Penyakit & Kelainan

Gigi Berlubang: Penyebab dan Pencegahan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : drg. Jefrianto Wololy
Koreksi Perbaiki paragraf pertama yang mencantumkan: "Gigi berlubang dan karies adalah dua diantara gangguan kesehatan mulut yang paling umum di dunia." Gigi berlubang dan karies merupakan hal yang

Gigi berlubang dan karies adalah dua diantara gangguan kesehatan mulut yang paling umum di dunia. Penyakit ini terutama dialami oleh anak-anak, remaja dan orang lanjut usia. Tetapi semua orang yang memiliki gigi tentu bisa mengalami gigi berlubang, termasuk bayi.

Jika lubang pada gigi tidak segera diobati, maka bisa menjadi semakin lebar dan mempengaruhi lapisan gigi yang lebih dalam kemudian menyebabkan sakit gigi, infeksi, bahkan gigi lepas.

Tentang Gigi Berlubang

Lubang gigi adalah rusaknya lapisan terluar gigi yang disebut enamel akibat penumpukan plak. Lengketnya plak menyebabkan asam yang terkandung di dalamnya terus menerus bersentuhan dengan gigi sehingga enamel perlahan-lahan terkikis kemudian terjadilah lubang. [1, 2, 3]

Gigi berlubang lebih sering terjadi pada anak-anak, namun perubahan yang terjadi seiring pertambahan usia bisa menyebabkan lubang gigi menjadi masalah juga pada orang dewasa.

Kerusakan atau pembusukan gigi disebut karies, dan karies yang sudah memburuk akan mengakibatkan lubang pada gigi.

Menurunnya posisi gusi, dibarengi dengan meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit gusi, bisa membuat akar gigi mudah terpapar plak. Akar gigi dibungkus oleh cementum, jaringan yang lebih lunak daripada enamel. Cementum ini lebih mudah terkena pembusukan dan lebih sensitif bila terkena sentuhan serta makanan dan minuman yang terlalu panas atau dingin.

Orang-orang berusia diatas 50 tahun lebih umum terkena kerusakan atau lubang pada akar gigi ini.

Gejala Gigi Berlubang

Gejala dan tanda-tanda terjadinya gigi berlubang bisa bermacam-macam, tergantung dari seberapa parah dan dimana letak lubangnya.

Ketika lubang baru mulai terbentuk, mungkin tidak ada gejala apapun yang muncul. Namun ketika kondisinya memburuk, tanda-tanda berikut bisa mulai dirasakan: [1, 2]

  • Sakit gigi dengan nyeri yang datang tiba-tiba atau tanpa sebab yang jelas
  • Gigi menjadi sensitif
  • Nyeri mulai dari yang sedang hingga tajam saat makan atau minum sesuatu yang manis, panas atau dingin
  • Lubang atau titik hitam yang bisa dilihat pada gigi
  • Noda kecoklatan, hitam atau putih di permukaan gigi
  • Nyeri ketika menggigit sesuatu

Penyebab Gigi Berlubang

Lubang pada gigi disebabkan oleh plak, zat yang lengket dan melekat pada gigi. Plak adalah campuran dari:

  • Bakteri
  • Ludah
  • Asam
  • Sisa-sisa makanan

Semua orang memiliki bakteri dalam mulutnya. Setelah makan atau minum sesuatu yang mengandung gula, bakteri dalam mulut akan mengubah gula menjadi asam. Kemudian plak akan mulai terbentuk segera setelah mengonsumsi apapun yang mengandung gula.

Plak akan menempel di gigi, dan asam di dalam plak bisa pelan-pelan mengikis enamel gigi. Enamel adalah lapisan keras yang berfungsi sebagai pelindung gigi dari kerusakan. Bila enamel menipis, risiko terjadinya kerusakan gigi pun meningkat. [1, 2, 4]

Begitu enamel terkikis, bakteri dan asam akan sampai ke lapisan gigi berikutnya, yang disebut dentin. Lapisan ini lebih lunak dibanding enamel dan lebih lemah pertahanannya terhadap asam. Dentin memiliki saluran-saluran kecil yang berhubungan langsung dengan syaraf di gigi yang menyebabkan sensitivitas. [2, 3]

Begitu gigi membusuk menjadi karies, bakteri dan asam masuk ke bagian gigi yang lebih dalam yang terdiri dari syaraf dan pembuluh darah. Disinilah rasa nyeri dan bengkak akibat gigi berlubang berawal.

Semua orang memiliki risiko terkena gigi berlubang, namun beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko tersebut: [1, 4]

  • Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang manis atau asam
  • Tidak menyikat gigi atau menggunakan dental floss secara teratur
  • Gigi tidak mendapat cukup fluoride
  • Mulut kering
  • Gangguan pola makan, seperti anorexia dan bulimia
  • Gangguan asam lambung, dimana asam ini mengikis enamel gigi

Lubang gig lebih sering terjadi pada gigi yang letaknya di bagian belakang. Gigi-gigi ini memiliki lekuk-lekuk dan permukaan yang bisa memerangkap sisa makanan. Selain itu, gigi di bagian belakang lebih sulit untuk disikat.

Risiko dan Komplikasi

Gigi berlubang seringkali tidak dianggap serius karena sangat umum terjadi. Tapi sebenarnya, lubang gigi bisa menyebabkan sejumlah komplikasi bila tidak segera diobati, termasuk: [1, 2]

  • Sakit gigi yang berkelanjutan
  • Abses gigi, yang bisa menjadi infeksi dan memicu komplikasi yang membahayakan nyawa, misalnya infeksi yang masuk ke aliran darah atau sepsis
  • Berkembangnya nananh di sekitar gigi yang terinfeksi
  • Meningkatnya risiko gigi pecah atau retak
  • Gigi lepas
  • Kesulitan mengunyah makanan

Mengatasi dan Mengobati Gigi Berlubang

Bila gejala-gejala awal lubang gigi mulai tampak, segera periksakan mulut ke dokter sebelum lubang menjadi semakin lebar, dalam, atau menyebabkan komplikasi.

Beritahu dokter tentang gejala-gejala yang dialami, seperti misalnya gigi sensitif atau nyeri. Dokter bisa menentukan seberapa parah lubang pada gigi setelah pemeriksaan oral. Namun, beberapa lubang perlu diperiksa menggunakan X-ray karena tidak bisa dilihat melalui pemeriksaan oral.

Pengobatan gigi berlubang tergantung dari seberapa parah lubangnya. Berikut adalah beberapa cara pengobatan yang dilakukan dokter:

1. Menambal gigi

Dokter akan menggunakan bor untuk membuang bagian gigi yang sudah membusuk, kemudian menambal lubang menggunakan bahan seperti perak, emas, atau resin.

2. Memasang mahkota gigi

Jika lubang atau kerusakan sudah lebih parah, dokter mungkin akan memasang mahkota gigi palsu yang berupa “jaket” untuk menggantikan mahkota yang sudah terlalu rusak. Dokter akan mengangkat bagian-bagian gigi yang membusuk lebih dulu sebelum melakukan prosedur ini.

3. Root canal

Bila kerusakan gigi sudah menyebabkan matinya syaraf, maka dokter akan melakukan prosedur root canal atau perawatan saluran akar untuk menyelamatkan gigi di atasnya.

Dokter akan mengangkat jaringan syaraf, jaringan pembuluh darah, dan bagian-bagain rusak lainnya pada gigi. Setelah itu, dokter akan memeriksa infeksi yang terjadi dan memberikan obat pada akar sesuai kebutuhannya. Pada tahap akhir, dokter akan menambal gigi atau bahkan memasang mahkota palsu.

4. Pengobatan tahap awal

Jika lubang pada gigi sudah terdeteksi di awal pembentukannya, maka perawatan menggunakan fluoride mungkin sudah cukup untuk mengembalikan enamel yang rusak untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.

5. Mengatasi rasa nyeri

Lubang gigi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan nyeri yang amat sangat. Untuk mengatasi rasa sakit ini hingga waktunya menemui dokter, cara-cara berikut bisa dicoba: [2]

  • Jaga rutinitas membersihkan gigi. Lanjutnya menyikat dan membersihkan seluruh bagian mulut, termasuk bagian-bagian yang sensitif.
  • Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, umumnya paracetamol. Minum sesuai aturan pakai yang tertera di kemasan.
  • Hati-hati dengan makanan dan minuman. Hindari dulu makanan yang terlalu panas, dingin, atau keras.

Mencegah Gigi Berlubang

Mencegah tentu jauh lebih baik daripada mengobati. Kebiasaan menjaga kebersihan mulut bisa membantu mencegah terjadinya gigi berlubang. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan: [1, 2, 4]

  • Sikat gigi setelah makan atau minum menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Sikat gigi setidaknya dua kali sehari, dan idealnya setiap habis makan.Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, dan gunakan dental floss untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat.
  • Menggunakan obat kumur. Jika Anda memiliki risiko mengalami gigi berlubang yang cukup tinggi, maka dokter biasanya akan menyarankan penggunaan obat kumur sebagai tambahan setelah menyikat gigi.
  • Lakukan pemeriksaan gigi secara teratur. Temui dokter gigi bukan hanya jika merasa sakit gigi atau ada yang tidak beres di mulut. Pemeriksaan setiap 6 bulan sekali bisa mencegah terjadinya kerusakan gigi melalui pembersihan menyeluruh dan deteksi awal terhadap penyakit mulut.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan pelapis gigi (sealant). Sealant adalah lapisan plastik yang berfungsi sebagai pelindung permukaan gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah. Lapisan ini akan menutup lekukan-lekukan yang berpotensi memerangkap sisa makanan sehingga bisa melindungi enamel dari plak dan asam. Sealant ini direkomendasikan bagi anak-anak usia sekolah dan bisa bertahan selama beberapa tahun, namun harus diperiksa secara berkala.
  • Hindari terlalu banyak cemilan dan minuman yang manis karena meningkatkan risiko menumpuknya asam pada gigi yang akan menyebabkan kerusakan.
  • Konsumsi makanan yang baik untuk gigi. Beberapa jenis makanan dan minuman lebih baik untuk kesehatan gigi dibanding yang lainnya. Hindari makanan yang bisa terselip di sela-sela atau lekukan gigi untuk waktu yang lama, atau segera sikat gigi setelah memakannya. Namun, makanan seperti buah-buahan segar dan sayuran bisa meningkatkan aliran air liur, dan kopi, teh serta permen karet bebas gula bisa membantu menyingkirkan partikel-partikel makanan dari gigi.
  • Perawatan antibakterial. Jika Anda rentan terkena kerusakan gigi – misalnya, karena kondisi kesehatan – maka dokter mungkin akan menyarankan obat kumur antibakterial khusus atau jenis perawatan lain untuk mengurangi jumlah bakteri dalam mulut.

1. Mayo Clinic Staff. Cavities/tooth decay. Mayo Clinic; 2017.
2. Valencia Higuera, Christine Frank, DDS. Tooth Cavities. Healthline; 2017.
3. American Dental Association. Cavities. Mouth Healthy.
4. Dr. Margherita Fontana. The Tooth Decay Process: How to Reverse It and Avoid a Cavity. National Institute of Dental and Craniofacial Research; 2018.

Share