Penyakit & Kelainan

Ketahui 7 Gejala Osteoporosis pada Wanita

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Dapat terjadi pada siapa saja, gejala osteoporosis pada wanita berusia lanjut berpotensi empat kali lebih sering mundul daripada pada pria.[1]

Data penelitian di Amerika menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 8 juta dengan total 10 juta penderita osteoporosis adalah wanita.[2] Berdasar prevalensi tersebut, peneliti mengambil kesimpulan bahwa wanit berusia di atas lima puluh tahun lebih rentan terkena osteoporosis.[3]

Penyebab Osteoporosis pada Wanita

Tulang merupakan organ yang terus menerus melakukan pembaruan. Ketika masih muda, tubuh membuat tulang baru lebih cepat sehingga massa serta ketahanan tulang meningkat. Seiring bertambahnya usia, massa tulang hilang lebih cepat daripada pembentukannya. [4]

Pengeroposan tulang atau osteoporosis adalah penyakit yang umum terjadi pada usia senja.[5] Meski demikian, bentuk tulang lebih kecil dan tipis menyebabkan wanita lebih sering terkena osteoporosis dibanding pria.[6] Penyebab lain yang menjadi alasan wanita lebih rentan menderita osteoporosis adalah:

Setelah melewati masa menopause produksi hormon estrogen oleh ovarium secara signifikan berkurang, padahal hormon estrogen memegang peran menjaga kepadatan tulang. Jumlah estrogen yang tidak terpenuhi menyebabkan wanita berusia senja lebih mungkin terkena pengeroposan tulang.[7]

Tidak hanya menopause, kondisi lain seperti histerektomi (pengangkatan rahim)[8], tidak adanya menstruasi dalam kurun waktu tertentu akibat aktivitas fisik berlebih atau lainnya,[9] juga kegagalan fungsi rahim,[10] turut memainkan peran penting dalam menghasilkan hormon estrogen.

Kondisi di atas mungkin menjadi pemicu terjadinya osteoporosis di usia lanjut pada wanita.  

  • Penyakit Autoimun

Tidak spesifik merujuk penyebab osteoporosis pada jenis kelamin tertentu, nyatanya penyakit autoimun lebih banyak menyerang wanita.[11] Hal ini tentu berkaitan dengan tingginya angka osteoporosis pada wanita berusia lanjut.

Rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan multiple sclerosis mejadi penyakit autoimun yang lebih sering terdapat pada wanita daripada pria.

  • Kondisi ‘Triad Atlet Wanita’

Triad atlet wanita merupakan kondisi seseorang tidak lagi mendapatkan menstruasi dibarengi dengan gejala lain.  Seseorang dengan Triat Atlet Wanita mengalami pengurangan energi yang dapat disertai dengan gangguan makan dan penurunan kepadatan mineral tulang.[12]

Gejala Osteoporosis pada Wanita

Osteoporosis sering dianggap sebagai penyakit diam yang artinya seringkali tidak terdeteksi sampai muncul kondisi lainnya, seperti patah tulang.[5] Meski demikian, gejala osteoporosis yang mungkin muncul di antaranya:

  • Kekuatan Cengkeraman Berkurang

Sebuah penelitian tentang osteoporosis pada wanita pasca menopause menunjukkan adanya penurunan kekuatan cengkeraman. Penyebabnya adalah berkurangnya kadar mineral dalam tulang sebagai tanda awal osteoporosis.[13]

Penurunan kemampuan dalam menggenggam serta mencengkeram ini dapat berakibat fatal, yakni meningkatnya kemungkinan kecelakaan seperti terjatuh.

  • Mudah Terjadi Fraktur

Pengeroposan pada tulang atau osteoporosis menyebabkan organ ini tidak mampu menahan benturan atau tekanan yang umumnya tidak terlalu keras. Seperti jatuh dari posisi berdiri yang pada tulang sehat tidak berakibat apa-apa, tetapi pada penderita osteoporosis mungkin menyebabkan fraktur serius.[14]

Beberapa fraktur tulang akibat osteoporosis bahkan dapat dipicu oleh bersin atau batuk yang kuat. [15] Fraktur bisa terjadi di setiap tubuh. Namun, fraktur baik patah maupun retak pada tulang akibat osteoporosis paling sering terjadi pada tulang pinggul, tulang pergelangan tangan, serta tulang belakang (vertebrata). [15]

  • Kehilangan Tinggi Badan

Fraktur yang merupakan sebutan untuk kondisi tidak normal pada tulang seperti retak atau patah, menjadi ciri khas osteoporosis. Kehilangan tinggi badan secara bertahap akibat adanya fraktur tulang belakang merupakan gejala paling tampak saat seseorang mengidap osteoporosis.[16]

Wanita dengan osteoporosis sangat mungkin kehilangan tinggi badan hingga beberapa inci dari tinggi badan normal sebelumnya.[5]

  • Postur Tubuh Melengkung

Gejala kehilangan tinggi badan sering terjadi dibarengi dengan perubahan postur badan baik membungkuk atau kifosis.[17] Kondisi ini disebut fraktur kompresi dan umumnya menyebabkan timbulnya punuk seperti unta akibat tubuh yang melengkung.[5]

  • Nyeri pada Bagian Tubuh

Fraktur kompresi tulang belakang tidak hanya berakibat pada kehilangan tinggi badan dan perubahan postur tubuh. Fraktur ini bisa sangat menyakitkan, penyebabnya yakni terjepitnya saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang oleh tulang yang retak. [18]

Kondisi tulang yang menghimpit saraf menyebabkan rasa nyeri di titik tubuh tertentu, seperti leher, punggung, pergelangan tangan, dan lokasi lain terutama letak terjadinya fraktur. Gejala nyeri dapat berkisar dari nyeri ringan hingga nyeri yang menyebabkan terhalangnya aktivitas sehari-hari.[16]

Perubahan postur tubuh yang semakin membungkuk menyebabkan paru-paru ikut tertekan. Timbulnya sesak napas sangat mungkin terjadi karena kapasitas paru-paru menjadi lebih kecil akibat cakram pernapasan tekompresi.[17]

Sesak napas juga disebabkan oleh ketidakmampuan tulang rusuk untuk mengembang sepenuhnya saat proses menghirup udara terjadi.[19]

  • Penurunan Kondisi Kesehatan

Survei yang dipublikasikan oleh Australian Institute of Health and Welfare menunjukkan bahwa seseorang dengan osteoporosis menilai kesehatannya berada dalam kondisi buruk daripada mereka yang tidak memiliki osteoporosis.[20]

Kerapuhan tulang memungkinkan menyebabkan gangguan pada beberapa organ lain dan mengakibatkan kondisi kesehatan mengalami penurunan.

Melemahnya struktur tulang dapat menyebabkan penyintas osteoporosis kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Berkurangnya massa tulang, pelemahan otot, hingga gangguan keseimbangan sangat memungkinkan seseorang dengan osteoporosis mengalami kecelakaan, kecacatan, dan bahkan peningkatan risiko kematian dalam tahun pertama setelah cedera.[4]

Mendeteksi dan Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Sebagai silent disease, gejala osteoporosis di atas tidak selalu muncul kecuali kondisi pengeroposan tulang telah berlangsung cukup parah.  

Bagi wanita berusia 50 tahun ke atas, mendeteksi terjadi atau tidaknya pengeroposan tulang sejak dini adalah langkah tepat mengenal osteoporosis pada tubuh. Dokter akan melakukan dual-energi x-ray absorptiometry (DXA) khusus tulang serta tes kepadatan tulang untuk mengetahui kesehatan tulang Anda.[20]

Adapun pencegahan osteoporosis bisa dilakukan dengan mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, melakukan pengecekan sejak dini guna mengetahui skor T Anda, menghindari hal-hal yang menyebabkan pengeroposan tulang seperti konsumsi alkohol, pola hidup sehat, dan memastikan beraktivitas cukup agar otot dan tulang sehat hingga hari tua.[21]

1. Alswat KA. Gender Disparities in Osteoporosis. May;9(5):382-387. J Clin Med Res; 2017
2. Wright, NC, Looker, AC, Saag, KG, Curtis, JR, Delzell, ES, Randall, S., dkk. (2014). The Recent Prevalence of Osteoporosis and Low Bone Mass in the United States Based on Bone Mineral Density at the Femoral Neck or Lumbar Spiner. 29(11). J Bone Miner Res; 2016.
3. Christenson ES, Jiang X, Kagan R, et al. Osteoporosis management in post-menopausal women. Jun;64(3). Minerva Ginecol; 2012.
4. Anonim. Osteoporosis. Mayo Clinic; 2021
5. Sözen T, Özışık L, Başaran NÇ. An overview and management of osteoporosis. Mar;4(1). Eur J Rheumatol; 2017
6. Anonim. What Women Need to Know. Bone Health and Osteoporosis Foundation; 2021
7. Anonim. What is Osteoporosis and What Causes It?. Bone Health and Osteoporosis Foundation; 2021
8. Choi HG, Jung YJ, Lee SW. Increased risk of osteoporosis with hysterectomy: A longitudinal follow-up study using a national sample cohort. Jun;220(6):573.e1-573.e13. Am J Obstet Gynecol; 2019.
9. David A. Klein, MD, MPH, Merrily A. Poth, MD, Amenorrhea: An Approach to Diagnosis and Management. Jun 1;87(11). Am Fam Physician; 2013
10. Akkawi I, Zmerly H. Osteoporosis: Current Concepts. Jun 14;6(2) Joints; 2018.
11. Angum F, Khan T, Kaler J, et al. The Prevalence of Autoimmune Disorders in Women: A Narrative Review. May 13;12(5):e8094. Cureus; 2020.
12. Nazem TG, Ackerman KE. The female athlete triad. Jul;4(4). Sports Health; 2012
13. Yi-Zhong Li, Hua-Feng Zhuang, Si-Qing Cai, Chang-Kun Lin, Pei-Wen Wang, Li-Sheng Yan, Jin-Kuang Lin, Hai-Ming Yu. Low Grip Strength is a Strong Risk Factor of Osteoporosis in Postmenopausal Women. Feb;10(1). Orthopaedic Surgery; 2018
14. Anonim. Osteoporosis Overview. National Institute of Health (NIH) Osteoporosis and Related Bone Disease National Resources Center; 2021
15. Anonim. Osteoporosis. Office of Woman’s Health; 2021
16. Melinda Ratini, DO, MS. Understanding Osteoporosis – Symptoms. WebMD; 2021
17. Anonim. Osteoporosis. Cleveland Clinic; 2020.
18. Anonim. Osteoporosis Symptoms. Healthline; 2021
19. Pauline M. Camacho MD, FACE, Daniel J. Toft MD, PhD. Osteoporosis Complications. Endocrineweb; 2021
20. Anonim. Osteoporosis. Australian Institute of Health and Welfare; 2020
21. Pauline M. Camacho MD, FACE, Daniel J. Toft MD, PhD. Osteoporosis Prevention. Endocrineweb; 2021

Share