Penyakit & Kelainan

Kehamilan Kriptik : Penyebab, Penanganan dan Komplikasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Kehamilan Kriptik?

Kehamilan kriptik atau cryptic pregnancy adalah sebuah kondisi ketika seorang wanita tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil [1,2,3,4,11].

Ketidaksadaran sedang mengandung biasanya dialami oleh para wanita yang sebelumnya sudah disterilisasi maupun terdiagnosa tidak subur atau telah divonis tak bisa punya anak [1,2,3,4].

Wanita-wanita yang juga tak mengalami gejala kehamilan pada umumnya pasti tidak akan sadar bahwa dirinya telah berbadan dua [1,2,3,4,11].

Tinjauan
Kehamilan kriptik adalah sebuah kondisi ketika wanita tak menyadari bahwa dirinya sedang dalam kondisi hamil.

Penyebab Kehamilan Kriptik

Belum diketahui penyebab pasti kehamilan kriptik, namun para ahli menemukan sejumlah teori yang diduga kuat sebagai faktor peningkat risiko kehamilan kriptik, yaitu sebagai berikut :

  • Kesuburan Pasca Melahirkan

Pada beberapa wanita, ketidaksadaran akan kehamilannya bisa disebabkan oleh kehamilan yang belum lama ia alami sebelumnya [3,4,5].

Tak lama setelah melahirkan, wanita pasti sedang sibuk menyusui di mana biasanya pada proses ini tingkat kesuburan akan menurun [3,4,5].

Hanya saja pada sejumlah wanita, pasca melahirkan tingkat kesuburan mereka tetap tinggi sehingga ovulasi dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan [3,4,5].

Ketika hal ini terjadi, biasanya tanda awal kehamilan setelah belum lama melahirkan tentu tidak akan terasa jelas dan kondisi ini sangat mungkin terjadi pada sebagian wanita [3,4,5].

  • Gejala Kehamilan Tak Kentara

Meskipun tanda-tanda kehamilan pada umumnya meliputi rasa mual, nyeri pinggang, pembesaran pada area perut, serta kram pada panggul, tak semua wanita hamil mengalami gejala serupa [2,3,4].

Setiap wanita akan merasakan gejala yang berbeda-beda, termasuk juga gejala kehamilan yang tak kentara pada sebagian wanita [2,3,4].

Maka tidak heran apabila mereka bisa saja tak sadar tengah mengandung karena kondisi tubuh normal tanpa kejanggalan dan keluhan apapun [2,3,4].

Faktor ini sangat jarang dalam memengaruhi timbulnya kehamilan kriptik, namun tetap tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada beberapa wanita [2,4].

Beberapa kondisi gangguan kesehatan mental mampu menyebabkan seorang wanita tak menyadari kehamilannya [2,4].

Bahkan lebih buruknya, sang wanita bisa saja menolak kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung dan akan terus-menerus kesulitan untuk menerima kehamilannya [2,4].

  • Penggunaan Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi seringkali tidak sepenuhnya menjamin seorang wanita tidak akan hamil usai melakukan hubungan intim dengan pasangan [3,4].

Walau penggunaan sudah termasuk tepat, tetap ada kemungkinan sang wanita bisa hamil dan oleh sebab itu kehamilan yang terjadi tidak disadari [3,4].

Sejumlah wanita yang terdiagnosa kondisi sindrom ovarium polikistik tidak mengira bahwa diri mereka bisa hamil [3,4].

Hal ini dikarenakan wanita terdiagnosa sindrom ovarium polikistik akan memiliki kemungkinan sangat kecil untuk hamil [3,4,6].

Kondisi ini biasanya akan menggagalkan proses ovulasi karena ketidakseimbangan hormon [6].

Namun nyatanya, penderita sindrom ini tidak semuanya berisiko tak bisa hamil.

Para wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur biasanya lebih sulit untuk hamil [3,4,7].

Hal ini kemudian menjadi faktor peningkat risiko kehamilan kriptik karena wanita dengan ketidakteraturan datang bulan tidak akan sadar bahwa dirinya hamil [3,4,7].

Mereka akan berpikir dan mengira bahwa diri mereka tak mudah hamil.

  • Faktor Usia dan Tingkat Kesuburan

Usia seorang wanita yang sudah menginjak awal maupun akhir 40 tahun lebih berpotensi untuk mengalami gejala menopause daripada tanda-tanda kehamilan [1,3,4].

Tingkat kesuburan pun akan semakin menurun seirin bertambahnya usia seorang wanita [1,3,4].

Sementara itu, beberapa gejala kehamilan dan menopause memiliki kemiripan [4].

Hal ini kemudian menjadi faktor penyebab kehamilan kriptik karena tanda kehamilan bisa saja disalahartikan sebagai tanda menopause [1,3,4].

Walau tampaknya mustahil untuk bisa hamil pada usia tertentu dengan tingkat kesuburan yang menurun, tetap ada peluang bagi setiap wanita.

  • Flek atau Perdarahan

Beberapa wanita mungkin mengalami flek atau perdarahan yang dianggap sebagai tanda datang bulan ringan [4,8].

Namun sebenarnya, terdapat kemungkinan lain seperti perdarahan yang terjadi karena sedang hamil di mana hal ini tak disadari oleh sang wanita [4,8].

  • Ketidakakuratan Tes Kehamilan

Kehamilan kriptik juga dikaitkan dengan tes kehamilan yang kurang akurat [3,4,9].

Tidak semua tes kehamilan menunjukkan keakurasian yang sempurna sebab kesalahan tetap saja bisa terjadi [3,4,9].

Wanita pengguna alat tes kehamilan berpotensi telah mengandung namun saat mengetesnya justru mendapatkan hasil negatif [3,4,9].

Hal ini kemudian memicu timbulnya kondisi kehamilan kriptik karena tak menyadari kondisi kehamilan yang sesungguhnya.

  • Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan pun sering menjadi penyebab utama kehamilan kriptik karena disertai dengan tidak adanya tanda-tanda kehamilan yang jelas [4,10].

Perubahan fisik dan kenaikan berat badan bisa saja dianggap sebagai hal normal dan bukan tanda kehamilan [4,10].

  • Tidak Adanya Pergerakan Janin

Pergerakan janin yang tidak terasa dapat menjadi salah satu faktor mengapa kehamilan kriptik terjadi pada seorang wanita [4].

Gerakan janin dapat dirasakan karena lokasi plasenta dan janin, namun karena posisi plasenta anterior terjadi, ada kemungkinan hal ini membuat gerakan janin menjadi lebih lambat untuk dirasakan sang calon ibu [4].

Tinjauan
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kehamilan kriptik terjadi, mulai dari tanda kehamilan tak terlalu kentara, masalah kesuburan karena belum lama melahirkan dan masih menyusui, tes kehamilan negatif, penyakit tertentu, tidak adanya gerakan janin, alat kontrasepsi, obesitas, dan ketidakteraturan haid.

Gejala Kehamilan Kriptik

Kehamilan kriptik adalah kehamilan yang tak tampak, tak disadari dan tak terdeteksi karena tidak adanya tanda-tanda kehamilan yang umumnya dialami para wanita hamil [1,2,3,4].

Tidak menstruasi padahal seharusnya sudah waktunya, mual disertai muntah, tubuh yang terasa cepat lelah, hingga perut dan payudara yang tampak membengkak adalah tanda umum kehamilan [4,11]].

Namun pada kehamilan kriptik, tentu saja wanita tidak mengalami kondisi-kondisi tersebut [4,11].

Ini menjadi alasan mengapa terdapat banyak orang dengan kehamilan kriptik baru menyadari kehamilannya pada usia 5-12 minggu, terutama di Amerika Serikat [3].

Bahkan ketika melewatkan menstruasi, seringkali tes kehamilan bisa saja menunjukkan hasil negatif [2,3,4,11].

Hal ini akan memperkuat keyakinan sedang tidak mengandung.

Sekalipun terdapat gejala kehamilan, beberapa tandanya akan terlalu samar sehingga tidak mudah terdeteksi oleh orang awam maupun dokter dan menyebabkan kebingungan [4].

Diperlukan adanya pengetahuan yang cukup bagi para wanita agar kondisi yang mengarah pada kehamilan kriptik bisa segera dikonsultasikan dengan dokter [3,4].

Tinjauan
Kehamilan kriptik menunjukkan ketiadaan tanda kehamilan seperti pada umumnya, oleh sebab itu wanita dengan kondisi ini menyimpulkan bahwa dirinya sedang tidak hamil.

Pemeriksaan Kehamilan Kriptik

Sekalipun memeriksakan kehamilan ke dokter dan melalui tes USG, pemeriksaan dapat menunjukkan hasil negatif, beberapa metode lain sebagai berikut dapat ditempuh oleh pasien.

  • Pemeriksaan hCG (hormon kehamilan)

Jika pasien baru saja melahirkan, aktif dan atletis, tidak mengalami menstruasi secara normal, atua pernah didiagnosa menderita sindrom ovarium polikistik, pemeriksaan hCG akan dokter rekomendasikan [3].

Hormon akan terjadi lonjakan ketika pasien berada pada salah satu kondisi tersebut [3].

Sekalipun sudah menjalani tes kehamilan di rumah, hasil negatif dapat terjadi karena akumulasi hCG tidak terjadi secara signifikan sebagai efek dari ketidakteraturan haid [3].

  • USG

Meski tes kehamilan sudah menunjukkan hasil negatif, pasien tetap boleh menjalani USG [3].

Hanya saja, kehamilan kemungkinan besar tetap tidak akan terdeteksi apabila masih di usia kehamilan trimester pertama [3].

Hal ini bisa dikarenakan kesalahan pada prosedur USG itu sendiri, namun juga bisa disebabkan oleh pembentukan rahim dan implantasi embrio yang tidak teratur [3].

Berapa lama kehamilan kriptik biasanya dialami?

Berapa lamanya kehamilan kriptik terjadi tergantung dari seberapa sering pasien memeriksakan diri dan seberapa lama sampai tanda-tanda kehamilan mulai timbul.

Sebuah kasus nyata kehamilah kriptik terjadi pada seorang wanita berusia 23 tahun yang memeriksakan pinggangnya yang sakit [12].

Saat menjalani pemeriksaan kehamilan, rupanya terdeteksi bahwa dirinya tengah hamil [12].

Diketahui bahwa kondisi kehamilan pasien wanita ini rupanya sudah tergolong hamil tua dan sudah saatnya melahirkan [12].

Wanita ini pun akhirnya berhasil melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat walau sebelumnya ia mengalami kehamilan kriptik sampai trimester ketiga [12].

Tinjauan
Pemeriksaan hCG dan USG rutin dapat dilakukan apabila sudah menikah dan memiliki beberapa masalah reproduksi.

Penanganan Kehamilan Kriptik

Pemeriksaan rutin ke dokter menjadi salah satu cara untuk mengatasi kehamilan kriptik dan mendeteksi kehamilan sebelum terlambat [3,4].

Jauh lebih dianjurkan untuk secepatnya ke dokter apabila menstruasi sering terlambat [3,4].

Sangat dianjurkan bagi para pasien wanita untuk berkonsultasi dengan dokter terkait perawatan sebelum melahirkan apabila kehamilan kriptik sudah terdiagnosa pada waktu usia kehamilan sudah tua [3,4].

Karena kehamilan kriptik, risiko depresi perinatal lebih tinggi karena ketidaksiapan wanita untuk menjadi seorang ibu, terlebih karena terlambat mengetahui kehamilannya [3,4,13].

Jika sang ibu pasca melahirkan mengalami kesedihan, mudah marah, kesulitan dalam merawat anak dan ragu untuk merawat anak, hal ini perlu segera dikonsultasikan dengan dokter [4,13].

Tinjauan
Untuk mengatasi kehamilan kriptik dan mencegah persalinan yang tiba-tiba, para wanita sebaiknya memeriksakan diri rutin ke dokter serta melakukan konsultasi.

Komplikasi Kehamilan Kriptik

Ketidaksadaran akan kondisi diri sendiri yang tengah mengandung bisa berbahaya bagi sang ibu maupun janin.

Bahkan meski keterlambatan dalam menyadari kehamilan adalah selama 20 minggu; dalam kurun waktu tersebut ada banyak faktor yang mampu mengganggu kesehatan ibu maupun janin [2,4].

Risiko gangguan kehamilan sangat tinggi karena sang calon ibu tidak menjaga kehamilannya karena tidak mengetahui bahwa dirinya hamil.

Berbagai risiko komplikasi yang umumnya terjadi pada kehamilan kriptik yang tidak segera ditangani adalah [2,4] :

Jika sampai waktunya melahirkan sang ibu tak mengetahui bahwa dirinya sedang mengandung, proses bersalin bisa terjadi begitu saja tanpa adanya bantuan medis [4].

Beberapa wanita bahkan bisa saja terus mengonsumsi minuman beralkohol serta merokok yang bisa membahayakan janin [4].

Pencegahan Kehamilan Kriptik

Tidak ada cara mencegah kehamilan kriptik hingga kini karena terdapat berbagai kondisi yang memungkinan seorang wanita tak menyadari dirinya sedang hamil.

Pemeriksaan rutin adalah cara terbaik untuk mengetahui kondisi kehamilan atau sekadar mengecek kondisi rahim.

Menambah wawasan mengenai kehamilan kriptik juga sama pentingnya untuk membantu meningkatkan kesadaran para wanita mengenai kondisi ini.

Tinjauan
Pemeriksaan rutin adalah cara pencegahan kehamilan kriptik terbaik agar kondisi kehamilan tidak disadari saat sudah trimester akhir.

1. Marco Del Giudice. The evolutionary biology of cryptic pregnancy: A re-appraisal of the "denied pregnancy" phenomenon. Medical Hypotheses; 2007.
2. Angela Jenkins, Simon Millar, & James Robins. Denial of pregnancy – a literature review and discussion of ethical and legal issues. Journal of the Royal Society of Medicine; 2011.
3. Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI & Kathryn Watson. What Is a Cryptic Pregnancy?. Healthline; 2019.
4. Cristina Mutchler & Monique Rainford, MD. What Is a Cryptic Pregnancy?. Verywell Health; 2021.
5. Berens P, Labbok M; Academy of Breastfeeding Medicine. ABM clinical protocol #13: Contraception during breastfeeding. Breastfeed Med. 2015.
6. Uche Anadu Ndefo, PharmD, BCPS, Angie Eaton, PharmD, & Monica Robinson Green, PharmD, BCPS, BCACP. Polycystic Ovary Syndrome. Pharmacies & Therapeutics; 2013.
7. Cleveland Clinic medical professional. Abnormal Menstruation (Periods). Cleveland Clinic; 2019.
8. Villavicencio J & Allen R. Unscheduled bleeding and contraceptive choice: increasing satisfaction and continuation rates. DovePress; 2016.
9. Richard T. Griffey, MD, MPH, Caleb J. Trent, MD, Rebecca A. Bavolek, MD, Jacob B. Keeperman, MD, Christopher Sampson, MD, & Robert F. Poirier, MD. “Hook-like Effect” Causes False-negative Point-of-care Urine Pregnancy Testing in Emergency Patients. The Journal of Emergency Medicine; 2013.
10. Rebecca F Goldstein, Sally K Abell, Sanjeeva Ranasinha, Marie Misso, Jacqueline A Boyle, Mary Helen Black, Nan Li, Gang Hu, Francesco Corrado, Line Rode, Young Ju Kim, Margaretha Haugen, Won O Song, Min Hyoung Kim, Annick Bogaerts, Roland Devlieger, Judith H Chung & Helena J Teede. Association of Gestational Weight Gain With Maternal and Infant Outcomes: A Systematic Review and Meta-analysis. The Journal of the American Medical Association; 2017.
11. Cleveland Clinic. Can You Be Pregnant and Not Know It?. Cleveland Clinic; 2019.
12. Kathryn Stammers & Nicola Long. Not your average birth: considering the possibility of denied or concealed pregnancy. BMJ Case Reports; 2014.
13. Brenda L. Bauman, MSPH; Jean Y. Ko, PhD; Shanna Cox, MSPH; Denise V. D’Angelo, MPH; Lee Warner, PhD; Suzanne Folger, PhD; Heather D. Tevendale, PhD; Kelsey C. Coy, MPH; Leslie Harrison, MPH; & Wanda D. Barfield, MD. Vital Signs: Postpartum Depressive Symptoms and Provider Discussions About Perinatal Depression — United States, 2018. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.

Share