Hiperemesis gravidarum adalah muntah-muntah tidak terkendali saat hamil yang menyebabkan turunnya berat badan, dehidrasi, dan kurang gizi.
Kondisi ini berada di ujung spektrum berat mual dan muntah pada kehamilan dan bisa mempengaruhi kualitas hidup dan kehamilan pasien secara signifikan.
Daftar isi
Banyak wanita hamil yang mengalami morning sickness atau mual-mual. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, meskipun sangat tidak nyaman, dan biasanya akan berangsur hilang memasuki usia kandungan 12 minggu. [3, 4]
Hiperemesis gravidarum (HG) adalah bentuk morning sickness yang ekstrem dan menyebabkan mual dan muntah yang parah selama masa kehamilan.
HG adalah kondisi yang jarang terjadi dan, jika terjadi, mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit. Akibat dari seringnya mual dan muntah, wanita hamil yang menderita HG akan mengalami:[2]
Mual dan muntah akibat kehamilan adalah keluhan yang sangat umum dalam kehamilan.
Banyak peneliti percaya bahwa kondisi ini harus dianggap sebagai gejala yang bisa mempengaruhi tubuh, mental, dan keadaan ibu hamil secara menyeluruh pada tingkat yang berbeda-beda.
Tidak ada batas spesifik antara hiperemesis gravidarum dengan morning sickness biasa. Wanita hamil bisa mengalami mual-mual biasa yang kemudian semakin parah hingga akhirnya menjadi HG. [2]
Penyebab pasti dari HG masih belum diketahui dengan pasti. Tetapi, ada beberapa teori yang menyebutkan apa yang mungkin bisa mengakibatkan timbulnya kondisi ini. [1, 2, 3, 4]
1. Perubahan Hormon
2. Perubahan pada Sistem Pencernaan
Telah diketahui bahwa otot sphincter di bagian bawah esofagus akan mengendur saat kehamilan karena naiknya hormon estrogen dan progesteron.
Hal ini menyebabkan meningkatnya gejala-gejala GERD (gastroesophageal reflux disease) saat hamil, dan salah satu keluhannya adalah mual.
3. Faktor Genetik
Hingga 90% wanita mengalami mual saat hamil. Studi menunjukkan bahwa sekitar 27-30% wanita hanya mengalami mual, sementara muntah terjadi pada 28-52% dari keseluruhan jumlah kehamilan. [1]
Hiperemesis gravidarum hanya terjadi pada sekitar 0.3-3% wanita hamil [1]. Beberapa faktor berikut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami HG: [2, 3]
Penyakit trophoblasty juga bisa menyebabkan HG. Penyakit ini terjadi bisa ada pertumbuhan sel yang tidak normal di dalam rahim.
Morning sickness bisa menyebabkan berkurangnya selera makan, mual ringan hingga sedang, atau muntah.
Gejala-gejala ini berbeda dengan hiperemesis karena ibu hamil masih bisa makan dan minum pada waktu-waktu tertentu.
HG biasanya dimulai di trimester pertama kehamilan. Sekitar 50% dari wanita hamil yang mengalami gejala-gejala HG menderita keluhan sepanjang masa kehamilan.
Gejala-gejala HG lebih berat dari morning sickness, termasuk: [2, 3, 4]
Karena HG bisa melibatkan dua pasien (ibu dan janin), maka komplikasi harus dikelompokkan menjadi dua. [1, 2, 4]
Komplikasi pada Ibu
Komplikasi pada Janin
Penelitian melaporkan adanya kaitan antara rendahnya berat badan bayi ketika lahir dengan kondisi mual dan muntah ibu selama masa kehamilan.
Tetapi, studi menunjukkan tidak ada hubungan antara hiperemesis dengan kematian bayi.
Diganosa untuk HG bisa ditegakkan melalui:[1, 2, 3, 4]
Beberapa tes laboratorium berikut juga mungkin diperlukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi: [1, 4]
Dokter juga mungkin akan melakukan beberapa tes untuk memastikan pasien tidak mengalami masalah pada liver dan pencernaan.
Bila pasien memang terdiagnosa mengalami HG, maka harus segera dirawat di rumah sakit untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang dan menggantikan elektrolit dengan obat-obatan dan cairan yang dimasukkan melalui infus.
Makanan, untuk sementara waktu, tidak boleh diberikan melalui mulut hingga muntah-muntah berhenti dan dehidrasi sudah hilang. Makanan akan dimasukkan melalui usus (enteral feeding) atau disuntikkan melalui jalan lain (parenteral feeding). [1, 2]
Suplemen vitamin (terutama vitamin B1, B6 dan C) juga akan diberikan. Suplemen thiamin atau B1 terutama direkomendasikan untuk mencegah berkembangnya kondisi Wernicke’s encephalopathy. [2]
Dengan perawatan-perawatan tersebut, pada kebanyakan kasus, muntah-muntah akan berhenti. Jika masih terus berlanjut, maka pasien akan diterapi menggunakan obat antiemesis. [1, 2, 3, 4]
Setelah muntah-muntah berhenti, pasien akan menerima suplemen nutrisi melalui usus untuk meredakan mual.
Dokter kemudian akan pelan-pelan mulai memberikan cairan dan makanan dalam jumlah kecil melalui mulut. Jenis makanan yang diberikan mengandung karbohidrat tinggi namun rendah lemak.
Cara-cara yang digunakan untuk mengatasi morning sickness juga bisa dicoba, seperti: [3, 4]
1. Lindsey K. Jennings, Diann M. Krywko. Hyperemesis Gravidarum. StatPearls Publishing; 2020.
2. Marlena S. Fejzo, PhD. Hyperemesis Gravidarum. National Organization for Rare Disorders; 2020.
3. Carmella Wint, Julie Lay. Hyperemesis Gravidarum. Healthline Parenthood; 2018.
4. LaQuita Martinez, MD, David Zieve, MD, MHA, Brenda Conaway. Hyperemesis gravidarum. Medline Plus; 2018.