Daftar isi
Impetigo adalah jenis penyakit kulit menular karena infeksi yang paling kerap dialami oleh anak-anak [1,2,3,4,5,7,8].
Infeksi kulit ini utamanya disebabkan oleh bakteri bernama Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus dan memicu timbulnya lepuhan yang kecil-kecil pada permukaan kulit kaki, tangan dan wajah [2,5].
Umumnya, lepuhan-lepuhan kecil ini disertai dengan rasa nyeri di area tubuh tersebut.
Tinjauan Impetigo yang paling banyak menyerang anak-anak adalah sejenis penyakit kulit karena infeksi bakteri, namun juga terkadang dapat dialami oleh orang-orang dewasa.
Bakteri Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus adalah penyebab utama infeksi impetigo di mana bakteri bisa masuk ke dalam tubuh dengan lebih mudah melalui luka [2].
Maka ketika tubuh anak memiliki luka terbuka, ruam, atau bekas gigitan serangga, maka bakteri dapat memasuki tubuh lewat salah satunya.
Meski demikian, bakteri penyebab impetigo pun dapat menyerang kulit yang dalam keadaan sehat, sehingga hal ini tak dapat diduga.
Penyebaran infeksi kulit ini pun tergolong cepat dan gampang, baik itu di dalam maupun luar rumah.
Berikut ini adalah faktor-faktor risiko seseorang dapat terkena impetigo, baik itu orang dewasa ataupun anak-anak [1,2,3,5,7]:
Penularan impetigo dapat terjadi ketika terjadi kontak antara seseorang yang dalam kondisi sehat dengan seseorang yang telah terkena infeksi [3,6,7].
Bahkan dengan menyentuh atau menggunakan benda-benda yang telah digunakan oleh penderita impetigo saja akan terjadi penularan secara tidak langsung.
Penularan pun dapat terjadi pada seseorang dari satu anggota tubuh ke anggota tubuh yang lain, seperti anak kecil yang menggaruk lepuhan, lalu menyentuh bagian tubuhnya yang lain maka bagian tubuh tersebut dapat terinfeksi impetigo [2].
Tinjauan Streptococcus pyogenes atau Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri penyebab utama impetigo di mana penularannya terjadi umumnya melalui kontak fisik dengan penderita impetigo.
Impetigo dapat terjadi pada kulit bagian tubuh manapun meski paling sering akan muncul pada area tangan, lengan, mulut, hidung dan kaki.
Bahkan pada anak balita, biasanya area bokong pun bisa menjadi area tempat terjadinya impetigo.
Penting untuk mengetahui bahwa terdapat 3 jenis impetigo dengan tanda atau gejala yang berbeda-beda [1,6].
Pada impetigo jenis ini, lepuhan besar akan muncul pada permukaan kulit di mana di dalamnya terdapat cairan bening.
Pada kondisi impetigo bulosa, lepuhan berisi cairan bening ini biasanya tak mudah untuk pecah dan bahkan umumnya tidak akan pecah walaupun dapat bertahan lama pada kulit.
Pada beberapa kasus, cairan yang terkandung di dalam lepuhan nampak kekuningan, namun ketika berkembang terus-menerus warnanya bisa berubah menjadi kerak kehitaman.
Pada impetigo jenis ini, lepuhan yang muncul pada permukaan kulit berukuran kecil yang sangat mudah pecah.
Ketika lepuhan ini pecah, terdapat bercak basah yang basah pada kulit yang mengalami kemerahan.
Gejala kemudian berlanjut dengan timbulnya kerak kecoklatan atau coklat kekuningan yang menutupi area tersebut secara bertahap.
Sepintas, seseorang dengan impetigo non-bulosa akan kelihatan kulitnya seperti dilapisi oleh gula merah atau mungkin terkena madu, padahal bercak tersebut merupakan penyakit menular.
Pada jenis impetigo ini, pada permukaan kulit akan timbul benjolan yang mirip dengan bisul.
Pada bagian pinggir sekelilingnya akan kelihatan kemerahan sementara di tengahnya berwarna agak kekuningan.
Gejala paling umum dari impetigo yang perlu dikenali dan wajib untuk diwaspadai adalah [1,2,3,5,7] :
Karena ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh impetigo, seringkali kelenjar di area yang terkena infeksi dapat membengkak. Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengalami demam.
Tinjauan Gejala impetigo tergantung dari jenisnya; impetigo bulosa dengan lepuhan berukuran besar berisi cairan namun tidak pecah, impetigo non-bulosa dengan lepuhan-lepuhan kecilnya dan mudah pecah, serta impetigo echthyma yang mirip bisul. Umumnya, lepuhan atau ruam impetigo disertai rasa sakit maupun gatal.
Impetigo berisiko tinggi berkembang pada anak balita di mana gejala berupa lepuhan-lepuhan umumnya timbul pada wajah (area hidung dan bibir) [1,2].
Meski demikian, daerah tubuh lainnya tidak menutup kemungkinan dapat terserang gejala impetigo juga.
Namun anak-anak seringkali ketika lepuhan timbul akan memiliki kecenderungan untuk menggaruk bagian tersebut.
Aktivitas menggaruk itulah yang meningkatkan risiko penyebaran infeksi lebih serius ke berbagai area tubuh lainnya.
Lepuhan-lepuhan tersebut pun berpotensi pula meninggalkan bekas pada kulit.
Itulah mengapa para orangtua perlu melakukan perlindungan dengan menutupi area lepuhan dengan perban misalnya.
Walau impetigo lebih umum terjadi pada anak-anak, hal ini bukan berarti impetigo tak dapat menyerang orang dewasa.
Orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, sedang memiliki luka terbuka, atau melakukan kontak fisik dengan penderita impetigo dapat dengan mudah tertular [2].
Sama seperti gejala yang timbul pada tubuh anak-anak, gejala pada orang dewasa dapat muncul pula pada area wajah, lengan, kaki dan bagian lainnya.
Ketika gejala mulai muncul pada permukaan kulit, lepuhan-lepuhan tersebut perlu segera diperiksakan ke dokter.
Pemeriksaan yang dokter langsung lakukan biasanya adalah mengecek lepuhan pada kulit pasien [1,2,3,5,7].
Namun ada beberapa jenis penyakit kulit lain yang memiliki gejala serupa dengan impetigo, seperti kurap, herpes, dan eksim.
Bila dokter ingin mengonfirmasi apakah gejala mengarah pada impetigo, maka dokter akan mengambil sedikit cairan dari lepuhan kulit pasien untuk diteliti [7].
Pemeriksaan ini dilakukan untuk juga mengetahui jenis bakteri apa yang telah menginfeksi tubuh pasien dan untuk menentukan jenis perawatan yang sesuai.
Tinjauan Pemeriksaan fisik adalah yang paling utama dilakukan oleh dokter, namun untuk mengetahui jelas apa penyebab gejala dokter kemungkinan besar memeriksa cairan dari lepuhan di laboratorium.
Usai memeriksa dan memastikan bahwa kondisi pasien adalah impetigo dan bukan penyakit kulit lain serta mengetahui jenis bakteri yang menginfeksi, perawatan biasanya baru dapat ditentukan oleh dokter.
Antibiotik adalah jenis obat yang umumnya diberikan untuk melawan bakteri yang menyebabkan infeksi, begitu pula pada kasus impetigo.
Antibiotik topikal atau jenis oles adalah obat yang keefektifannya jauh lebih terjamin dalam menyembuhkan impetigo.
Fusidic acid atau mupirocin adalah jenis obat yang umumnya dapat diterima oleh tubuh pasien dan mampu mengatasi impetigo [8].
Mupirocin sendiri adalah jenis obat antibiotik oles yang biasanya diresepkan apabila kondisi impetigo masih termasuk ringan [5,7].
Selain itu, ada pula jenis antibiotik lain seperti bacitracin yang sebenarnya tak seefektif mupirocin dan fusidic acid namun terkadang tetap diberikan [8].
Jenis antibiotik oral atau antibiotik yang digunakan dengan cara diminum biasanya diresepkan bagi pasien impetigo yang lebih serius.
Menurut hasil studi yang membandingkan antibiotik-antibiotik oral, justru cephalosporin, macrolide, broad-spectrum penicillin, dan juga lactamase-resistant narrow-spectrum penicillin adalah yang tergolong efektif [8].
Sedangkan antibiotik oral, seperti oral amoxicillin dan penicillin V bukanlah yang terbaik untuk mengobati impetigo [5].
Jenis antibiotik lainnya seperti trimethoprim-sulfamethoxazole atau clindamycin bisa saja diresepkan oleh dokter apabila pada hasil pemeriksaan terdapat jenis bakteria lain [5].
Bila dari pemeriksaan dokter menemukan bakteri yang membuat tubuh pasien resisten terhadap antibiotik (methicillin-resistant Staphylococcus aureus), maka kedua jenis antibiotik tadi kemungkinan akan diberikan dokter.
Selain dari penggunaan obat antibiotik, ada hal-hal penting yang pasien maupun orangtua pasien (jika penderita masih anak-anak) perhatikan selama perawatan di rumah [1,2,7] :
Tinjauan Obat antibiotik topikal (oles) maupun oral (minum) dapat diresepkan oleh dokter sebagai perawatan utama impetigo. Namun, menjaga kebersihan diri pasien adalah hal yang wajib dilakukan juga di rumah.
Gejala impetigo dapat mengarah pula pada beberapa jenis penyakit kulit lainnya dengan gejala serupa.
Maka ada baiknya untuk mengenali apa yang membedakan impetigo dari sejumlah penyakit kulit tersebut [2].
Impetigo dan herpes memiliki gejala yang mungkin sepintas hampir sama, lepuhan dapat terjadi pada area mulut, jari, maupun hidung.
Hanya saja bedanya, herpes disebabkan oleh virus yang disebut dengan HSV atau virus herpes simpleks.
HSV sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu HSV-1 yang menyebabkan herpes pada kulit dan ada pula herpes genital atau kelamin yang disebabkan oleh HSV-2.
Impetigo memang menyebabkan timbulnya ruam hingga lepuhan yang terasa gatal, begitu juga dengan eksim, namun bedanya adalah bahwa eksim bukan infeksi.
Eksim merupakan kondisi akibat reaksi terhadap suatu bahan kimia tertentu dan lebih dikaitkan dengan alergi.
Eksim pada umumnya pun menimbulkan gejala kulit kering, kulit kemerahan dan gatal-gatal walaupun ada pula eksim basah.
Pada jenis eksim basah, umumnya timbul lepuhan kecil-kecil dengan isi cairan bening yang dapat terjadi hanya pada area kaki atau tangan.
Impetigo dan kurap adalah dua jenis penyakit kulit yang berbeda sebab kurap disebabkan oleh infeksi jamur dan bukan bakteri.
Tidak seperti impetigo, kurap tak menyebabkan kerak kekuningan atau kecoklatan, melainkan menimbulkan gejala mirip cincin pada permukaan kulit di mana warnanya kemerahan.
Gejala ini dapat muncul pada kaki, paha dalam, atau bahkan kulit kepala.
Pengobatan yang diberikan umumnya adalah berupa krim untuk kulit yang mengandung antijamur.
Tinjauan Impetigo berbeda dari herpes terlepas dari gejala yang hampir serupa, eksim dan kurap karena herpes disebabkan oleh virus, eksim bukanlah jenis infeksi namun lebih terkait dengan alergi, sedangkan kurap disebabkan oleh jamur.
Impetigo merupakan jenis penyakit kulit yang menular namun tidak terlalu serius pada umumnya.
Hanya saja, tetap ada potensi untuk impetigo berkembang menjadi jauh lebih parah, seperti [2,4,5] :
Tinjauan Glomerulonefritis, limfangitis, selulitis, hingga sepsis dapat menjadi komplikasi berbahaya bagi para penderita impetigo, khususnya pada penderita dewasa.
Karena merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, maka sebenarnya impetigo sangat dapat dicegah.
Upaya utama yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri serta sekitar [2,5,7].
Tinjauan Pencegahan impetigo dapat dilakukan utamanya dengan menghindari orang-orang yang tengah mengalami impetigo agar tidak tertular, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menjaga kekebalan tubuh.
1) Joanne Murren-Boezem, MD. 2018. KidsHealth from Nemours. Impetigo.
2) Marjorie Hecht, Stephanie Watson & Karen Richardson Gill, MD, FAAP. 2019. Healthline. Everything You Need to Know About Impetigo.
3) Anonim. 2017. The New South Wales Ministry of Health. Impetigo fact sheet.
4) Valencia Higuera & Ross Radusky, MD. 2018. Everyday Health. Do You Have Impetigo? 8 Must-Know Facts About the Skin Condition.
5) John Mersch, MD, FAAP & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. 2020. MedicineNet. Impetigo: Symptoms, Transmission, Treatment, and Cure.
6) Doddy Irawan. 2018. Liputan 6. Mengenal Impetigo Bulosa, Infeksi Kulit Pada Anak yang Muncul di Musim Pancaroba.
7) Anonim. 2017. Cleveland Clinic. Impetigo: Management and Treatment.
8) Charles Cole, M.D., & John Gazewood, M.D., M.S.P.H. 2007. American Family Physician. Diagnosis and Treatment of Impetigo.