Makanan, Minuman dan Herbal

Horenso : Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekilas tentang Horenso

Horenso atau yang lebih dikenal dengan bayam jepang merupakan tanaman yang berasal dari keluarga Amaranthaceae dan memiliki nama latin Spinacia oleracea Linn. [1]

Horenso merupakan tanaman asli yang berasal dari dataran Asia bagian barat dan barat daya. Namun, horenso juga dapat ditemukan di benua Eropa, Amerika, Asia dan Australia. [2]

Tanaman ini merupakan tanaman musiman (annual crop) yang memiliki 2 fase perkembangan yang berbeda, yaitu fase vegetatif dan generatif. [1]

Fase vegetatif adalah fase tumbuhnya akar, batang, dan daun. Sedangkan fase generatif adalah fase tumbuhnya bunga (fase reproduksi).
Horenso

Horenso memiliki batang yang dapat tumbuh lurus ke atas sepanjang 30 – 60 cm. Batangnya halus dan bulat seperti pipa. Sisi daunnya ada 2 jenis tergantung varietasnya, ada yang bergelombang dan ada yang datar.

Bentuknya dari bentuk oval hingga segitiga. Bunganya tidak terlalu mencolok, berwarna kuning kehijauan, berdiameter sekitar 3 – 4 mm, dan terisi beberapa biji. [2]

Pada tahun 2016, produksi horenso global mencapai angka lebih dari 26,7 trilyun ton, dan 91,5 % berasal dari Cina. Sedangkan benihnya diproduksi di Denmark karena kondisi alamnya yang menguntungkan, yakni waktu siang hari lebih panjang daripada malamnya. [1]

Kandungan Gizi Horenso

Berikut ini dipaparkan lebih rinci kandungan gizi dalam 100 gram horenso mentah [3] :

NamaUnitKebutuhan harian
Total Lemak0,4 gram1 %
Lemak Jenuh0,1 gram0 %
Total Karbohidrat3,6 gram1 %
Serat2,2 gram8 %
Gula0,4 gram
Protein2,9 gram6 %
Natrium79 mg3 %
Kalium558 mg12 %
Kalsium99,0 mg8 %
Besi2,71 mg15 %
Vitamin A9377,0 IU188 %
Beta Karoten5626,0 mcg
Vit. B1 (Tiamin)0,078 mg6 %
Vit. B2 (Riboflavin)0,189 mg15 %
Vit. B3 (Niasin)0,724 mg5 %
Vit. B5 (Asam Pantotenat)0,065 mg1 %
Vit. B6 (Piridoksin)0,195 mg15 %
Vit. B12 (Kobalamin)0,0 mcg
Vitamin C28,1 mg31%
Vitamin D0,0 mcg
Vitamin E2,03 mg9 %
Vitamin K482,9 mcg402%

Horenso dikenal akan kandungan vitamin dan mineralnya yang melimpah, terutama kandungan karoten yang merupakan prekursor (bahan baku) dari vitamin A yang terdapat pada tanaman ini.

Karoten merupakan pigmen alami yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan dan alga. Jika dikonsumsi, karoten bermanfaat sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh. [1,4]

Horenso juga mengandung vitamin C yang tinggi, vitamin E serta flavonoid yang juga berperan sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid ini bermanfaat dalam menurunkan resiko penyakit jantung koroner, demensia, dan berbagai jenis kanker. [1,5]

Kandungan vitamin C, flavonoid dan asam askorbat pada horenso organik lebih tinggi daripada horenso yang ditanam secara konvensional.[3]

Manfaat Horenso untuk Kesehatan

  • Sebagai Antioksidan

Horenso mengandung berbagai jenis vitamin dan mineral yang berperan sebagai antioksidan yang dibutuhkan tubuh untuk melawan radikal bebas. Kandungan karoten yang bersifat tak jenuh yang terdapat pada horenso dapat mengikat senyawa oksigen reaktif yang sangat berbahaya di dalam tubuh. [1,6]

Kandungan antioksidan yang besar membuat horenso menjadi sayuran dengan peringkat di atas rata-rata dalam hal kandungan antioksidan dibandingkan dengan sayuran lain.

Antioksidan dari horenso memberikan perlindungan terhadap stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas berbahaya di tubuh. [7]

Stres oksidatif diketahui berkaitan dengan penyebab berbagai macam penyakit kronis.[7]

Kandungan flavonoid pada horenso dapat mencegah penyakit Alzheimer. Alzheimer merupakan penyakit yang dimana penderitanya mengalami penurunan daya ingat, kemampuan bahasa dan pikiran yang dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya.

Flavonoid dapat menurunkan resiko pembentukkan plak Beta amyloid yang dapat memicu kematian sel saraf dan peningkatan senyawa oksigen reaktif penyebab penyakit Alzheimer. [2,8]

  • Meningkatkan Kemampuan Kognisi

Horenso mengandung berbagai jenis Vitamin B yang penting untuk meningkatkan kemampuan kognisi dan memori jangka pendek. Vitamin B membantu pembentukan dan regulasi dari neurotransmiter (senyawa penghubung antar saraf) yang dapat menjaga fungsi kognitif. [2]

Horenso memiliki kandungan anti anemia berupa senyawa saponin. Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan konsentrasi hemoglobin di darah, serta meningkatkan jumlah dan volume sel darah merah. Ia juga mencegah penggumpalan trombosit (keping darah) di pembuluh darah.

Selain itu, horenso juga dapat memacu pelepasan hormon eritropoetin (hormon yang bertanggung jawab dalam pembentukkan sel darah merah) ke ginjal sehingga terbentuk sel-sel darah merah yang baru. [9]

Vitamin A yang terdapat pada horenso sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata. Vitamin ini juga dapat menjaga keutuhan jaringan epitel dan berperan dalam fungsi metabolisme di tubuh. [4]

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan penyakit rabun senja, kulit dan rambut menjadi kering, kuku menjadi rusak, dan rentan terhadap infeksi. [10]

Kandungan lemak, sterol, dan flavonoid yang terdapat pada horenso secara sinergis dapat meningkatkan kadar lemak baik (HDL – High Density Lipoprotein) di dalam darah. Lemak baik ini memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung sehingga resiko terkena penyakit jantung menurun. [11]

Kandungan flavonoid pada bunga horenso lebih banyak daripada bagian akarnya. [11]

Kandungan antioksidan pada horenso mempunyai manfaat yang lain, yaitu dapat mencegah obesitas. Antioksidan alami yang terkandung di dalamnya ini bekerja dengan menghambat enzim lipase di pankreas untuk menyerap lemak di usus sehingga dapat mencegah kenaikan berat badan.

Selain itu, efek ini juga dapat mengurangi jumlah kolesterol di dalam darah yang dapat menyebabkan hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak di tubuh). [12]

Horenso memiliki kandungan yang dapat melawan beberapa bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di saluran kemih. Bakteri-bakteri tersebut adalah Eschericia coli, Enterococcus faecalis, dan Klebsiella pneumoniae.

Kandungan bioaktifnya seperti steorid, tanin, alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, glikosida, karbohidrat, asam amino, senyawa karbonil dan fenol dapat menghambat adsorpsi membran sel bakteri serta menghambat terjadinya interaksi dengan enzim, senyawa dan ion. [13]

Senyawa flavonoid di dalam horenso juga bermanfaat sebagai anti diabetes. Senyawa ini bekerja dengan meregenerasi sel-sel pankreas yang rusak, sehingga pankreas dapat menghasilkan hormon insulin. Cara kerjanya ini mirip dengan kerja obat diabetes Glibenklamid.

Glibenklamid merupakan obat yang dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus tipe 2, yang bekerja dengan meningkatkan pelepasan hormon insulin dari pankreas.

Selain itu, horenso juga dapat meningkatkan berat badan pada penderita diabetes, di mana pada penderita diabetes sering mengalami penurunan berat badan yang signfikan. [14,15]

Kandungan yang paling dominan dari horenso adalah kandungan antioksidannya yang dapat mencegah berbagai macam penyakit.

Efek Samping Horenso

Methemoglobinemia adalah gangguan darah yang menyebabkan darah mengandung methemoglobin (hemoglobin yang tidak bisa mengikat oksigen).

Horenso mengandung senyawa nitrat yang tinggi. Sekitar 5% dari nitrat yang dikonsumsi, akan diubah menjadi nitrit di saluran pencernaan. Ketika nitrit diserap oleh usus, nitrit diubah kembali menjadi nitrat melalui proses di hemoglobin, dan akhirnya menjadi methemoglobin yang tidak bisa mengikat oksigen. [3]

  • Menyebabkan Kanker

Horenso yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan penyerapan senyawa nitrat yang banyak oleh usus. Senyawa nitrat ini dapat membentuk nitrosamin yang merupakan agen karsinogenik penyebab kanker. [3]

  • Menyebabkan Terbentuknya Bantu Ginjal

Horenso juga mengandung senyawa oksalat yang dapat menyebabkan pembentukkan batu di ginjal apabila dikonsumsi berlebihan. Oksalat ini bekerja dengan mengikat mineral di darah seperti kalsium dan magnesium. Lama kelamaan, senyawa-senyawa ini akan menumpuk dan membentuk batu di ginjal dan di saluran kemih. [3]

Kandungan oksalat pada sayuran ini, dapat dipengaruhi oleh proses pembudidayaannya. Salah satu yang mempengaruhinya adalah jenis pupuk yang diberikan. Pemberian pupuk berbasis nitrat membuat kandungan oksalat lebih tinggi dibandingkan pupuk berbasis amonium. [16]

Kandungan nitrat berkorelasi negatif dengan kandungan vitamin C, flavonoid, dan asam askorbat pada horenso. Semakin banyak kandungan vitamin C, flavonoid, dan asam askorbat, semakin sedikit kandungan nitratnya, dan sebaliknya. [3]

Tips Menyimpan Horenso

Horenso merupakan tanaman yang mengalami proses pembusukan yang cukup cepat apabila penyimpanannya tidak tepat. Biasanya, horenso yang dibungkus di dalam kantong plastik dan disimpan di dalam lemari pendingin akan bertahan selama satu minggu. [17]

Apabila horenso yang baru dipanen disimpan di suhu 7 derajat celcius, kesegarannya akan bertahan hingga 7 hari. Sedangkan jika disimpan pada suhu 0-4 derajat celcius, horenso akan tetap segar hingga hari ke sembilan.

Proses penyimpanan horenso juga berpengaruh pada kandungan senyawa yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah senyawa asam askorbat. Kandungan asam askorbat pada horenso akan menurun setelah 6 hari disimpan pada suhu 10 derajat celcius, begitu juga dengan kadar nitrat di dalamnya. [18]

Penyimpanan horenso direkomendasikan pada suhu mendekati 0 derajat celcius untuk menjaga kesegaran dan kandungan senyawa flavonoid dan seyawa bermanfaat lainnya tetap stabil. [5]

Tips Konsumsi Horenso

Horenso dapat dimakan langsung sebagai salad atau diolah menjadi berbagai jenis makanan. Di Jepang, Horenso dijadikan sayuran pelengkap Ramen. Ramen merupakan makanan khas Jepang yang diadaptasi dari Cina. Berikut cara membuat Ramen Iga Sapi dan horenso :

  • Goreng iga sapi hingga keluar lemaknya dan berwarna kuning kecoklatan di pinggirnya
  • Rebus iga yang telah digoreng tadi bersama 3 liter air. Tambahkan irisan bawang bombany, bawang putih, jahe dan akar daun ketumbar selama minimal 1 jam hingga kuahnya menyusut
  • Setelah 1 jam, ambil sisa bumbu yang masih mengapung, sehingga hanya tersisa daging saja. Tambahkan minyak wijen, garam, dan merica.
  • Rebus misoa/soba dalam air yang telah diberi garam dan minyak, rebus setengah matang
  • Rebus horenso (daunnya saja) dalam air mendidih selama 3 detik, tiriskan, siram dengan air dingin
  • Misoa/soba, horenso, telur rebus ditata di mangkuk, siram dengan kuah iga panas.

Sedangkan di Indonesia, horenso lebih sering dimasak dengan cara ditumis. Berikut langkah-langkah memasaknya :

  • Siangi horenso, potong-potong sepanjang 5 – 6 cm, lalu cuci bersih
  • Iris jahe dan cabe sepanjang korek api, cincang halus bawang putih
  • Panaskan sedikit minyak di wajan, masukkan jahe, cabe, dan bawang putih. Tumis hingga harum
  • Masukkan horenso, tambahkan garam, minyak ikan dan merica. Masak hingga Horenso layu dan matang
  • Tumis hrenso siap dihidangkan.
Horenso atau bayam Jepang merupakan tanaman yang memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk tubuh. Banyaknya kandungan vitamin, flavonoid, saponin, dan yang lainnya membuat tubuh dapat terhindar dari berbagai penyakit.

1) Arnau Ribera, Yuling Bai, Anne-Marie A. Wolters, Rob van Treuren, Chris Kik. A Review on the Genetic Resources, Domestication and Breeding History of Spinach (Spinacia oleracea L.). 216 : 48. Euphytica - International Journal of Plant Breeding; 2020.
2) Wannee Jiraungkoorskul. Review of Neuro-nutrition Used as Anti-Alzheimer Plant, Spinach, Spinacia oleracea. 10(20): 105–108. Pharmacognosy Review; 2016.
3) Eunmi Koh, Suthawan Charoenprasert, Alyson E. Mitchell. Effect of Organic and Conventional Cropping Systems on Ascorbic Acid, Vitamin C, Flavonoids, Nitrate, and Oxalate in 27 Varieties of Spinach (Spinacia oleracea L.). 60 : 3144−3150. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2012
4) Richa Pritwani, Pulkit Mathur. β-carotene Content of Some Commonly Consumed Vegetables and Fruits Available in Delhi, India. 7 : 5. Journal of Nutrition and Food Science; 2017.
5) Sara M. Bergquist, Ulla E. Gertsson, Pia Knuthsen, Marie E. Olsson. Flavonoids in Baby Spinach (Spinacia oleracea L.): Changes during Plant Growth and Storage. 53 : 9459−9464. Journal of Nutrition and Food Chemsitry; 2005.
6) Hongfei Fu, Bijun Xie, Shaojun Ma, Xinrong Zhu, Gang Fan, Siyi Pan. Evaluation of Antioxidant Activities of Principal Carotenoids Available in Water Spinach (Ipomoea aquatica). 24 : 288–297. Journal of Food Composition and Analysis; 2011.
7) N. Pandjaitan, L. R. Howard, T. Morelock, M. I. Gila. Antioxidant Capacity and Phenolic Content of Spinach As Affected by Genetics and Maturation. 53 : 8618−8623. Journal of Africultural and Food Chemistry; 2005.
8) Anonym. Centers for Disease Control and Prevention. Alzheimer's Disease; 2020.
9) C.D. Luka, M. Abdulkarim, G. I. Adoga, H. Tijjani, A. Olatunde. Anti-Anaemic Potential of Aqueous Extract of Spinacia oleracea Leaf in Phenylhydrazine-treated Rats. Number 7(6). New York Science Journal; 2014.
10) George Ansstas, MD, N Gopalswamy, MD, Jigna Thakore, MD. Emedicine Medscape. Vitamin A Deficiency; 2016.
11) Mona Hafez Hetta, Abeer Sayed Moawad, Manal Abdel-Aziz Hamed, Ahmed Ismail Sabri. In-vitro and In-vivo Hypolipidemic Activity of Spinach Roots and Flowers. 16(4): 1509–1519. Iranian Journal of Pharmaceutical Research; 2017
12) Vandana Panda, Priyanka Shinde, Payal Dande. Consumption of Spinacia Oleracea (spinach) and Aerobic Exercise Controls Obesity in Rats by An Inhibitory Action on Pancreatic Lipase. 29 : 1-8. Journal of Metabolic Disease; 2018
13) Merina Paul Das, Souvik Chatterjee. Evaluation of Antibacterial Potential of Spinacia oleracea L. Against Urinary Tract Pathogens. 23(1) : 211-215. International Journal of Phamaceutical Science Review and Research; 2013.
14) V. Gomathi, B. Jayakar, R. Kothai, G. Ramakrishnan. Antidiabetic activity of leaves of Spinacia oleracea Linn. in Alloxan-Induced Diabetic Rats. 2(4): 266-274. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research; 2010.
15) Anonim. National Institute of Health. Glyburid; 2020.
16) S. Proietti, S. Moscatello, A. Leccese, G. Colla, A. Battistelli. The Effect of Growing Spinach (Spinacia oleracea L.) at Two Lightintensities on the Amounts of Oxalate, Ascorbate and Nitrate in Their Leaves. 79 (4) 606–609. Journal of Horticultural Science & Biotechnology; 2004.
17) Anonym. Seed Savers Exchange. How to Grow Spinach; 2017.
18) Jonas Viskelis, Marina Rubinskiene, Dalia Urbonaviciene, Ramune Bobinaite, Pranas Viskelis. Optimal Postharvest Storage Parameters and Shelf Life of Baby Spinach (Spinacia oleracea L.). Proceedings of the 7th International Scientific Conference Rural Development; 2015.

Share