Penyakit & Kelainan

8 Gejala Sering Sariawan yang Patut di Waspadai

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sariawan atau yang lebih dikenal dalam istilah ilmiahnya Stomatitis Aphtosan [1] merupakan sebuah kelainan yang terjadi pada selaput lendir membran mulut yang menyebabkan peradangan atau infeksi pada bagian mulut, lidah dan tenggorokan [1].

Untuk bentuknya sendiri sariawan berbentuk bulat atau lonjong berwarna putih agak sedikit cekung kemudian pinggirannya berwarna agak sedikit kemerahan atau disebut dengan inflamasi. Infeksi ini umumnya dialami pada bayi dan dapat terjadi juga pada semua jenjang usia [1].

Banyak yang mengatakan seseorang yang mengalami sariawan akan merasa sakit, perih, tidak nyaman bahkan kehilangan nafsu makan. Pada tahap awal, infeksi mulut mungkin tidak akan menimbulkan gejala apapun. Tetapi lama-kelamaan infeksi ini akan menimbulkan penyakit yang cukup serius seperti: kanker mulut, gingivostomatitis, autoimun dan lain sebagainya [2].

Berikut ini 8 gejala sariawan dan cara konsultasi ke dokter. Adapun gejala sariawan yang kita alami sebagai berikut:

1. Bercak-bercak putih atau kuning

Timbulnya bercak-bercak yang membenjol pada area pipi lidah, amandel, gusi, atau bibir di bagian mulut diakibatkan karena infeksi penurunan kekebalan tubuh. Infeksi ini biasanya kita terlalu sering mengkonsumsi obat-obatan (aspirin,inflasi nonsteroid, obat sulfa, serta nikotin oral) [2] [3]atau lingkungan kita yang kurang bersih sehingga jamur kandida mudah untuk berkembang biak. Faktor lainnya yang sering terjadi diakibatkan karena diabetes dan merokok.

2. Benjolan tergores yang mengakibatkan pendarahan

Benjolan sangat umum terjadi hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai hal, termasuk tergores, cedera, iritasi, dan infeksi. Kondisi ini akan mempengaruhi mulut terasa aneh. Namun, perlu kita perhatikan juga apabila benjolan itu tidak kunjung hilang, ini bisa mengakibatkan penyebaran penyakit lain yang lebih ganas yaitu kanker getah bening. Untuk itu jika hal ini dialami oleh kita segera periksakanlah ke dokter [3].

3. Mulut terasa perih dan panas seperti kapas yang terbakar

Mungkin sebagian dari kita yang mengalami sariawan merasakan panas pada bagian mulut. Mulut mengandung membran mukosa yang berfungsi untuk menjaga mulut terhindar dari virus dan infeksi serta untuk mempertahankan kekebalan pada mulut [3].

Jika mulut mudah terinfeksi itu akan membuat mulut kering. Solusinya adalah perbanyak minum air putih dan hindari makan-makanan pedas. Memakan makanan yang pedas dan panas akan menyebabkan luka bakar pada mukosa [3].

4. Keretakan kulit pada bagian ujung mulut

Keretakan kulit pada bagian ujung mulut memang terasa sakit. Sebenarnya belum bisa dipastikan penyebab dari masalah keretakan pada kulit bagian mulut. Namun, bisa diprediksi bahwa keretakan ini bisa jadi akibat suatu benturan keras diarea mulut saat mengunyah makanan terlalu keras, gusi yang rusak, atau akibat dari infeksi peradangan yang menyebabkan bibir pecah-pecah [4].

5. Peradangan di area mulut dan lidah sehingga sulit untuk menelan

Sariawan mulut sering kita temukan pada anak-anak. Anak biasanya mengalami sariawan dapat merasakan terganggu saat melakukan pengunyahan, menelan, dan saat berbicara. Penyebab terjadinya sariawan terutama pada anak-anak antara lain ketidakseimbangan asupan nutrisi, imunitas menurun, traumatis dan hal-hal lain yang tidak diketahui [4].

6. Hilangnya citra rasa

Seringkali kita tergesa-gesa saat mengunyah makanan, alhasil terkadang mulut atau lidah tergigit. Luka mulut yang ditimbulkan sendiri dan tidak disengaja akan menimbulkan sering terjadi terutama pada bibir dan lidah [4]. Sariawan bisa menyebabkan perubahan pada hormon.

Hormon ini akan mengalami penurunan ketika mulut mengalami peradangan. Peradangan pada gusi dan mulut meyebabkan makanan atau minuman terasa hambar. Sehingga kita akan kehilangan selera makan. Sariawan terlalu berat akan menimbulkan demam,kelelahan, dan pembengkakan [5].

Kita harus dapat membedakan antara sariawan biasa dan sariawan yang berat. Sariawan biasa hanya mengalami peradangan saja, ini bisa disembuhkan dalam waktu dua minggu tetapi sariawan berat bisa diikuti dengan demam yang tinggi, perubahan suara, berat badan menurun dan dalam waktu lebih dari 2 minggu ini tidak kunjung sembuh atau justru keadaannya akan semakin buruk [5].

Jika anda mengalami gejala seperti ini segeralah periksa ke dokter untuk mengecek tekanan darah, kadar imunitas dan untuk mengetahui zat antibodi dalam tubuh kita [5].

7. Gusi membengkak

Pembengkakan pada gusi biasanya saat gusi bertemu dengan gigi tergantung pada seberapa besar peradangan yang dialaminya. Pembengkakan pada gusi ditandai dengan peradangan pada bagian gusi kemudian diikuti dengan nyeri hebat pada mulut [5].

Penyebabnya karena sisa-sisa makanan yang tertinggal disela-sela gigi dan gusi yang mengandung kuman dan bakteri mudah masuk sehingga mengalami penumpukan pada bagian gusi tersebut. Gusi yang meradang dapat mudah diobati dengan langkah-langkah berikut seperti: perbaikan nutrisi, menggunakan pasta gigi yang anti-sensitif dan rajin  menyikat gigi [5].

8. Perubahan Hormon

Seseorang yang mengalami sariawan biasanya mengalami penurunan hormon, namun penurunan hormon [5] ini lebih sering dialami oleh ibu hamil karena lonjakan hormon kewanitaan akan berubah-rubah. Hal ini akan mengubah cara gusi bereaksi sehingga timbullah iritasi di plak lebih bengkak, kemerahan, dan terkadang mudah sekali berdarah saat menggosok gigi.

Kapan Konsultasi ke Dokter ?

Jika anda memiliki 8 gejala sariawan diatas segerakanlah periksa ke dokter untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi kedepannya. Meskipun sariawan akan membaik dengan sendirinya, tetapi kita harus tetap waspada [5] .

Apabila dalam kurun waktu dua minggu anda tidak kunjung sembuh, anda wajib untuk mengkonsultasikan ke dokter mengenai keluhan yang dialami ini. Sebaiknya cek secara rutin kesehatan mulut dan gigi minimal seminggu sekali agar terhindar dari berbagai penyakit terutama sariawan [5].

[1] Wallace A, Rogers HJ, Hughes SC, et al. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Management of recurrent aphthous stomatitis in children. 2015.
[2] Reshaw PM. bmcoralhealth.biomedcentral.com. Detection and diagnosis of periodontal conditions amenable to prevention.2015
[3] Dent J (Basel). mdpi.com. Oral White Lesions: An Updated Clinical Diagnostic Decision Tree. 2019.
[4] Mortazavi H., Safi Y., Baharvand M., Rahmani S., Jafari S. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Peripheral Exophytic Oral Lesions: A Clinical Decision Tree. 2017.
[5] García, M. S. F., & Teruya-Feldstein, J. semanticscholar.org. The diagnosis and treatment of dyskeratosis congenita: a review. 2014

Share