Makanan, Minuman dan Herbal

Kabocha: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kabocha merupakan sayuran yang termasuk dalam keluarga labu. Di Jepang, kabocha sangat banyak ditemukan dengan harganya yang terbilang cukup mahal.

Labu jenis kabocha ini dikenal sangat kaya akan khasiatnya dalam dunia pengobatan sampai produk kosmetik. Hampir semua jenis tanaman kabocha (Cucurbita maxima) aman untuk dikonsumsi dan penuh dengan segudang manfaat kesehatan.[1]

Kabocha (Cucurbita maxima)

Tentang Kabocha

Kabocha (Cucurbita maxima) adalah salah satu jenis labu musim dingin yang berasal dari Selatan Amerika dan telah dibudidayakan sejak awal tahun 1980an. Di Jepang, terutama di Hokkaido, kabocha menjadi spesies labu utama yang dibudidayakan untuk makanan.[2,5,7]

Cucurbita maxima memiliki batang bundar yang kuat dengan daun lebar bundar hingga berbentuk menyerupai ginjal yang agak bergigi dan terdapat sulur. Tangkai buahnya bulat dan berdaging saat dewasa dengan kulitnya yang keras.[1,3,7]

Buahnya bulat kecil pipih dengan kulit hijau gelap yang khas dengan garis-garis hijau muda. Ukuran buah rata-rata sekitar 1,2 hingga 2,0 kg dengan waktu jatuh tempo berkisar antara 13 hingga 17 minggu.[7]

Daging buahnya berwarna oranye atau kuning karena mengandung senyawa karoten yang tinggi. Biji buah kabocha padat berwarna kecoklatan atau putih lembut, yang diselimuti oleh lapisan pelindung yang biasa disebut hull.[1,6]

Karoten diketahui cukup besar andilnya dalam menurunkan risiko kanker, serangan jantung, dan beberapa proses penuaan.

Fakta Menarik Seputar Kabocha

  • Labu kabocha (C. maxima) memiliki batang bundar sedangkan labu kuning (C. moshacata) batangnya bersudut dengan daun yang sangat melengkung.[7]
  • Semua bagian kabocha dapat dimanfaatkan mulai dari biji, bunga, daging buahnya, hingga daunnya dan telah banyak dikonsumsi di beberapa negara.[1,3,5]
  • Komposisi β -karoten, α-tokoferol, dalam kabocha terbilang paling tinggi bila dibandingkan dengan labu manis dan labu kuning.[6]
  • Daging buah dan kulit kabocha mengandung lebih banyak karbohidrat dan protein bila dibandingkan dengan jenis labu lainnya.[6]
  • Kulit kabocha biasanya dipisahkan karena mengandung banyak tokoferol dan karoten dibanding daging buahnya sehingga sering digunakan untuk pengobatan di Korea.[6]
  • Daun kabocha yang semakin muda semakin mengandung komposisi yang baik untuk diolah menjadi salad, sementara batangnya berisi serat makanan.[1]
  • Biji kabocha merupakan sumber vitamin, mineral, kalori, dan protein yang baik. Selain itu juga kaya akan tokoferol, triterpen dan asam lemak tak jenuh.[3,5]

Kandungan Gizi dalam Kabocha

Berikut informasi nilai gizi yang terkandung pada 100 gram sajian kabocha.[4]

NamaJumlahSatuan Unit
Total kalori142kJ
Total karbohidrat8.6g
Serat makanan1.5 g
Lemak total0.1g
Protein0.9g
Vitamin A1367IU
Vitamin C12.3mg
Vitamin D
Vitamin E (δ tokoferol)0.1mg
Vitamin K1.1mcg
Thiamin0.0mcg
Riboflavin0.1mg
Niacin0.5 mg
Vitamin B60.2mg
Folat24.0mcg
Vitamin B120.0mcg
Asam pantotenat0.2mg
Kalsium28.0mg
Zat besi0.6mg
Magnesium14.0mg
Fosfor23.0mg
Kalium350mg
Natrium4.0mg
Zinc0.2mg
Seng0.1mg
Mangan0.2mg
Selenium0.4mcg

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa kabocha kaya akan serat makanan, Riboflavin, Folate, Magnesium, dan Seng. Selain itu juga menjadi sumber Kalium dan Mangan yang baik dengan jumlah lemak jenuh, kolesterol, serta natrium yang sangat rendah.[4]

Kandungan Senyawa Kabocha

  • Tokoferol yang terdapat pada biji kabocha berfungsi sebagai antioksidan yang baik serta dapat meningkatkan penyerapan gula dalam darah.[3]
  • Kandungan Zn dan fitosterol dapat mencegah resiko terjadinya penyakit kronis.[6]
  • Dua asam lemak tak jenuh oleat dan asam linoleat yang didapat dari minyak biji kabocha beraksi dalam meringankan gejala pembesaran prostat.[1]
  • Senyawa sitosterol yang tinggi dalam kandungan kabocha sangat fenomenal untuk mengatasi masalah berkemih dan kelenjar prostat.[5,6]
  • Fitosterol dan sitosterol dari kabocha juga dikenal efektif untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan mengurangi risiko beberapa kanker.[2,3,6]
  • Senyawa karoten yang ditemukan pada daging buah kabocha juga diduga bermanfat untuk mencegah kanker prostat.[2,6]

Manfaat Kabocha untuk Kesehatan

Mengingat banyaknya bukti penelitian kabocha untuk pengaruh kesehatan, kabocha termasuk salah satu sayuran yang banyak dikenal. Berikut manfaatnya untuk kesehatan, yaitu :

  • Mencegah dan Mengatasi Gangguan Saluran Kemih

Diantara berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari kabocha, salah satunya yaitu bagi sistem saluran kemih.

Ekstrak dari biji labu kabocha diketahui aman dan dapat ditoleransi dengan baik dalam tubuh untuk mengatasi gangguan saluran kemih seperti beser atau pembesaran kelenjar prostat (BPH).[3,5]

Diduga sitosterol yang terdapat pada ekstrak biji kabocha memiliki andil penting dalam meringankan gangguan saluran kemih tersebut.[3,5]

Ekstrak biji kabocha juga menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan volume air kemih tanpa disertai pengeluaran K+ dan Na+. Dengan demikian dapat dikatakan biji kabocha berperan aktif dalam aktivitas yang mendorong pengeluaran air seni.[3]

K+ dan Na+ dalam volume yang tinggi yang ditemukan dalam urin dapat mengarah pada masalah gagal ginjal.

Selain itu, minyak biji kabocha juga disebutkan mampu menurunkan tekanan kandung kemih dan uretra sehingga dapat meningkatkan kinerja kandung kemih.[1,3]

Jangan khawatir untuk menjadikan biji kabocha sebagai cemilan yang sehat, alih-alih berbahaya justru dengan mengemil biji kabocha ternyata dapat membantu mencegah terjadinya batu ginjal yang paling umum.[1]

Biji kabocha mengandung senyawa yang mampu menurunkan kadar zat yang mendorong pembentukan batu serta meningkatkan zat yang dapat menghambat pembentukan batu.[1]

  • Melawan Parasit Dalam Tubuh

Biji labu kabocha telah lama digunakan sebagai anti-parasit karena mengandung senyawa cucurbitin yang mampu mengusir parasit yang ada pada sistem pencernaan.[1,6]

Studi oleh Dr. P. Mythili & Dr. T. Kavitha menunjukkan bahwa biji labu dapat menghasilkan efek anti-helmintik (pemberantasan cacing). Diketahui adanya aktivitas pada pergerakan helmintik dan efek proteolitik yang juga dapat menghancurkan telur cacing.[3]

Efek proteolitik yaitu sifat yang dapat menguraikan protein yang diproduksi di dalam sel dan melepaskan protein tersebut untuk dikeluarkan dari sel. Sedangkan efek helmintik yaitu membunuh cacing.

Hasil studi menunjukkan bahwa terlihat adanya efek anti-helmintik pada kabocha dari 23 gram biji labu yang dilarutkan dalam 100cc air.

Efek helmintik juga bisa didapatkan dengan membiarkan semalaman biji kabocha yang telah digoreng bersama dengan gula dan minyak jarak kemudian mengonsumsinya di pagi hari.[3]

  • Mencegah dan Melawan Kanker

Ekstrak metanol dari biji kabocha dilaporkan menunjukkan perlawanan terhadap sel tumor yang ganas dan dapat menyebar (karsinoma).[3]

Aksi dari senyawa metanol tersebut diketahui dapat mengurangi volume tumor yang diduga melibatkan aktivasi sistem imun untuk membunuh sel tumor dan menghambat kemampuan darah untuk dapat dilalui oleh cairan sel tumor (permeabilitas vaskuler).[3]

Minyak biji kabocha terbukti mampu menurunkan tingkat resiko kanker lambung, usus, payudara, dan paru-paru.[3]

Senyawa karoten yang ditemukan pada daging buah kabocha juga dapat dimanfaatkan untuk mencegah kanker prostat.[6,8]

  • Mengatasi Diabetes dan Peningkatan Kolesterol

Berbagai macam ekstrak kabocha setelah dievaluasi menunjukkan adanya efek anti-diabetik dan penurunan kadar kolesterol dalam darah.[3,6,8]

Hasil menunjukkan penurunan yang bermakna pada kadar gula dalam darah, kolesterol LDL, trigliserid, sementara pada kadar kolesterol HDL dan insulin menunjukkan adanya peningkatan setelah diberikan ekstrak kabocha.[3]

β -sitosterol yang ditemukan dalam kabocha juga memiliki efek biologis yang luas meliputi penurunan kadar kolesterol dan perlawanan terhadap zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.[2,6]

Ekstrak dari biji kabocha terbukti menunjukkan segudang manfaat. Selain yang telah disebutkan diatas, ekstrak biji kabocha juga dapat digunakan sebagai asupan diet karena diketahui berpotensi untuk mengurangi lemak berlebih dari tubuh.[3]

Biji kabocha disebutkan mengandung mangan yang memiliki kecenderungan untuk menghasilkan tiroksin untuk mengatur lemak dalam tubuh serta membuang lemak berlebih pada jaringan serta darah.[3]

  • Melawan Infeksi dengan Sifat Anti-Bakteri

Ekstrak etanol yang didapat dari biji kabocha terbukti mampu melawan bakteri secara luas diantaranya:[2,3]

  • Staphylcoccuds aureus. Bakteri gram-positif yang dikenal dapat menyebabkan berbagai penyakit pada kulit. Biasanya infeksi bakteri ini pada kulit ditandai dengan kemerahan, bengkak, nyeri, dan adanya nanah jika terdapat luka.
  • Bacillus subtilis. Bakteri gram-positif yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
  • Pseudomonas aeruginosa. Bakteri gram-negatif yang paling utama perannya untuk infeksi menular yang didapat dari rumah sakit (nosokomial), kemudian dapat juga menyebabkan infeksi kulit dan infeksi mata.
  • Proteus mirabilis. Bakteri gram-negatif yang dapat ditemukan pada penderita Infeksi saluran Kemih (ISK).
  • Klebsiella pneumonia. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial dan memiliki andi penting dalam penyakit pneumonia.
  • Escherichia coli. Bakteri yang sering ditemukan di usus dan dikenal dapat menyebabkan diare hingga muntah-muntah atau infeksi saluran pencernaan.
Aktivitas antibakteri dari ekstrak biji kabocha diteliti dengan konsentrasi berbeda 100-200mg/ml menunjukkan hasil yang sangat baik dibandingkan dengan obat referensi standar Amikacin 25μg / ml.27.[3]

Efek Samping Kabocha

  • Wabah Virus Mosaik

Wabah virus mosaik yang terjadi di Selandia Baru pada tahun 1994-1995 yang terjadi diakibatkan zucchini yellow mosaic potyvirus (ZYMV) membuat labu kabocha mendapat banyak perhatian.

Hasil penelitian kemudian menunjukkan tidak adanya virus yang ditemukan pada kabocha, namun kemungkinan tersebut dapat terjadi jika pembudidayaan tidak terpantau dengan baik.[9]

Penelitian Cruz et.al melaporkan bahwa hidroalkoholik ekstrak dari biji kabocha tidak menunjukkan keracunan akut maupun tiroid subakut pada 1000mg/kg hingga 5000mg/kl.[10]

Penelitian Ojiako et.al juga melaporkan hal serupa, tidak ada alasan untuk khawatir akan efek samping kabocha, dimana toksisitas akut baru dapat diteliti jika seseorang mengonsumsinya lebih dari 4kg.[11]

Tips Konsumsi Kabocha

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa semua bagian kabocha aman untuk dikonsumsi dan memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan. Berikut tips mengonsumsi kabocha menurut beberapa sumber :

  • Di berbagai negara biji kabocha biasa dimakan langsung dan disantap sebagai cemilan dan asupan diet sehat, namun bisa juga dengan dikeringkan maupun dipanggang terlebih dahulu, mengandung banyak minyak bernutrisi, protein dan vitamin.[1,2]
  • Daging kabocha umumnya diolah menjadi sup buah, selai dan bahan kue pai.[2]
  • Batangnya dapat dicacah dan direbus bersama sayuran, yang mengandung banyak serta makanan.[1]
  • Biji labu kabocha telah sering digunakan sebagai penguat rasa makanan untuk disajikan dengan daging atau ikan.[2]

Tips Mengolah Kabocha

Labu merupakan buah serbaguna yang rasanya tidak mudah berubah walaupun dipanggang, direbus, dikukus, dipanaskan, atau didihkan dalam air rebusan.[8]

  • Dipanggang

Belah labu menjadi dua bagian, pisahkan biji dan seratnya, kemudian letakkan ke dalam loyang. Baluri dengan minyak dan bumbu rempah-rempah sesuai selera. Balik potongan labu dan panggang dalam oven sekitar 400F selama 25-45 menit atau sampai daging empuk dan mudah ditusuk garpu. Dinginkan selama kurang lebih 10 menit sebelum menyajikannya.[8]

  • Direbus mendidih

Kupas labu dan pisahkan kulitnya, kemudian belah labu jadi dua. Pisahkan biji dan seratnya (bisa diolah dengan bahan lain atau dipanggang). Potong labu berbentuk dadu dan letakkan dalam panci, kemudian tambahkan air ke dalam panci. Didihkan selama kurang lebih 10-15 menit atau sampai daging empuk.[8]

  • Direbus

Buang kulit dan biji kabocha, kemudian iris menjadi potongan-potongan kecil yang seragam. Campur menjadi sup, semur, atau casserole di awal waktu memasak.[8]

Tips Penyimpanan Kabocha

Berikut tips menyimpan kabocha agar tetap sehat dan tidak kehilangan nutrisinya :

  • Pastikan kabocha yang baru dipanen terhindar dari sengatan cahaya matahari.[7]
  • Meninggalkan satu bagian tangkai pada labu dipercaya dapat meningkatkan umur penyimpanan.[7]
  • Jika anda membeli labu yang belum begitu matang, letakkan di tempat yang cerah dan hangat untuk membantunya matang.[8]
  • Jika kabocha sudah matang, simpan di tempat gelap dan sejuk namun jangan didinginkan.[8]

Walaupun labu terkenal awet jika disimpan dengan tepat, namun sebaiknya jangan biarkan lebih dari sebulan untuk mendapatkan rasa terbaiknya.[8]

Labu jenis kabocha termasuk salah satu jenis labu musim dingin yang mengandung segudang nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan dengan efek samping yang sangat minimal. Dibandingkan dengan labu jenis lainnya, kabocha mengandung fitosterol, karbohidrat dan protein yang paling tinggi. Semua bagian dari tanamannya dapat dimanfaatkan untuk makanan maupun obat tradisional.

1. Mie Nishimura., Tatsuya Ohkawara., Hiroji Sato., Hiroshi Takeda., and Jun Nishihira. Pumpkin Seed Oil Extracted From Cucurbita maxima Improves Urinary Disorder in Human Overactive Bladder. 4(1): 72–74. Journal of Traditional and Complementary Medicine; 2014
2. Sirelkhatim B.E., Asha M.E., Nourelhuda A.K., Adil A.G., and Hayat O.D. A Review on Omega-3 and Omega-6 Essential Fatty Acids: Uses, Benefits and their Availability in Pumpkins (Cucurbita maxima) Seed and Desert Dates (Balanites aegyptiaca) Seed Kernel Oil. 17(12):1195-1208. Journal of Biological Sciences; 2014
3. Dr. P. Mythili Md & Dr. T. Kavitha Md. Overview on Cucurbita Maxima Seed. 6(3):29-33. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS); 2017
4. Condé Nast. Squash, winter, all varieties, raw Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018
5. Muntean Edward., Nicoleta Muntean., and Marcel M.D. Cucurbita Maxima Duch. As A Medicinal Plants. 21(1-2):75-80. Hop And Medicinal Plants; 2013
6. Mi Young Kim., Eun Jin Kim., Young-Nam Kim., Changsun Choi and Bog-Hieu Lee. Comparison of the chemical compositions and nutritive values of various pumpkin (Cucurbitaceae) species and parts. 6(1):21-27. Nutrition Research and Practice; 2012
7. Tony Napier. Pumpkin production. 964. Primefact NSW Gov; 2009
8. Anonym. Winter Squash. Harvard T.H Chan; 2020
9. J.D Flecher., A.R Wallace and B.T Rogers. Potyviruses in New Zealand buttercup squash (Cucurbits maxima Duch.): yield and quality effects of ZYMV and WMV 2 virus infections. 28(1):17-26. Journal of Crop and Horticultural Science; 2000
10. R.C.B. Cruz, C.D. Meurer, E.J. Silva, C. Schaefer, A.R.S. Santos, A. Bella Cruz & V. Cechinel Filho. Toxicity Evaluation of Cucurbita maxima. Seed Extract in Mice. 44(4):301-303. Pharmaceutical Biology; 2008
11. O.A. Ojiako and C.U. Igwe. Nutritional and Anti-Nutritional Compositions of Cleome rutidosperma, Lagenaria siceraria, and Cucurbita maxima Seeds from Nigeria. 10(4):735–738. Journal of Medicinal Food; 2007

Share