap, meskipun tingkat keparahannya mungkin berbeda.
Faktor-faktor berikut juga bisa menjadi penyebab atau pemicu gagap: [1, 2, 3, 4]
Ketika anak belajar berbicara, mereka seringkali gagap, terutama di usia sangat muda ketika kemampuan berbicara dan berbahasa mereka masih dalam tahap perkembangan. Gejala yang dialami anak-anak biasanya semakin berkurang seiring semakin matangnya kemampuan ini, hingga akhirnya hilang dengan sendirinya.
Jika sinyal antara otak dengan syaraf dan otot bicara tidak bekerja seperti seharusnya, gagap bisa terjadi. Faktor ini bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa setelah stroke atau cedera otak.
Hal-hal berikut termasuk penyebab gagap neurogenik:
Dulu dipercaya bahwa penyebab utama dari terjadinya gagap jangka panjang adalah sesuatu yang bersifat psikologis. Tetapi, sekarang telah terbukti, bahwa ini tidak benar.
Tetapi, faktor-faktor psikologis memang bisa membuat gagap menjadi semakin parah pada orang-orang yang sebelumnya sudah gagap.
Misalnya, stres, malu, dan kecemasan bisa membuat gagap menjadi semakin jelas, tetapi bukan penyebab utama terjadinya gangguan bicara ini.
Dengan kata lain, kecemasan, rasa tidak percaya diri, kegugupan, dan stres tidak menyebabkan gagap, tetapi hidup dengan gangguan bicara yang menjadi stigma kadang-kadang bisa membuat gejala gagap menjadi semakin buruk.
Gagap biasanya didiagnosa oleh pathologist bicara-bahasa, yaitu ahli yang telah dilatih untuk memeriksa dan merawat orang-orang dengan gangguan suara, bicara, dan bahasa. [1, 2]
Pathologist bicara-bahasa akan mempertimbangkan sejumlah faktor penyebab, termasuk riwayat gagap pasien (kapan mulai terjadi dan dalam situasi apa saja), analisa sikap gagap pasien, serta evaluasi kemampuan bicara dan bahasanya dan bagaimana dampaknya pada kehidupan sehari-hari.
Ketika melakukan evaluasi pada pasien yang masih berusia anak-anak, pathologist akan mencoba mencari tahu apakah gagap yang dialaminya akan berlanjut atau nantinya akan hilang dengan sendirinya.
Untuk melakukan ini, pathologist akan mempertimbangkan beberapa faktor misalnya riwayat gagap dalam keluarga, apakah gagap yang dialaminya sudah berlangsung lebih dari 6 bulan, dan apakah anak menunjukkan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan bicara atau bahasa.
Tidak semua anak yang gagap membutuhkan perawatan karena bila disebabkan oleh faktor perkembangan kemampuan bicara, maka biasanya akan hilang dengan sendirinya. Tetapi beberapa anak yang gagap mungkin akan dirujuk untuk melakukan terapi.
Terapi bicara bisa mengurangi interupsi saat berbicara dan meningkatkan kepercayaan diri anak. Terapi seringkali berfokus pada pengendalian pola bicara dengan mendorong anak untuk memperhatikan kecepatan bicaranya, nafasnya, serta tekanan laringeal. [1, 2, 3, 4]
Mereka yang biasanya membutuhkan terapi bicara adalah yang:
Orangtua juga bisa mengguanak teknik-teknik yang diajarkan dalam terapi untuk membantu anak mereka agar tidak terlalu khawatir tentang gagap yang dialaminya. Kesabaran saat mendengarkan anak yang gagap sangatlah penting, demikian juga dengan meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan mereka.
Peralatan elektronik juga bisa digunakan untuk mengatasi gagap. Salah satu caranya adalah dengan mendorong anak untuk bicara lebih pelan dengan memutar kembali rekaman suara anak dengan kecepatan yang dikurangi dan memintanya untuk mendengarkan dan mengikuti rekaman tersebut.
Alat lainnya bisa dipakai oleh anak, bentuknya mirip alat bantu dengar, yang akan mengeluarkan suara di latar belakang (background noise) yang telah diketahui bisa membantu mengurangi gagap. [1, 2, 3, 4]
Tidak ada obat-obatan yang telah terbukti bisa mengurangi gagap. Meskipun demikian, sebuah penelitian menunjukkan bahwa hiperaktivitas otot yang mempengaruhi cara bicara serta obat yang digunakan untuk menurunkan hiperaktivitas ini mungkin bisa membantu. [1]
Terapi alternatif seperti akupunktur, stimulasi elektrik pada otak, dan teknik pernafasan juga telah diteliti tetapi tidak terbukti efektif.
Gagap bukanlah suatu kondisi yang bisa dicegah, tetapi gejala-gejalanya bisa dikurangi melalui berbagai cara. Selain itu, bila penyebabnya bersifat neurogenik, maka gagap sendiri bukanlah kondisi utama melainkan salah satu gejala dari gangguan kesehatan lain yang lebih membutuhkan penanganan.
1. Rachel Nall, MSN, CRNA, Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. Stuttering. Healthline; 2019.
2. National Institute on Deafness and Other Communication Disorders. Stuttering. National Institutes of Health; 2017.
3. Aaron Kandola, Nancy Carteron, M.D., FACR. How does rheumatoid arthritis affect the ankles? Medical News Today; 2018.
4. NHS Team. Stammering. British National Health Service; 2019.