Gusi adalah bagian yang sangat penting dalam hal kesehatan mulut. Gusi terbuat dari jaringan padat yang melindungi tulang rahang. Jaringan ini tebal, berserat, dan penuh dengan pembuluh darah.
Jika gusi mengalami pembengkakan, maka ia akan tampak menonjol. Pembengkakan pada gusi biasanya berawal di perbatasan antara gigi dengan gusi.
Gusi bengkak akan menjadi iritasi, sensitif, terasa nyeri, dan mudah berdarah bila terkena sikat gigi atau dental floss.
Penyebab Gusi Bengkak
Gusi yang bengkak dan meradang bisa berkembang menjadi rasa tidak nyaman yang serius. Penyebab utama dari terjadinya gusi bengkak adalah penyakit pada gusi. Namun, cara menyikat gigi atau penggunaan dental floss yang kurang tepat, tembakau, kemoterapi, perubahan hormon, dan iritasi dari pemakaian kawat gigi juga bisa menjadi penyebab. [1, 3, 4]
1. Gingivitis
Gingivitis adalah penyebab gusi bengkak yang paling umum. Ini adalah penyakit gusi yang mengakibatkan gusi menjadi iritasi dan bengkak. Banyak orang tidak sadar mereka mengalami gingivitis karena gejala-gejalanya biasanya ringan saja. Namun, bila tidak segera diobati, gingivitis bisa berkembang menjadi kondisi yang jauh lebih serius yang disebut periodontis dan bahkan gigi lepas.
Gingivitias seringkali diakibatkan oleh buruknya kebiasaan menjaga kesehatan mulut, yang menyebabkan plak menumpuk di batas antara gusi dan gigi. Plak adalah lapisan yang terdiri dari bakteri dan sisa makanan yang menempel di gigi dalam jangka waktu tertentu. Jika plak tidak segera dibersihkan, ia akan berubah menjadi tartar dalam beberapa hari.
Tartar adalah plak yang mengeras dan biasanya tidak bisa dibersihkan hanya dengan menggunakan sikat gigi. Tartar harus dibersihkan oleh dokter gigi menggunakan alat khusus sebelum menyebabkan gingivitis.
2. Hormon
Beberapa wanita mengalami masalah kesehatan gusi saat memasuki masa puber, mulai mengalami menstruasi, kehamilan, dan menopause.
Meningkatnya hormon saat masa puber bisa meningkatkan aliran darah ke gusi, menyebabkannya menjadi kemerahan, bengkak, dan sensitif.
Bagi wanita yang mengalami gingivitis akibat menstruasi, gusinya biasanya membengkak menjelang datang bulan. Masalah ini akan hilang dengan sendirinya begitu mesntruasi dimulai.
Gingivitis akibat kehamilan biasanya dimulai di bulan kedua atau ketiga kehamilan dan terus berlangsung hingga bulan kedelapan, menyebabkan gusi menjadi pedih, bengkak, bahkan berdarah.
Meskipun jarang terjadi, beberapa wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami gusi kering yang akhirnya jadi mudah iritasi, pedih, dan berdarah.
Perubahan hormon juga bisa menghambat kemampuan tubuh untuk melawan bakter yang biasanya menyebabkan infeksi gusi. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya gingivitis.
3. Kurang gizi
Kekurangan vitamin, terutama vitamin B dan C, bisa menyebabkan gusi membengkak. Vitamin C, misalnya, memiliki peran pentin dalam merawat dan memperbaiki gigi dan gusi. Jika kadar vitamin C dalam tubuh terlalu rendah, maka penyakit gusi lebih mudah terjadi.
4. Infeksi
Infeksi yang disebabkan oleh jamur dan virus bisa berpotensi menyebabkan gusi bengkak. Jika seseorang memilki herpes, maka ia juga memiliki kemungkinan mengalami kondisi gingivostomatitis akut, yang menyebabkan gusi membengkak.
Berlebihnya pertumbuhan jamur yang secara alami ada dalam mulut juga bisa menyebabkan gusi bengkak. Kebusukan gigi yang tidak segera diobati bisa mengakibatkan abses gigi, yang membuat gusi di bawah bagian gigi yang busuk tersebut menjadi membengkak.
Mengatasi dan Mengobati Gusi Bengkak
Langkah pertama untuk mengobati gusi bengkak adalah dengan memeriksakannya ke dokter.
Menemui dokter untuk membersihkan gigi secara menyeluruh dan pemeriksaan rutin bisa mencegah terjadinya masalah kesehatan mulut serta mendeteksi penyakit yang baru mulai terbentuk.
Jika gusi bengkak lebih dari dua minggu, segera temui dokter. Dokter akan menanyakan keluhan apa saja yang dialami dan apakah sedang mengandung. Pemeriksaan X-ray dan pemeriksaan darah mungkin diperlukan, tergantung dari kondisi yang dialami.
Tergantung dari penyebab bengkaknya gusi, dokter mungkin akan meresepkan obat kumur dan pasta gigi yang bisa mencegah gingivitis dan mengurangi plak. Pada beberapa kasus, antibiotik juga mungkin diperlukan.
Jika gingivitis sudah memasuki tahap lanjut dan ekstrim, dokter mungkin akan menyarankan pembedahan. Salah satu pengobatan yang umum untuk kondisi ini adalah pengangkatan bagian gusi yang terkena penyakit, plak gigi, dan tartar di bagian akar gigi agar gusi yang tersisa bisa pulih.
Untuk perawatan di rumah, beberapa hal berikut bisa dilakukan: [1, 3, 4]
- Tenangkan gusi dengan menyikat dan menggunakan dental floss secara lembut, sehingga bagian yang bengkak tidak mengalami iritasi.
- Bersihkan mulut menggunakan air larutan garam untuk membasmi bakteri dalam mulut.
- Minum banyak air putih. Air putih bisa membantu merangsang produksi air liur yang bisa melemahkan bakteri penyebab penyakit dalam mulut.
- Hindari penyebab iritasi, termasuk obat kumur yang terlalu kuat, alkohol, dan tembakau.
- Letakkan kompres hangat di bagian pipi untuk mengurangi nyeri di gusi. Kompres dingin bisa membantu meredakan pembengkakan.
- Berkumur menggunakan obat kumur yang mengandung lidah buaya untuk meredakan pembengkakan.
- Sikat gigi menggunakan bubuk kunyit. Kunyit memiliki sifat anti-inflamasi, sehingga bisa digunakan untuk mengatasi gusi bengkak yang baru mulai terbentuk.
Mencegah Terjadinya Gusi Bengkak
Ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya gusi bengkak, termasuk menjaga kebersihan mulut dan mengonsumsi makanan yang sehat. [1, 2, 3, 4]
- Sikat gigi setidaknya dua kali sehari. Pastikan untuk menyikat gigi dengan benar dan menyeluruh agar tidak ada sisa makanan yang tertinggal, terutama di garis batas gusi dan gigi.
- Gunakan dental floss. Kebiasaan ini hanya butuh dilakukan selama beberapa menit, namun pengaruhnya sangat besar bagi kesehatan gusi dalam jangka panjang.
- Gunakan obat kumur setiap hari. Mouthwash yang mengandung antiseptik bisa membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit gusi.
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, termasuk yang mengandung banyak vitamin C dan kalsium.
- Minum banyak air putih. Minum air putih, terutama setelah makan, bisa membantu membersihkan sisa makanan yang menempel di gigi dan mencegah bertumbuhkan bakteri yang bisa membentuk plak yang bisa merusak gusi.
- Berhenti merokok atau mengunyah tembakau.
- Berhati-hati dengan makanan atau minuman yang terlalu panas atau dingin. Bila memiliki masalah dengan gusi, lebih baik mengonsumsi makanan atau minuman yang hangat atau dingin.
- Hindari stress. Stress bisa meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh yang bisa meningkatkan risiko terjadinya peradangan di seluruh tubuh, termasuk gusi.
- Hindari minuman yang mengandung banyak gula, karena bisa bisa berkontribusi menyebabkan penumpukan bakteri di mulut.
- Hindari minum alkohol atau menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol karena bisa menyebabkan gusi kering dan iritasi.
- Hindari makanan yang tajam, seperti keripik, biji-bijian dan popcorn, yang bisa menyangkut di sela gusi dan gigi serta menyebabkan rasa nyeri.
Jika Anda mengalami gusi bengkak atau meradang, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan saran perawatan yang terpat. Dokter bisa memastikan apa penyebab pembengkakan gusi tersebut dan membantu mengembalikan kesehatan gusi.