Penyakit & Kelainan

Hiperpigmentasi: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Hiperpigmentasi adalah kondisi yang dimana suatu area di kulit berwarna lebih gelap daripada kulit di sekitarnya. Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan melanin (pigmen cokelat yang menyebabkan warna kulit

Apa Itu Hiperpigmentasi ?

Hiperpigmentasi merupakan suatu kondisi di mana warna kulit akan tampak lebih gelap pada beberapa bagian yang luasnya bervariasi, seperti [1]:

  • Hanya pada area kecil seperti bintik atau tambalan
  • Mencakup area yang luas
  • Mempengaruhi seluruh tubuh

Hiperpigmentasi diketahui dapat mengalami lokalisasi atau dapat juga menyebar dalam presensinya seiring dengan berjalannya waktu [2].

Hiperpigmentasi yang menunjukkan peningkatan pada pigmentasi ini umumnya bukan merupakan suatu kondisi yang berbahaya, dan dapat juga merupakan bagian atau gejala dari kondisi medis lain [1].

Meskipun demikian, karena Hiperpigmentasi dapat berkaitan juga dengan penyebab metabolik, pengobatan tertentu, keganasan, atau etiologi autoimun atau infeksi maka penting untuk mengidentifikasi penyebabnya [2].

Jenis Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi diketahui dapat dikelompokkan dalam tiga jenis yang utama yaitu [1]:

  • Melasma

Melasma merupakan jenis Hiperpigmentasi yang disebabkan oleh perubahan hormonal, di mana dapat mempengaruhi area tubuh mana pun namun paling sering mempengaruhi perut dan wajah. Melasma ini juga merupakan jenis Hiperpigmentasi yang dapat berkembang pada perempuan selama masa kehamilan.

  • Bintik Matahari

Bintik matahari merupakan jenis Hiperpigmentasi yang disebut juga sebagai lentigin matahari yang disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebihan dalam jangka waktu yang lama.

Bintik matahari ini sesuai dengan namanya ditemukan berupa bintik bintik di area tertentu yang sering terpapar sinar matahari, seperti area tangan dan wajah.

  • Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi ini adalah jenis Hiperpigmentasi yang terjadi akibat adanya cedera atau peradangan pada kulit sebagai kondisi yang mendahului. Hiperpigmentasi pasca inflamasi ini secara umum paling sering ditemukan akibat adanya jerawat pada kulit.

Gejala Hiperpigmentasi

Berikut ini merupakan beberapa gejala Hiperpigmentasi berdasarkan jenisnya [3]:

  • Gejala Melasma

Melasma atau juga disebut sebagai chloasma atau “topeng kehamilan” menunjukkan beberapa gejala berupa [3]:

  1. Bercak besar pada kulit yang gelap
  2. Bercak lebih sering muncul di dahi, wajah, dan perut

Melasma ini dapat terjadi pada [3]:

  1. Perempuan yang sedang hamil
  2. Perempuan yang mengonsumsi pil KB
  3. Orang dengan kulit gelap
  • Gejala Bintik Matahari

Bintik matahari mungkin akan menunjukkan gejala berupa bercak cokelat atau hitam yang muncul pada kulit wajah dan tangan.

Selain kedua area tersebut, bintik coklat atau hitam mungkin juga akan muncul di area tubuh lain yang terpapar sinar matahari.

Bintik matahari lebih sering terjadi pada orang dewasa dengan usia yang lebih tua, atau orang yang memiliki aktivitas harian terpapar sinar matahari berkepanjangan.

  • Gejala Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Gejala paling umum dari Hiperpigmentasi pasca inflamasi ini yaitu berupa bintik atau bercak gelap pada kulit setelah mengalami inflamasi (jerawat, eksim, atau cedera lain).

Bintik atau bercak Hiperpigmentasi jenis ini umumnya akan muncul pada area area khusus seperti di wajah atau di leher.

Penyebab Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi berdasarkan jenisnya memiliki penyebab yang berbeda beda, termasuk [3]:

  • Penyebab Melasma

Melasma umumnya disebabkan oleh perubahan hormonal, sehingga lebih sering terjadi pada perempuan yang sedang dalam masa kehamilan atau yang mengonsumsi pil KB.

  • Penyebab Bintik Matahari

Paparan sinar matahari merupakan penyebab utama terjadinya Hiperpigmentasi jenis bintik matahari.

Mengingat, kulit yang mengalami paparan sinar matahari berlebihan akan memicu tubuh untuk memproduksi lebih banyak melanin.

Peningkatan produksi melanin oleh tubuh ini merupakan suatu respon yang dilakuakn tubuh untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.

Jika kadar melanin meningkat, maka akan memunculkan bercak hitam atau bintik penuaan (sun spot).

  • Penyebab Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi

Hiperpigmentasi pasca inflamasi umumnya disebabkan oleh adanya inflamasi atau peradangan pada kulit, termasuk [3]:

  1. Jerawat
  2. Eksim
  3. Lupus
  4. Cedera pada kulit

Selain itu, secara umum Hiperpigmentasi juga dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini [3]:

  • Penggunaan Obat Tertentu

Penggunaan obat tertentu diketahui dapat menjadi penyebab timbulnya Hiperpigmentasi pada kulit. Adapun obat obatan tersebut antara lain [3]:

  1. Obat antimalarial
  2. Obat antidepresan trisiklik
  3. Bahan kimia dalam perawatan topikal
  • Kondisi Medis

Hiperpigmentasi diketahui juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis tertentu seperti Penyakit Addison dan hemochromatosis.

Penyakit Addison sendiri merupakan penyakit yang memengaruhi kelenjar adrenal dan  dapat menyebabkan Hiperpigmentasi di area tubuh tertentu, termasuk [3]:

  1. Lipatan kulit
  2. Bibir
  3. Siku dan lutut
  4. Buku-buku jari
  5. Jari kaki
  6. Di dalam pipi

Sedangkan Hemochromatosis merupakan suatu kondisi bawaan yang menyebabkan tubuh mengandung terlalu banyak zat besi dan juga dapat menyebabkan Hiperpigmentasi.

Diagnosis Hiperpigmentasi

Dokter mungkin akan melakukan beberapa hal berikut ini untuk mendiagnosis Hiperpigmentasi [1, 3]:

  • Mengidentifikasi riwayat kesehatan pasien
  • Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui gejala
  • Mengidentifikasi jenis dan penyebabnya
  • Melakukan uji sampel kulit dengan metode biopsi

Dalam diagnosis ini, penyebab Hiperpigmentasi merupakan hal yang sangat penting. Mengingat, Hiperpigmentasi dapat menjadi tanda atau gejala kondisi medis lain termasuk penyakit autoimun yang mungkin harus segera mendapat perawatan yang tepat. Untuk itu, umumnya biopsi akan dilakukan agar dapat menyingkirkan kondisi lain yang mungkin mirip [1].

Pengobatan Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi memang bukan suatu kondisi yang berbahaya, namun karena gejalanya dapat mengganggu penampilan seseorang maka pengobatannya perlu dilakukan [3].

Adapun pengobatan Hiperpigmentasi ini secara umum akan berfokus pada cara atau metode untuk menghilangkan bintik atau bercak hitam atau kulit lebih gelap [3].

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam mengobati Hiperpigmentasi yaitu, pasien harus segera melakukan kebiasaan berikut ini agar Hiperpigmentasi tidak bertambah parah [3]:

  • Hindari Paparan Sinar Matahari

Gunakan tabir surya dengan minilam SPF 30 untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari, sehingga Hiperpigmentasi tidak menjadi lebih parah.

  • Hindari Menyentuh Cedera Pada Kulit

Cegah tangan untuk menyentuh cedera, lecet, koreng atau jerawat pada kulit agar Hiperpigmentasi tidak berkembang.

Adapun berikut ini merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk meringakan gejala Hiperpigmentasi berupa bintik atau bercak hitam di kulit [3]:

  • Penggunaan Krim Topikal

Penggunaan krim topikal dapat mengobati gejala Hiperpigmentasi karena mengandung bahan bahan yang dapat mencerahkan kulit. Adapun bahan dalam krim topikal yang dimaksud antara lain [3]:

  1. Asam azelaic
  2. Kortikosteroid
  3. Hidrokuinon
  4. Asam kojic
  5. Retinoid, seperti tretinoin
  6. Vitamin C
  • Prosedur Kosmetik

Pengobatan Hiperpigmentasi menggunakan prosedur kosmetik berikut ini dapat mengurangi gejala dengan mencerahkan kulit [3]:

  1. Prosedur kosmetik untuk Hiperpigmentasi meliputi:
  2. Terapi laser
  3. Cahaya berdenyut intens
  4. Kulit kimia
  5. Mikrodermabrasi

Prosedur kosmetik ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan efek samping dibawah pengawasan dari dokter spesialis kulit.

  • Pengobatan Rumahan

Pengobatan rumahan juga dapat dilakukan untuk mengurangi gejala Hiperpigmentasi dengan menggunakan bahan bahan alami.

Meskipun demikian, hingga kini masih belum ada penelitian relevan yang membuktikan efektivitas pengobatan rumahan untuk Hiperpigmentasi.

Untuk itu, konsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk pengobatan rumahan mungkin akan dapat membantu meminimalkan risiko efek samping yang mungkin terjadi.

Berikut ini merupakan beberapa bahan alami yang mungkin dapat digunakan dalam pengobatan rumahan Hiperpigmentasi [3]:

  1. Lidah buaya, kandungan Aloesinnya dapat menghambat produksi melanin di kulit dan konsumsi kapsul lidah buaya dapat meredakan melasma pada perempuan hamil
  2. Licorice, ekstraknya berupa glabridin dapat memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, dan pemutih kulit (produk yang mengandung glabridin telah tersedia di toko obat)
  3. Teh hijau, memiliki potensi antioksidan dan sifat anti-inflamasi yang baik untuk pengobatan Hiperpigmentasi namun dapat juga berisiko meningkatkan melasma (penelitian terbatas)

Untuk penggunaan teh hijau sendiri, peneliti masih belum dapat benar benar menjelaskan terkait efektivtasnya dalam mengobati Hiperpigmentasi sehingga masih dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut.

Mengingat, walaupun hanya berdasar pada penelitian yang terbatas, penggunaan teh hijau mungkin dapat memperburuk melasma.

Perlu diperhatikan, jika setelah melakukan pengobatan rumahan dengan bahan tersebut seseorang mengalami gejala yang semakin memburuk atau muncul gejala lain, maka sangat disarankan untuk segera menghentikan pemakaian.

Selain itu, konsultasikan pada dokter perihal gejala yang memburuk maupun gejala lain yang muncul agar dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Pencegahan Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi ini merupakan salah satu penyakit yang tidak selalu mungkin untuk dicegah, namun mungkin beberapa hal berikut ini dapat setidaknya menurunkan risiko mengembangkan Hiperpigmentasi [3]:

  • Menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 30
  • Memakai topi atau pakaian yang menghalangi paparan sinar matahari
  • Menghindari matahari pada siang hari yang paling kuat, biasanya 10: 00-16: 00
  • Menghindari obat-obatan tertentu juga dapat membantu mencegah Hiperpigmentasi
  • Mencegah tangan menyentuh luka atau jerawat pada kulit

1. MaryAnn De Pietro & Owen Kramer, M.D. What You Should Know About Hyperpigmentation. Healthline; 2019.
2. Seemal R. Desai. Hyperpigmentation Therapy: A Review. J Clin Aesthet Dermatol; 2014.
3. Beth Sissons & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. What to know about hyperpigmentation. Medical News Today; 2018.

Share