Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Leukositosis adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki terlalu banyak leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih adalah bagian dari sistem imun dan berperan untuk melawan infeksi dan penyakit.
Daftar isi
Leukemia adalah kanker darah yang diakibatkan oleh sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh sendiri. Jumlah leukosit yang meningkat tajam dan menyerang tubuh sendiri. [2]
Ketika jumlah sel darah putih dalam darah menjadi lebih tinggi dari biasanya maka hal ini disebut dengan leukositosis. Hal ini terjadi karena Anda sedang sakit, namun terkadang menjadi tanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi stres. Kondisi ini sering mempengaruhi jumlah darah putih yang ada di dalam tubuh. [2]
Seperti semua sel darah, sel darah putih diproduksi terutama di sumsum tulang. Sel darah akan berkembang dari sel induk (precursor) yang matang menjadi salah satu dari lima jenis utama sel darah putih seperti neutrophil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. [3]
Perbedaan leukemia dan leukositosis yaitu pada spesifikasi penyakitnya. Leukositosis tidak selalu menjadi tanda seseorang terkena leukemia. Leukemia merupakan tingginya sel darah putih dalam tubuh yang telah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. [3]
Sedangkan leukositosis yaitu terjadi peningkatan sel darah putih menjadi lebih dari 11.000 sel per mikroliter darah (11 x 109 per liter), seringkali disebabkan oleh respon normal tubuh untuk membantu melawan infeksi atau terhadap beberapa obat kortikosteroid. Namun, peningkatan sel darah putih juga disebabkan oleh kanker sumsum tulang. [3]
Fakta-fakta yang perlu Anda ketahui dari leukositosis yaitu: [2]
Penyebab leukositosis dibedakan berdasarkan jenis leukositosinya: [2]
Penyebab neutrfilia yaitu adanya infeksi apapun yang menyebabkan peradangan jangka panjang, termasuk cedera dan artritis, reaksi terhadap beberapa obat seperti halnya steroid, litium, dan beberapa inhaler. Beberapa jenis leukimia reaksi terhadap stres emosional atau fisik dari hal-hal seperti kecemasan, pembedahan, dan olahraga. Limpa Anda yang diangkat karena merokok.
Penyebab limfositosis seperti infeksi virus, batuk rejan, reaksi alergi dan beberapa jenis leukimia.
Penyebab eosinofilia yaitu alergi dan reaksi alergi termasuk demam dan asma. Infeksi parasite dan beberapa penyakit kulit, limfoma (kanker yang berhubungan dengan sistem kekebalan).
Penyebab monositosis yaitu infeksi dari hal-hal tertentu seperti halnya virus Epstein-barr (termasuk mononucleosis), TBC, dan jamur. Penyakit autoimun, seperti lupus dan colitis ulserativa, limpa yang telah diangkat.
Penyebab basofilia yaitu leukimia atau kanker sumsum tulang (paling sering). Kadang-kadang adanya reaksi alergi.
Leukositosis dapat menimbulkan beberapa gejala. Apabila jumlah sel darah putih tinggi, maka akan membuat darah menjadi sangat kental sehingga tidak dapat mengalir dengan baik. Hal ini merupakan keadaan darurat yang membutuhkan perawatan medis dengan segea. [2]
Gejala leukositosis lainnya yang terkait dengan kondisi ini menyebabkan tingganya sel darah putih Anda, atau terkadang karena efek dari jenis sel darah putih tertentu. Gejala yang sering kali terjadi seperti: [2]
Anda mungkin tidak memiliki gejala jika leukositosis berkaitan dengan stres ataupun reaksi terhadap oba tertentu. [2]
Leukositosis diklasifikasikan berdasarkan jenis leukosit yang meningkat. Beberapa jenis leukositosis yang banyak diketahui seperti: [2]
Neutrofilia merupakan peningkatan sel darah putih yang disebut dengan neutrophil. Sel darah ini adalah jenis sel darah putih yang paling umum terhitung 40 hingga 60 persen dari sel darah putih di dalam tubuh. Neutrofilia adalah jenis leukositosis yang paling sering terjadi.
Limfositosis adalah peningkatan sel darah limfosit. Jenis leukosititas sangat umum dan banyak terjadi. Leukosit normal biasanya sekitar 20 hingga 40 persen.
Monositosis adalah nama untuk jumlah monosit yang tinggi di dalam tubuh. Jenis ini hanya menghasilkan sekitar 2 hingga 8 persen dari sel darah merah. Monositosis jarang sekali terjadi. [2]
Eosinofilia adalah banyaknya sel darah eosinophil dalam tubuh. Sel-sel ini membentuk sekitar 1 hingga 4 persen dari sel darah merah Anda. Eosinofilia juga menjadi leukositosis yang tidak umum.
Basofilia merupakan sel darah putih yang tinggi pada basofil. Tidak banyak dari sel-sel ini yang ada di dalam tubuh hanya sekitar 1%. Basofilia jarang terjadi.
Komplikasi leukositosis yang sering terjadi yaitu hiperviskositas darah. Leukositosis yang menyebabkan beberapa gejala sering kali menjadi hal yang perlu diwasapai. Komplikasi yang sering terjadi pada leukositosis seperti: [1]
Ada tiga tes yang mungkin digunakan oleh dokter untuk membantu menentukan kadar leukosit tinggi dalam tubuh. Beberapa tes yang dilakukan sebagai berikut: [2]
CBC atau hitung darah lengkap merupakan tes yang hampir selalu dilakukan ketika jumlah sel darah putih lebih tinggi dari biasanya karena alasan yang belum diketahui. Untuk tes ini darah diambil dari pembuluh darah dan dijalankan mesin untuk mengidentifikasi presentase setiap jenis sel darah putih.
Tes ini dilakukan ketika neutrofilia atau limfositosis ditemukan karena dokter akan melihat berapa banyak jenis leukosit yang ada di dalam darah. Untuk tes ini lapisan tipis sampel darah akan dioleskan pada objek dan dilihat pada mikroskop.
Biopsi merupakan tes yang dilakukan dengan mengambil sumsum tulang dari bagian tengah tulang, biasanya panggul. Jarum panjang dan diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini untuk mengetahui jika ada sel abnormal atau masalah dengan produksi sel darah putih pada sumsum tulang.
Pengobatan leukositosis didasarkan pada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Beberapa pengobatan yang sering dilakukan yaitu: [2]
Cara terbaik untuk mencegah adanya leukositosis yaitu dengan menghindari atau mengurangi resiko dari hal-hal yang mungkin menjadi penyebabnya. Hal-hal yang bisa dilakukan seperti [2]
1. Suzanne Falck, M.D., FACP. Lori Smith, BSN, MSN, CRNP. What to Know About High White Blood Cell Count. Medical News Today; 2018
2. Daniel Murrell, M.D. Nancy Moyer, M.D. What is Leukocytosis?. Healthline; 2018
3. Mary Territo, MD. Overview of White Blood Cell Disorders. MedlinePlus; 2020