Penyakit & Kelainan

Kontraksi Ventrikel Prematur : Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Kontraksi Ventrikel Prematur?

Kontraksi ventrikel prematur atau premature ventricular contraction merupakan jenis gangguan detak jantung di mana irama detak jantung mengalami keabnormalan [1,2,3,4].

Pada kondisi ini, penderita mengalami detak jantung tambahan yang tidak wajar pada bagian ventrikel [1,2,3,4].

Oleh karena itu saat dirasakan, iramanya cenderung terlalu dini sehingga proses pemompaan darah ke seluruh tubuh ikut terpengaruh secara negatif [1,2,3,4].

Kondisi kontraksi ventrikel prematur yang jarang tidak berbahaya bagi seseorang dengan tubuh yang sehat, bahkan tidak juga memerlukan penanganan khusus [1,2,3,4].

Namun ketika berulang dan terjadi semakin sering dengan kondisi seseorang memiliki riwayat penyakit jantung, maka pengobatan sangat diperlukan [1,2,3,4].

Fakta Tentang Kontraksi Ventrikel Prematur

  1. Kontraksi ventrikel prematur merupakan sebuah kondisi yang tergolong umum pada populasi dunia [1].
  2. Prevalensi kontraksi ventrikel prematur diperkirakan antara 1-4% melalui elektrokardiogram, sementara pada monitor Holter 24 atau 48 jam menunjukkan prevalensi 40-75% [1,2].
  3. Siapa saja dapat mengalami kontraksi ventrikel prematur, bahkan ketika dalam kondisi tubuh yang sehat; oleh karena itu, orang dewasa muda dan orang dewasa yang bertubuh sehat tetap bisa mengalami kondisi ini [1].

Penyebab Kontraksi Ventrikel Prematur

Terdapat empat buah ruang pada jantung manusia, dua di bagian bawah disebut dengan ventrikel dan dua lainnya di bagian atas adalah atrium [1].

Bagian-bagian jantung ini dapat berkontraksi karena mempunyai aktivitas listrik, sekaligus juga berfungsi sebagai pemompa darah agar darah dapat beredar ke seluruh tubuh [1].

Aktivitas pemompaan darah pun terjadi secara terkoordinasi karena adanya ritme jantung yang normal [1].

Sel-sel khusus di atrium jantung sisi kanan menjadi lokasi tempat detak jantung yang bekerja normal dan teratur [1].

Simpul sinoatrial adalah istilah untuk kumpulan sel di dinding atrium kanan tersebut dan sel-sel ini kemudian diantar menuju simpul atrioventrikular [1].

Sementara itu, kontraksi ventrikel prematur adalah kondisi yang berawal dari ventrikel karena adanya kontraksi tambahan yang abnormal pada dua ruang jantung tersebut [1,2,3].

Kondisi ini mampu mengganggu proses pemompaan darah normal karena kontraksi tambahan menyebabkan detak jantung terjadi lebih cepat daripada seharusnya [1,2,3].

Namun, tidak diketahui secara jelas mengapa tiba-tiba detak jantung tambahan yang tidak normal tersebut bisa terjadi [1,3].

Ada kemungkinan beberapa faktor mampu memicu perubahan aktivitas listrik sel-sel di ventrikel terganggu atau karena adanya penyakit jantung yang semula sudah dialami [1,3].

Beberapa faktor yang dikaitkan dengan kontraksi ventrikel prematur dan diduga mampu meningkatkan risiko kontraksi adalah [1,3] :

Gejala Kontraksi Ventrikel Prematur

Seringkali kontraksi ventrikel prematur tidak menyebabkan gejala apapun atau hanya sedikit gejala saja.

Berikut ini adalah beberapa tanda ketidaknyamanan yang perlu segera diperiksakan karena dapat mengarah pada kondisi kontraksi ventrikel prematur [1,4] :

  • Detak jantung lebih cepat (dada berdebar-debar atau disebut dengan istilah palpitasi)
  • Dada terasa tidak nyaman namun juga tidak terasa nyeri
  • Detak jantung ada yang terlewat dan ada pula yang terjadi ganda namun tidak sempurna

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Ketika dada terasa tidak nyaman, ditambah dengan detak jantung yang terasa abnormal, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter segera.

Identifikasi dini dapat memudahkan penderita dalam mengetahui apakah gejala mengarah pada kontraksi ventrikel prematur atau justru penyakit jantung.

Bahkan gejala-gejala tersebut dapat pula menandakan adanya infeksi, gangguan kecemasan, anemia atau masalah ritme jantung lainnya.

Deteksi dan penanganan dini akan meningkatkan peluang untuk pulih dan prognosis pun semakin baik.

Pemeriksaan Kontraksi Ventrikel Prematur

Untuk memastikan bahwa gejala yang pasien alami adalah kontraksi ventrikel prematur, beberapa metode pemeriksaan berikut diperlukan.

  • Elektrokardiogram standar

Pemeriksaan dengan memasang elektroda (alat perekam aktivitas listrik jantung) ke dada dan bagian tubuh lain pasien [1,2,3,4].

Tes ini singkat dan bertujuan untuk mengetahui seberapa normal atau abnormal aktivitas listrik jantung pasien [1,2,3,4].

  • Monitor Holter

Pemeriksaan ini akan dokter anjurkan apabila gejala kontraksi ventrikel prematur cukup jarang terjadi [1,2,3,4].

Alat ini bisa dibawa di saku pakaian atau bahkan di tas kecil yang biasa pasien bawa ke mana-mana.

Perekaman aktivitas jantung dapat dilakukan melalui alat ini selama 24-48 jam [1,2,3,4].

  • Pemeriksaan Treadmill atau exercise stress test

Tes ini juga bertujuan mengukur aktivitas listrik jantung pasien selama pasien berjalan atau berlari di atas treadmill [1,2,4].

Terkadang dokter juga akan meminta pasien untuk naik sepeda statis untuk proses pengukuran ini [1,2,4].

Dengan cara ini, dokter akan mengetahui apakah gejala kontraksi ventrikel prematur ada hubungannya dengan aktivitas fisik yang pasien lakukan dan apakah olahraga menjadi salah satu pemicu [1,2,4].

  • Event recorder

Alat perekam ini dapat dibawa dengan menyimpannya di saku pakaian pasien [1].

Tujuannya sama, yakni mengukur aktivitas jantung pasien; pasien bisa menekan tombol pada alat ketika gejala mulai dirasakan dan perekaman pun dimulai [1].

Alat ini biasanya perlu digunakan oleh pasien selama beberapa minggu supaya dokter dapat memantau dengan seksama ritme jantung pasien [1].

Pengobatan Kontraksi Ventrikel Prematur

Walau pada kebanyakan kasus kontraksi ventrikel prematur penderita tidak memerlukan penanganan apapun karena dianggap normal, untuk gejala yang cukup sering terjadi sebaiknya penderita memperoleh pengobatan seperti berikut.

  • Perubahan Pola Hidup

Pada beberapa kasus, gejala kontraksi ventrikel prematur dipicu oleh penggunaan obat terlarang, konsumsi kafein, kebiasaan merokok, dan asupan minuman beralkohol [4].

Oleh karena itu, membatasi semua kebiasaan ini atau bahkan menghindarinya akan menurunkan tingkat keparahan gejala penderita [4].

  • Obat-obatan

Dokter akan meresepkan obat untuk mengendalikan gejala yang pasien alami, seperti beta blockers, yakni obat khusus penurun tekanan darah tinggi [1,3,4].

Kontraksi prematur dapat ditekan apabila pasien menggunakan obat ini sesuai resep dokter [1,3,4].

Obat lainnya yang mampu membantu meringankan gejala adalah anti-aritmia atau calcium channel blockers [1,3,4].

Tindakan medis ini baru akan dokter rekomendasikan apabila gejala kontraksi ventrikel prematur tidak dapat diatasi dengan perubahan pola diet maupun obat-obatan [1,2,3,4].

Terapi ini pada dasarnya memanfaatkan energi radiofrekuensi agar area jaringan jantung yang menyebabkan kontraksi prematur dan tidak teratur dapat dihancurkan [1,2,3,4,5].

Bagaimana prognosis kontraksi ventrikel prematur?

Penderita kontraksi ventrikel prematur yang tubuhnya sehat tanpa riwayat penyakit apapun memiliki prognosis yang jauh lebih baik [1].

Namun bila memiliki riwayat penyakit tertentu, terutama penyakit jantung, risiko prognosis buruk pada penderita kontraksi ventrikel prematur bisa menjadi tinggi [1].

Prognosis buruk yang dimaksud adalah risiko kematian yang cukup tinggi pada penderita yang telah memiliki riwayat penyakit jantung [1].

Sementara itu, prognosis untuk penderita kontraksi ventrikel prematur yang terjadi saat sedang berolahraga atau beraktivitas fisik sangat bervariasi [1].

Baik buruk prognosis tergantung dari kapan gejala kontraksi ventrikel prematur terjadi [1].

Prognosis tergolong baik apabila kontraksi ventrikel prematur terjadi saat seseorang sedang berolahraga, namun risiko prognosis buruk cukup tinggi bila terjadi selama fase pemulihan pada olahraga [1].

Selain itu, prognosis buruk juga lebih berisiko terjadi pada pasien dengan disfungsi ventrikel kiri yang mengalami kontraksi ventrikel prematur di saat bersamaan [1].

Komplikasi Kontraksi Ventrikel Prematur

Risiko komplikasi paling tinggi dari kontraksi ventrikel prematur adalah gangguan detak jantung seperti aritmia.

Aritmia sendiri adalah gangguan irama jantung di mana detaknya terlalu lambat, terlalu cepat atau justru gabungan keduanya [6].

Selain itu, kardiomiopati selain menjadi pemicu, juga berpotensi menjadi risiko komplikasi kontraksi ventrikel prematur [1,4].

Kardiomiopati adalah kondisi ketika otot jantung melemah yang lama-kelamaan mengakibatkan gagal jantung secara progresif [7].

Bila penderita kontraksi ventrikel prematur sebelumnya sudah memiliki penyakit jantung tertentu, kontraksi prematur yang terjadi berulang mampu berakibat pada ritme jantung yang lebih abnormal hingga kematian jantung mendadak [1].

Pencegahan Kontraksi Ventrikel Prematur

Karena kontraksi ventrikel prematur dapat dipicu oleh faktor pola diet tak sehat, maka penting untuk menjalani gaya hidup lebih sehat dan seimbang untuk menurunkan risikonya [3,4].

Tidak merokok, menjaga tekanan darah tetap stabil, membatasi minuman berkafein, tidak mengonsumsi minuman alkohol, dan mengecek kesehatan rutin adalah bagian dari upaya pencegahan kontraksi ventrikel prematur [3,4].

1. Khashayar Farzam & John R. Richards. Premature Ventricular Contraction. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Min-Soo Ahn. Current Concepts of Premature Ventricular Contractions. Journal of Lifestyle Medicine; 2013.
3. Frankel Cardiovascular Center University of Michigan Health. Premature Ventricular Contractions (PVCs) and Premature Atrial Contractions (PACs). Frankel Cardiovascular Center University of Michigan Health; 2022.
4. Cleveland Clinic medical professional. Premature Ventricular Contractions. Cleveland Clinic; 2019.
5. Yousra Ghzally; Intisar Ahmed; & Gregg Gerasimon. Catheter Ablation. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Dhaval S. Desai & Said Hajouli. Arrhythmias. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Randy Wexler, MD, MPH, Terry Elton, PhD, Adam Pleister, MD, & David Feldman, MD, PhD. Cardiomyopathy: An Overview. HHS Public Access; 2010.

Share