√ Scientific BasePass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Kebotakan, atau disebut alopecia dalam istilah medis, bisa terjadi hanya pada kulit kepala atau seluruh tubuh serta bisa bersifat sementara atau permanen. Kebotakan bisa disebabkan oleh faktor keturunan, perubahan hormon, gangguan kesehatan atau tanda penuaan.
Rambut bisa tumbuh dimana saja di tubuh manusia, kecuali pada bagian-bagian seperti telapak tangan serta telapak kaki, kelopak mata serta pusar. Tetapi banyak rambut-rambut halus yang sebenarnya tumbuh namun sulit dilihat sehingga tampak tidak ada.
Rambut terdiri dari protein yang disebut keratin yang diproduksi di bagian folikel rambut di lapisan luar kulit. Saat folikel menghasilkan sel rambut yang baru, sel-sel yang lama akan didorong keluar melalui permukaan kulit dengan kecepatan sekitar 15 cm dalam setahun. [4]
Rambut yang bisa dilihat sebenarnya adalah untaian sel keratin yang telah mati. Rata-rata kepala orang dewasa memiliki sekitar 100,000 hingga 150,000 rambut dan lepas hingga 100 helai dalam sehari. Oleh karena itu, bila menemukan beberapa helai rambut di sisir, tidak perlu khawatir. [1, 4]
Setiap folikel memiliki siklus hidupnya masing-masing yang bisa dipengaruhi oleh usia, penyakit, dan banyak faktor-faktor lainnya. Siklus hidup rambut terbagi menjadi tiga tahap: [1, 3, 4]
Anagen, pertumbuhan rambut aktif yang biasanya berlangsung antara dua hingga delapan tahun
Katagen, pertumbuhan transisi rambut yang berlangsung dari dua hingga tiga minggu
Telogen, tahap istirahat yang berlangsung sekitar dua hingga tiga bulan; di akhir fase istirahat ini rambut akan lepas dan rambut baru akan menggantikannya, kemudian siklus pertumbuhan akan dimulai kembali.
Semakin tua seseorang, semakin lambat pertumbuhan rambutnya.
Tidak mungkin untuk menghitung jumlah rambut yang rontok setiap hari. Kita mungkin bisa melihat rambut yang rontok lebih banyak dari biasanya saat mencuci rambut kemudian melihat banyak yang tersangkut di lubang pembuangan air, atau ketika menemukan gumpalan rambut di sisir.
Jika kerontokan rambut yang berlebih ini menimbulkan kecemasan, maka sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya.
Jenis-Jenis Kebotakan
Ada banyak jenis kebotakan dan kerontokan rambut (alopecia): [1, 2, 3, 4]
Alopecia involusional, suatu kondisi alami dimana rambut secara bertahap semakin tipis karena pertambahan usia. Semakin banyak folikel yang memasuki fase istirahat, dan rambut yang tersisa akan semakin pendek dan sedikit jumlahnya.
Alopecia androgenik, suatu kondisi genetik yang bisa terjadi baik pada pria maupun wanita. Pria dengan kondisi ini, disebut kebotakan pola pria, bisa mulai mengalami kerontokan rambut sejak remaja atau di awal usia 20an. Cirinya adalah semakin mundurnya garis rambut dan hilangnya rambut secara bertahap dari bagian depan dan puncak kepala. Wanita yang mengalami kondisi ini tidak mengalami penipisan yang mencolok hingga usia 40an atau lebih. Wanita mengalami penipisan rambut secara merata di seluruh bagian kulit kepala, dan paling banyak di bagian puncak kepala.
Alopecia areata, sering dimulai dengan tiba-tiba dan menyebabkan kebotakan di beberapa tempat (pitak) pada anak-anak dan dewasa muda. Kondisi ini bisa mengakibatkan kebotakan total (alopecia totalis). Tetapi pada 90% orang yang menderita kondisi ini, rambut akan kembali tumbuh dalam beberapa tahun.
Alopecia universalis menyebabkan rambut di seluruh tubuh rontok, termasuk alis, bulu mata, dan rambut kemaluan.
Trichotillomania, paling sering terjadi pada anak-anak, yaitu suatu gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya suka mencabuti rambutnya sendiri.
Telogen effluvium adalah penipisan rambut sementara di bagian kepala yang terjadi akibat perubahan pada siklus pertumbuhan rambut. Sejumlah besar rambut akan memasuki fase istirahat pada saat yang bersamaan sehingga menyebabkan rontoknya rambut dan penipisan.
Alopecia scarring mengakibatkan kebotakan permanan. Kondisi peradangan pada kulit (misalnya yang terjadi pada lupus dan lichen planus) seringkali menyebabkan bekas luka yang merusak kemampuan rambut untuk melakukan regenerasi. Mengikat rambut terlalu kencang juga bisa menyebabkan kebotakan permanen.
Gejala-Gejala Kebotakan
Kebotakan bisa tampak dalam bentuk yang berbeda-beda, seperti jenis-jenis yang telah disebutkan, serta tergantung dari penyebabnya. Kebotakan bisa terjadi tiba-tiba atau secara bertahap, serta bisa mempengaruhi hanya bagian kepala atau seluruh tubuh.
Tanda-tanda dan gejala kebotakan termasuk: [1, 2, 3, 4]
Penipisan rambut secara bertahap. Ini adalah jenis kebotakan yang paling umum dan bisa terjadi seiring pertambahan usia seseorang. Penipisan bisa dimulai dari bagian depan kepala atau puncak kepala
Rambut rontok pada titik-titik tertentu tubuh, misalnya alis, jenggot, atau pitak di kepala. Kulit kepala bisa terasa gatal atau nyeri sebelum rambut rontok.
Rambut rontok tiba-tiba dalam jumlah sekaligus banyak ketika keramas, menyisir, atau bahkan hanya dengan menarik rambut pelan-pelan.
Rambut rontok di seluruh tubuh, biasanya dialami oleh pasien kemoterapi untuk kanker.
Rambut kepala rontok di bagian tertentu, disertai rambut patah, kemerahan pada kulit kepala, pembengkakan, dan kadang-kadang mengeluarkan nanah.
Penyebab Kebotakan
Masih belum diketahui secara pasti mengapa folikel-folikel rambut tertentu memiliki periode pertumbuhan yang lebih pendek dibanding folikel lainnya. Namun, beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya kebotakan termasuk: [1, 2, 3, 4]
Hormon, misalnya kadar androgen yang tidak normal. Hormon pria ini diproduksi baik pada tubuh pria maupun wanita.
Gen, baik dari ayah maupun ibu, bisa mempengaruhi waktu kebotakan yang dialami seseorang, serta pola kebotakannya.
Stres, penyakit, dan persalinan bisa menyebabkan kebotakan sementara. Ringworm yang disebabkan oleh infeksi jamur juga bisa menyebabkan rambut rontok.
Penggunaan obat-obatan, termasuk obat kemoterapi yang digunakan pada perawatan pasien kanker, pengencer darah, beta-adrenergic blocker untuk mengendalikan tekanan darah, serta pil KB, bisa menyebabkan kebotakan sementara. [3]
Luka bakar, cedera, serta X-ray bisa menyebabkan kebotakan sementara. Pada kasus seperti ini, pertumbuhan rambut yang normal akan kembali begitu cedera atau luka pulih kecuali timbul bekas luka. Bila demikian, rambut tidak akan tumbuh kembali.
Penyakit autoimun bisa menyebabkan alopecia areata. Pada alopecia jenis ini, sistem umun akan bekerja lebih aktif dan berdampak pada folikel rambut. Pada sebagian besar penderita alopecia areata, rambut akan tumbuh kembali, meskipun pada awalnya akan sangat halus dan warnanya lebih terang sebelum kemudian kembali seperti bentuk normalnya.
Prosedur kosmetik, misalnya terlalu sering menggunakan shampoo, pengeritingan rambut, bleaching, serta pewarnaan rambut bisa berkontribusi pada penipisan rambut karena membuat rambut lemah dan rapuh. Mengikat atau mengepang rambut dengan sangat kencang, menggunakan rol panas juga bisa merusak dan membuat rambut patah. Namun, prosedur-prosedur ini tidak menyebabkan kebotakan. Pada banyak orang, rambut akan kembali tumbuh normal begitu penyebabnya diatasi. Namun, kerusakan berat pada rambut atau kulit kepala kadang-kadang bisa menyebabkan pitak permanen.
Gangguan kesehatan. Penyakit tiroid, lupus, diabetes, anemia yang menyebabkan kekurangan zat besi, serta gangguan pola makan bisa menyebabkan kebotakan. Pada sebagian besar kasus, bila gangguan kesehatan diatasi, maka rambut akan kembali tumbuh kecuali ada luka seperti yang terjadi pada beberapa jenis lupus, lichen planus, atau kelainan folikular.
Diet. Pola makan yang rendah asupan protein atau diet tanpa kalori bisa menyebabkan kebotakan dan kerontokan rambut sementara.
Diagnosa
Kerontokan rambut yang terus terjadi seringkali merupakan tanda adanya gangguan kesehatan.
Dokter atau dermatologis bisa menentukan penyebab kerontokan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. Pada beberapa kasus, perubahan pola makan sederhana sudah bisa membantu. Dokter juga mungkin akan mengganti jenis obat yang rutin diminum, bila ada.
Jika dermatologis menduga pasien memiliki penyakit kulit atau autoimun, maka akan dilakukan biopsi atau pengambilan contoh jaringan kulit kepala untuk diperiksa di laboratorium. [1, 2, 3, 4]
Penting untuk dicatat bahwa pertumbuhan rambut adalah suatu proses yang rumit. Perlu waktu untuk bisa menentukan dengan pasti penyebab terjadinya kerontokan rambut atau kebotakan.
Perawatan dan Pengobatan
Beberapa jenis obat bisa memperlambat terjadinya kebotakan, dan perawatan alternatif bisa menjaga kesehatan rambut yang tersisa, namun tidak ada perawatan atau pengobatan yang bisa mengembalikan rambut setelah terjadinya kebotakan total.
Meskipun demikian, pengobatan dan perawatan berikut bisa memberikan efek positif pada beberapa penderita kebotakan atau rambut rontok: [1, 2, 3, 4]
Minoxidil (Rogaine). Pada situasi tertentu, salep ini bisa menumbuhkan kembali rambut di bagian-bagian yang botak. Rogaine bekerja pada folikel rambut untuk membalikkan proses pengerutannya untuk merangsang pertumbuhan rambut. Efeknya paling baik pada orang-orang yang usianya masih muda dan baru mulai menunjukkan gejala-gejala kebotakan atau mengalami pitak.
Finasteride (Propecia). Biasanya digunakan pada dosis yang lebih tinggi untuk mengobati masala prostat, Propecia saat ini juga digunakan untuk mengatasi kebotakan pada pria. Propecia bisa menghentikan pembentukan hormon pria di kulit yang bisa menyebabkan kerontokan. Obat ini berupa pil dan diminum satu kali sehari. [3]
Spironolactone. Ini juga pil yang diminum satu kali sehari untuk menghentikan hormon pria di kulit yang bisa menyebabkan kerontokan rambut.
Transplantasi rambut. Prosedur ini berupa pemindahan plug kulit dari bagian kulit kepala yang masih mengandung folikel rambut yang aktif ke bagian yang botak. Satu orang bisa membutuhkan beberapa ratus plug yang ditanam sebanyak 10 hingga 60 plug dalam satu sesi. Rambut yang ditransplantasi bisa lepas, namun rambut baru biasanya akan mulai tumbuh dari folikel yang ditanam dalam waktu beberapa bulan.
Kortikosteroid. Obat ini digunakan pada penderita alopecia areata dalam bentuk tetes atau suntikan ke bagian yang botak di kulit kepala. Prosedur ini bisa terasa sakit dan menyebabkan penipisan kulit di bagian yang disuntik. [3]
Laser bisa digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut baru.
Janus Kinase Inhibitor, suatu jenis imunomodulator yang telah menunjukkan hasil klinis yang menjanjikan untuk mengatasi alopecia areata.
Mencegah Kebotakan
Sebagian besar kebotakan disebabkan oleh faktor genetik, dan jenis kebotakan ini tidak bisa dicegah. [3]
Namun, pada jenis-jenis yang bisa dicegah, langkah-langkah berikut bisa membantu menghindari terjadinya rambut rontok dan kebotakan: [1, 3]
Perlakukan rambut dengan lembut. Gunakan sisir yang bergigi jarang dan hindari menarik-narik rambut saat menyisir, terutama bila rambut dalam keadaan basah. Hindari perawatan yang kasar, seperti menggunakan rol panas, catok rambut, mengikat rambut terlalu kencang dengan karet gelang, jepit rambut yang terlalu ketat, serta mengepang terlalu kencang.
Makan dengan gizi seimbang dan jangan lakukan diet yang tidak sehat.
Tanyakan pada dokter tentang obat dan suplemen yang rutin diminum yang bisa menyebabkan kerontokan.
Lindungi rambut dari sinar matahari dan sumber-sumber sinar ultraviolet lainnya.
Berhenti merokok. Beberapa studi menunjukkan kaitan antara merokok dan kebotakan pada pria.
Jika sedang menjalani perawatan kemotarapi, tanyakan pada dokter tentang cooling cap. Penutup kepala ini bisa mengurangi risiko kerontokan rambut selama kemoterapi.
1. Mayo Clinic Staff. Hair Loss. Mayo Clinic; 2020.
2. Gary W. Cole, MD, FAAD, William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Hair Loss in Men and Women (Alopecia). Medicine Net; 2019.
3. Stephanie S. Gardner, MD. Understanding Hair Loss. Web MD; 2019.
4. Kristeen Moore, Elaine K. Luo, M.D. Everything You Need to Know About Hair Loss. Healthline; 2019.