Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Malformasi arteriovena (MAV) adalah suatu kelainan dari penghubung antara arteri dan vena, yang dapat mengganggu aliran darah yang normal dan sirkulasi oksigen. Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi
Sistem sirkulasi darah terdiri dari tiga jenis pembuluh, yaitu vena, kapiler, dan arteri. Bila malformasi arteriovena terjadi, ini artinya ada kelainan pada sambungan antara pembuluh vena dan arteri yang akan mengganggu kemampuan tubuh mengalirkan darah.
Daftar isi
Sistem vaskular atau sirkulasi darah dalam tubuh manusia terdiri dari beberapa pembuluh dengan fungsi yang berbeda:
Malformasi arteriovena (MAV) adalah kelainan sistem vaskular yang menyebabkan kekusutan pembuluh darah dimana arteri pembawa oksigen tersambung secara langsung dengan vena yang bersifat pembuangan tanpa adanya sambungan kapiler diantara keduanya sehingga sirkulasi darah terganggu. [1, 2, 3, 4]
MAV bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, tetapi MAV pada otak dan tulang belakang memiliki risiko yang sangat tinggi bila mengalami perdarahan. Ini karena otak dan pembuluh-pembuluh darahnya dibentuk dalam waktu yang bersamaan di masa pertumbuhan janin.
MAV di otak bisa menyebabkan kejang dan sakit kepala. [4]
Beberapa ahli percaya bahwa MAV terjadi ketika bayi masih berada di dalam rahim dan menjadi kelainan kongenital (bawaan lahir), sementara ada juga yang berpendapat bahwa kelainan ini bisa timbul akibat iskemik serebral (suatu sub-tipe stroke). [1, 2, 3, 4]
Apa yang menjadi penyebab MAV masih belum diketahui. Beberapa dokter percaya bahwa kelainan ini terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan atau segera setelah bayi lahir dan baru muncul kemudian ketika usia anak bertambah. [1, 2, 3, 4]
Anak-anak yang lahir dengan MAV mungkin kulitnya akan tampak agak biru. Ini karena darah yang mengaliri tubuhnya kekurangan oksigen. Warna kulit cenderung menggelap hingga tampak merah tua atau ungu seiring pertambahan usia dan kondisi MAV semakin berat. [4]
Gejala-gejala MAV bisa beragam, tergantung dari:
Pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala yang signifikan bila MAV terjadi di otak. Tetapi pada beberapa kasus, MAV di otak bisa menyebabkan sakit kepala atau kejang. Sayangnya, karena tidak adanya gejala, jenis MAV ini seringkali tidak terdiagnosa atau tidak disadari hingga akhirnya muncul gejala yang sudah mengancam keselamatan jiwa. [2, 3, 4]
Sekitar 50% pasien MAV awalnya mengalami perdarahan. Namun, pada kebanyakan kasus, seringkali kelainan ini baru diketahui, secara tidak sengaja, ketika pasien melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain atau saat autopsi.
Gejala-gejala umum dari MAV di otak termasuk: [1, 4]
Gejala umum pada MAV yang terdapat di lengan dan kaki syaraf tulang belakang termasuk: [4]
Bila MAV terjadi di organ tubuh, dada, atau perut maka gejalanya termasuk: [4]
Beberapa gejala yang timbul pada anak-anak berusia dibawah 2 tahun termasuk: [4]
Sebagian besar MAV bisa dideteksi baik melalui CT scan atau MRI scan otak. Untuk segala perawatan yang berkaitan dengan MAV, angiogram mungkin juga dibutuhkan untuk mengetahui dengan pasti jenis MAV yang dialami pasien.
Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan tes untuk memastikan adanya MAV serta mengeliminasi masalah kesehatan lain yang gejalanya mirip dengan MAV.
Alat pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosa MAV termasuk: [1, 2, 4]
Jenis-jenis tes diatas juga dibutuhkan untuk menganalisa perubahan pada ukuran MAV, perdarahan yang terjadi atau ada tidaknya luka baru. Jika tidak ditangani, MAV bisa membesar dan pecah, menyebabkan perdarahan dalam otak yang berakibat kerusakan otak permanen. [1, 3]
Karena MAV berkaitan dengan risiko semur hidup untuk mengalami perdarahan, maka luka-luka yang terjadi pada pembuluh darah harus mendapatkan evaluasi, penanganan diagnostik, dan perawatan berdasarkan berbagai faktor, termasuk usia, ukuran, lokasi, dan pola pembuangan. [3]
Tujuan utama dari perawatan bagi pasien MAV adalah pencegahan perdarahan internal yang bisa mengakibatkan stroke atau bahkan kematian.
Dokter mungkin akan meresepkan beberapa jenis obat meskipun tidak bersifat menyembuhkan. Obat-obatan ini diberikan untuk mengendalikan rasa nyeri dan kejang.
Pembedahan dilakukan untuk memperbaiki atau mengangkat pembuluh darah yang rusak. Jenis pembedahan yang dibutuhkan pasien akan tergantung dari jenis MAV yang dialaminya.
Ada tiga pilihan untuk perawatan jenis ini: [4]
Embolisasi endovaskular digunakan untuk malformasi arteriovena yang terletak jauh di bagian dalam otak atau jaringan syaraf tulang belakang. Pada prosedur ini, sebuah selang kecil dan fleksibel yang disebut kateter akan digerakkan menuju MAV untuk menutup sambungan yang abnormal.
Cara ini tidak bertujuan memperbaiki MAV, tetapi untuk mengurangi aliran darah yang melewatinya agar pembedahan lanjutan bisa dilakukan dengan aman.
Radiosurgery menggunakan sinar radiasi dengan konsentrasi tinggi dan dipusatkan langsung pada lokasi MAV. Radiasi ini kemudian akan menghancurkan dinding pembuluh darah dan menghasilkan jaringan parut, yang akhirnya akan menghentikan aliran darah ke MAV. [4]
MAV tidak bisa dicegah. Tetapi, bila terjadi, bisa diatasi dan gejala-gejalanya bisa dirawat melalui prosedur medis yang tepat. Minum obat yang diresepkan dokter juga bisa membantu mencegah terjadinya masalah perdarahan, nyeri, dan komplikasi lainnya. [2, 4]
Menjaga tekanan darah, menghindari obat-obatan yang bersifat mengencerkan darah, serta rajin melakukan pemeriksaan dengan dokter syaraf juga bisa membantu mengawasi kondisi MAV yang terjadi serta mencegah terjadinya komplikasi. [2, 4]
1. AHA Team. What is an Arteriovenous Malformation. American Stroke Association; 2018.
2. Brian Hoh, MD, FAANS. Arteriovenous Malformations. American Association of Neurological Surgeons.
3. Joshua W. Osbun, Daniel L. Barrow. Arteriovenous and Cavernous Malformations. Handbook of Clinical Neurology; 2017.
4. Brindles Lee Macon. Arteriovenous Malformations. Healthline; 2017.