Penyakit & Kelainan

6 Jenis Batuk dan Pengobatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Batuk adalah refleks tiba-tiba yang sering terjadi berulang-ulang untuk membantu membersihakan pada saluran pernapasan besar dari sekresi, iritasi, partikel asing, dan juga mikroba. Rekfleks pada batu terdiri dari 3 fase, yaitu[1] :

  • Inhalasi
  • Ekspirasi paksa terhadap glotis yang tertutup
  • Pelepasan udara yang hebat dari paru-paru setelah pembukaan glotis, biasanya disertai dengan suara yang khas.

Batuk yang bersuara terhubung pada sistem pernapasan. Melalui penelitian membedakan kombinasi pemrosesan peranan batuk dalam hubungannnya dengan penyakit. Pola batu dengan keadaan pernapasan yang melebar, menyempit, kantung yang berisi cairan, dan paru-paru yang kaku[2].

Ternyata, batuk memiliki beberapa jenis sesuai dengan tingkat keparahan, penyebab, dan ciri. Berikut ini beberapa jenis batuk yang pada umumnya sering terkena oleh manusia, diantaranya :

1. Batu Berdahak

Batuk berdahak atau bronkitis merupakan penyakit paru osbtruktif kronik (PPOK) adalah jenis penyakit paru-paru yang membuat pernapasan sulit untuk bernapas. Jika dibiarkan begitu saja akan semakin parah. Jenis penyakit ini adalah emfisema yang kebanyakan diidap oleh pasien dengan PPOK emfisema dan bronkitis kronis sesuai dengan keparahan jenis penyakitnya[3].

Bronkitis kronis atau batuk berdahak memiliki gejala peradangan atau pembengkakan, dan iritasi pada bagian saluran bronkial. Bagian ini adalah saluran udara yang membawa udara dari kantung udara ke paru-paru. Iritasi pada bronkial menyebabkan lendir menjadi menumpuk. Lendir dan pembengkakan dapat mempersulit paru-paru untuk memindahkan oksigen masuk dan karbondioksida keluar dari dalam tubuh[3].

Penyebab dari batuk berdahak atau bronkitis adalah iritasi tenggorokan dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga dapat merusak paru-paru dan saluran udara. Asap rokok yang diisap menjadi penyebab utama penyakit bronkitis kronis[3].

Batuk berdahak atau bronkitis yang sudah sangat parah belum ada obatnya. Akan tetapi, perawatan dapat membantu mengatasi gejala penyakit ini. Perawatan ini berfungsi untuk memperlambt penyakit, dan juga meningkatkan kemampuan tetap aktif[3].

Perubahan gaya hidup obat-obatan, terapi oksigen, rehabilitasi paru, dan transpalantasi paru-paru termasuk dalam perawatan[3].

2. Batuk kering

Batuk kering adalah jenis batuk tapi tidak mengeluarkan dahak. Penyebabnya karena alergi hingga infeksi virus tertentu. Batuk kering berbeda dengan ciri batuk covid-19 dengan batuk yang disebabkan oleh flu biasa. Batuk kering dapat muncul karena permasalahan asam lambung. Gejalanya yaitu tenggorokan gatal dan kering, tidak berdahak[4].

Batuk kronis disebabkan berbagai macam kondisi pernapasan atau lainnya. Penyebab umum pada batuk kronis adalah imunokompeten pada orang dewasa yang tidak merokok dengan dada nyang normal, dan sindrom batuk saluran udara atas[4].

Sindrom batuk saluran udara atas lebih efektif menangani batuk karena tetesan postnasal, akan tetapi dapat terjadi akibat iritasi atau peradangan pada bagian saluran napas atas secara langsung dapat merangsang reseptor batu. Asma adalah penyebab umum dari batuk kering yang terjadi terus menerus pada orang dewasa dan anak-anak. Batuk kering yang disebabkan oleh asma dengan gejala mengi episodik dan dispnea yang terjadi pada malam hari [4].

Selain asma, penyebab penyakit lainnya yaitu refluks gastroesofageal sebanyak 40$ pasien. Batuk kering yang berhubungan dengan GERD yang terjadi melalui 3 mekanisme yang dapat memicu muncul batuk kering yaitu :

  • Intraesofagusrefluks (stimulasi trakeobronkial esofagus) refleks batuk)
  • Refluks laringofaringeal
  • Mikroaspirasi.

Gejala batuk kering atau batuk kronis sangat sulit terdeteksi baik secara fisik maupun psikis hingga ke komplikasi penyakit. Cara mengatasi batuk tersebut adalah[4] :

  • Konsumsi obat batuk kering golongan antitusif (supresan), seperti dextromethorphan
  • Makan permen pelega tenggorokan (lozenges)
  • Konsumsi obat batuk alami, seperti madu, lemon, dan jahe

3. Batuk Rejan

Batuk rejan atau bisa disebut dengan batuk rejan disebabkan karena bakteri Gram negatif Bordetella pertussis dari[5]:

  • Ini ditularkan melalui tetesan udara dan sangat menular.
  • Diagnosis sering terlambat atau tidak terjawab,
  • Karena pertusis menyerupai gejala infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh virus dan kadang-kadang dapat muncul secara atipikal.

Penyebaran batuk rejan ini oleh tetesan udara yang sangat menular terutama pada lingkungan rumah. Dengan menggunakan vaksin penularan dapat di cegah 50% dari penyebaran virus. Orang dengan gangguan kekebalan dapat tertular Bordetella bronchiseptica[6].

Faktor risiko untuk mendapatkan pertusis meliputi:

  • Kehamilan
  • Paparan epidemi
  • Kurang imunisasi
  • Kontak dekat dengan individu yang terinfeksi

Pengobatan batuk rejan atau pertusus adalah oksigen, pengisapan, hidrasi, dan menghindari iritasi pernapasan. Untuk pasien anak-anak usia 1 tahun yang tidak di vaksin akn berisiko besar terkena batuk rejan yang harus di rawat sesuai dengan gejalanya[6].

4. Batuk Croup

Batuk croup atau sindrom croup sering terjadi pada anak-anak dari infeksi. Gejala biasanya dengan gangguan pernapasan dan batuk croupy seperti menggonggong. Gejalanya lainnya seperti demam, timbulnya banyak penyakit, lelah, agitasi, sianoisis dan kelaparan[7].

Gangguan pernapasan adalah gejala yang utama dan hrus fokus untuk pengobatannya. Anak-anak dengan batuk croup dari batuk sedang sampai berat sangat berpengaruh pada epinefrin rasemat dan steroid[7]. Gejala pada anak seperti batuk menggonggong, suara serak, demam dapat didiagnosa dengan menggunakan anamnesis dan pemeriksaan secara fisik[8].

Perawatan anak-anak dengan batu croup tetap harus nyaman agar tidak memperburuk gejala. Jika anak mengalami gangguan pernapasan seger berikan oksigen untuk menyuplai udara. Pemberian oksigen paling praktis dalam pengobatan untuk anak-anak yang diberikan dari hidung dan juga mulut[8].

Pengobatan ini sangat membantu anak-anak dalam mengatasi batuk croup yang berfungsi untuk meningkatkan saturasi oksigen[8].

5. Batuk berdarah

Batuk berdarah (Hemoptisis) akibat permasalahan pembuluh paru-paru yang telah terinfeksi [9]. Hemoptisis adalah gejala dari beberapa penyakit seperti radang saluran udara (bronkitis, pneumonia, tuberkulosis, cytic, fibrosis). Hemoptisis adalah ekspektorasi darah yang ada pada salurna pernapasan bagian bawah yang dapat mengancam jiwa sehingga harus di rawat inap[10].

Penyebab dari hempotisis belum diketahui tetapi untuk penyebab umum yang sering terjadi pada pasien adalah penyakit infeksi dan inflamasi saluran pernapasan dan kanker[10].

6.  Post-nasal drip

Sindrom postnasal drip (PND) penyebab timbulnya batuk kronis[11]. Postnasal drip keluar dari lubang hidung yang biasanya dalam bentuk hidung meler dengan lendir yang mengalir dari belakang hidung menuju tenggorokan[12].

Gejala post-nasal drip dapat meliputi[13]:

  • Perasaan drainase lendir ke tenggorokan
  • Sering menelan
  • Membersihkan tenggorokan
  • Pidato serak atau gemericik
  • Sakit tenggorokan iritasi
  • Terasa ada yang mengganjal di tenggorokan

Kelebihan lendir yang memicunya memiliki banyak kemungkinan penyebab, antara lain[12]:

  • Pilek
  • Flu
  • Alergi , juga disebut alergi postnasal drip
  • Infeksi sinus atau sinusitis, yang merupakan peradangan pada sinus
  • Benda tersangkut di hidung (paling umum pada anak-anak)
  • Kehamilan
  • Obat-obatan tertentu, termasuk beberapa untuk pengendalian kelahiran dan tekanan darah
  • Deviasi septum , yaitu penempatan bengkok pada dinding yang memisahkan kedua lubang hidung, atau masalah lain pada struktur hidung yang mempengaruhi sinus
  • Perubahan cuaca, suhu dingin, atau udara yang sangat kering
  • Makanan tertentu (misalnya, makanan pedas dapat memicu aliran lendir)
  • Asap dari bahan kimia, parfum, produk pembersih, asap, atau iritan lainnya

Untuk mengatasi postnasal drip tergantung dengan penyebabnya. Obat antibiotik bekerja untuk membersihkan infeksi bakteri. Lendir dengan warna hijau atau warna kuning belum tentu mengandung infeksi bakteri. Pilek dapat mengubah warna lendir yang disebabkan karena virus dengan obat antibiotik yang tidak dapat merespon[12].

Antihistamin dan dekongestan dapat membantu untuk mengatasi postnasal drip sinusitis dan infeksi virus. Antihistamin seperti loratadine, fexofenadine, cetirizine, levocetirizine, dan desloratadine adalah obat antihistamin yang sangat baik dan tidak menyebabkan ngantuk[12].

Pilihan lainnya yaitu dengan banyak minum air putih yang dapat mengencerkan lendir yang sebelum kental dan sangat mengganggu yang dapat menyumbat pada bagian telinga dan sinus[12].

1) Anonim. nhp.gov.in. cough. 2016.
2) Gowrisree Rudraraju, Shubha Deepti Palreddy, Baswaraj Mamidgi, Narayana Rao Sripada, Y. Padma Sai, Naveen Kumar Vodnala, Sai Praveen Haranath. sciencedirect.com. Cough sound analysis and objective correlation with spirometry and clinical diagnosis. 2020.
3) Anonim. medlineplus.gov. chronicbronchitis. 2021.
4) Dr A Mahashur's. researchgate.net. Chronic dry cough: Diagnostic and management approaches. 2015.
5) Anonim. bmj.com. Pertussis (whooping cough). 2019.
6) Ashley M.Lauria, Christopher P.Zabbo. ncbi.nlm.nih.gov. Pertusis. 2021.
7) Jeffrey L. Goldhagen MD. sciencedirect.com. Croup: Pathogenesis and management. 2004.
8) Candice L. Bjornson , MDdan David W. Johnson , MD. ncbi.nlm.nih.gov. Croup in children. 2013.
9) Matthew Hoffman, MD. webmd.com. Hemoptysis (Coughing Up Blood). 2020.
10) Harald Ittrich , PD Dr., 1 Maximilian Bockhorn , Prof., 2 Hans Klose , Dr., 3 dan Marcel Simon , Dr. ncbi.nlm.nih.gov. The Diagnosis and Treatment of. Hemoptysis. 2017.
11) Patricia Makedonia 1, Hesyam Saleh , Alfonso Torrego , Justine Arbery , Ian MacKay , Stephen R Durham , Kian Fan Chung. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Postnasal drip and chronic cough: An open interventional study. 2009.
12) Stephanie Watson. webmd.com. What Is Postnasal Drip?. 2020.
13) Anonim. enthealth.org. Post-nasal Drip. 2018.

Share