Gumoh atau meludah seringkali terjadi pada setiap bayi. Anda tidak perlu khawatir karena hal tersebut normal. Tetapi jika gumoh terjadi secara terus menerus sampai usia 12 bulan, mungkin Anda perlu menghubungi dokter anak dengan segera [1].
Daftar isi
Gumoh atau meludah adalah kondisi dimana bayi memuntahkan kembali ASI setelah atau saat sedang menyusu. Kondisi ini terjadi pada bayi yang sehat beberapa kali dalam sehari [2].
Faktanya lebih dari 50 persen bayi meludah setiap harinya. Itu berarti hal tersebut sangat umum dan tidak perlu di khawatirkan sama sekali. Nama lain dari gumoh atau refluks ini adalah gastroesophageal reflux (GERD).
Bentuk gastroesophageal reflux yang lebih parah dan cenderung bertahan lebih lama disebut penyakit gastroesophageal reflux (GERD). Biasanya gumoh atau reflux pada bayi dimulai sebelum usia 8 minggu. Keadaan ini akan membaik seiring bertambahnya usia mereka [6].
Gumoh pada bayi tidak perlu di khawatirkan. Gejala gumoh atau meludah pada bayi umumnya meliputi [6]:
Terdapat banyak gejala lain yang sering di salahartikan sebagai gejala GERD. Tetapi hal tersebut, belum tentu refluks yang menjadi penyebabnya. Masalah lain pada bayi dan anak kecil yang sering dikaitkan dengan GERD adalah:
Cincin otot antara esofagus dan lambung atau sfingter esofagus bagian bawah (LES) pada bayi masih terlau lemah. Hal ini memungkinkan ASI yang ada di dalam perut akan dimuntahkan kembali [5].
Pada akhirnya, LES akan terbuka hanya saat bayi menelan dan akan tertutup rapat di lain waktu, dan menjaga isi dalam perut tetap di tempatnya [4].
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gumoh atau meludah pada bayi antara lain:
Semua bayi pasti mengalami gumoh atau meludah, terutama setelah menghirup udara saat minum ASI atau susu formula. Jika perut sudah kekenyangan, bayi akan mengeluarkan isi perutnya melalui mulut.
Muntah pada bayi adalah keluarnya isi perut secara paksa melalui mulut terkadang melibatkan kontraksi pada otot perut sehingga membuat bayi menangis.
Sedangkan gumoh mengalir secara lancar dari mulut bayi dan biasanya disertai dengan sendawa. Gumoh tidak menyebabkan kontraksi pada perut bayi sehingga tidak menyebabkan bayi stress atau tidak nyaman [2,3,4].
Jika Anda khawatir dengan kondisi bayi Anda, berikut ini terdapat beberapa gejala yang jika bayi Anda mengalami salah satunya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter:
Dokter akan mempertimbangkan gejala yang dialami dan melakukan tes untuk menentukan apakah anak Anda telah mengalami GERD, stenosis pilorus, atau penyakit potensial lainnya. Jika demikian, kemungkinan besar mereka akan menggunakan obat-obatan dan atau perawatan medis untuk mengintervensi.
Terutama pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran, gumoh bisa menjadi hal yang serius. Selama masa sakit, bayi mungkin sangat sensitif terhadap dehidrasi. Entah bayi sedang gumoh atau muntah, penting agar tetap berjaga-jaga untuk memastikan bayi meminum cukup cairan jika mereka sakit.
Gumoh yang normal pada bayi biasanya dapat ditangani di rumah dan tidak perlu menghubungi dokter. Namun jika gumoh yang terjadi pada bayi melewati usia 12 bulan, dan gumohnya terus meningkat atau berat badannya tampak turun, hubungi dokter secepatnya [3].
Gumoh dialami oleh semua bayi dan itu merupakan hal yang normal. Itu berarti gumoh tidak berbahaya. Kondisi ini terjadi karena cincin otot antara esofagus dan lambung atau sfingter esofagus bagian bawah (LES) pada bayi masih terlalu lemah [2,5].
Berikut adalah cara untuk mengatasi gumoh atau meludah pada bayi [2,3,4]:
Saat bayi mulai tumbuh besar, gumoh atau meludah akan membaik dengan sendirinya. Tetapi meskipun gumoh pada bayi merupakan hal yang normal, cara berikut ini dapat dilakukan untuk mencegah bayi gumoh atau meludah [5]:
1. Leslie Cashen. Babies and Spit Up – When to See the Pediatrician. Spring Valley Pediatrics; 2017.
2. Catherine Crider & Carissa Stephens RN CCRN CPN. Is All This Baby Spit-Up Normal?. Healthline Parenthood; 2019.
3. Pediatricians. Why Babies Spit Up. Healthy Children; 2019.
4. MayoClinic staff. Infant and toddler health. MayoClinic; 2019.
5. Hansa D Bhargava MD. Baby Spitting Up. WebMD; 2020.
6. Anonymous. Reflux in babies. NHS; 2019.