Lobster merupakan sejenis kerang yang bisa dikatakan seringkali diolah menjadi hidangan utama yang lezat, seperti pasta maupun hidangan lainnya [1].
Selain itu, Lobster juga memiliki kandungan gizi yang baik sehingga bemanfaat untuk kesehatan, termasuk [2, 3, 4]:
Daftar isi
Lobster bukan hanya lezat dikonsumsi melainkan juga baik untuk menjaga kesehatan tubuh. Kandungan dalam Lobster diketahui dapat membantu mencegah kondisi medis yang berhubungan dengan peradangan dan aterosklerosis.
Lobster mengandung vitamin dan mineral termasuk vitamin B12 dan vitamin B serta kolin yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi itu diketahui dapat membantu [2, 3]:
Lobster diketahui memiliki kandungan protein yang jumlahnya cukup tinggi. Hal ini tentu menjadikan Lobster sebagai salah satu sumber energi bagi yang mengonsumsinya. Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa, konsumsi Lobster dapat meningkatkan tingkat energi seseorang dalam menjalani aktivitasnya.
Kandungan protein dalam Lobster tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi melainkan juga berfungsi untuk membantu proses pemulihan tubuh, termasuk [2]:
Kandungan asam lemak omega-3 dalam Lobster dinilai dapat membantu menurunkan peradangan yang terjadi dalam tubuh. Selain itu, kandungan omega-3 ini dapat juga membantu [2]:
Lobster juga mengandung fosfor maupun kalsium dalam jumlah cukup tinggi. Kedua kandungan itu memiliki manfaat untuk membantu mencegah osteoporosis. Mengingat, kedua kandungan itu dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang.
Selain osteroporosis, Lobster bahkan dinilai dapat membantu mencegah masalah masalah yang timbul seiring berjalannya usia, khususnya yang berhubungan dengan kerapuhan tulang.
Asam omega-3 yang terkandung dalam Lobster dapat membantu menjaga keseimbangan kolesterol. Selain itu, kandungan tersebut juga dapat meningkatkan produksi prostaglandin.
Perlu diketahui bahwa, prostaglandin ini merupakan senyawa yang mirip dengan lipid yang dapat melindungi tubuh dan berperan penting dalam menangani kondisi medis seperti rematik hingga kesehatan kardiovaskular.
Lobster termasuk sumber makanan yang kaya akan kandungan protein yang tinggi. Bahkan, ada juga menilai bahwa kandungan protein dalam Lobster ini mungkin sama atau lebih baik jika dibandingakn dengan susu, daging merah atau kedelai.
Mengingat, selain protein, Lobster juga kaya akan asam amino yang berperan penting dalam pembangunan protein itu sendiri.
Dengan kandungan protein yang tinggi, Lobster dapat menjadi salah satu alternatif untuk makanan yang menunjang proses penurunan berat badan. Mengingat, Lobster dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh.
Tidak hanya itu, dengan kandungan protein yang tinggi, akan membuat seseorang yang mengonsumsinya merasa kenyang lebih lama.
Perlu diketahui bahwa, tubuh cenderung lebih banyak membakar kalori ketika memproses protein dibandingkan dengan ketika memproses karbohidrat maupun lemak.
Omega-3 dan selenium yang terkandung dalam Lobster diketahui memiliki potensi sebagai antikanker yang memberikan efek melawan [4]:
Efek antikanker Lobster ini diketahui dapat mengurangi pertumbuhan maupun penyebaran tumor dan menyebabkan kematian sel kanker. Bahkan kandungan DHAnya pun juga dinilai dapat meningkatkan efek obat kemoterapi seperti cisplatin.
Dengan kata lain, kandungan DHA ini dapat mengurangi efek samping dari induksi obat kanker tersebut. Sedangkan selenium, memiliki sifat antioksidan yang membantu meningkatkan kematian tumor dan mencegah penyebaran kanker itu sendiri.
Lobster mungkin juga memiliki manfaat lain seperti [4]:
Berikut ini merupakan beberapa kandungan gizi dalam 145 gram Lobster matang [4]:
Kandungan Gizi | Jumlah Kandungan |
Kalori | 128 |
Protein | 27 gram |
Lemak | 1,2 gram |
Karbohidrat | 0 gram |
Tembaga | 198% dari Nilai Harian (DV) |
Selenium | 190% dari DV |
Seng | 53% dari DV |
Vitamin B12 | 51% dari DV |
Selain itu, Lobster juga mengandung beberapa nutrisi lain seperti 280 mg asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) [4].
EPA dan DHA ini merupakan jenis asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk [4]:
Konsumsi Lobster mungkin juga dapat memiliki potensi bahaya tertentu, termasuk [4]:
Lobster diketahui termasuk sebagai makanan yang mudah rusak oleh kontaminasi mikroba. Oleh karena itu, penanganan khusus diperlukan untuk menghindari penyakit bawaan makanan.
Konsumsi Lobster yang setengah matang maupun mentah bahkan dapat lebih berisiko membuat seseorang mengalami penyakit bawaan makanan. Misalnya, penyakit yang berkaitan dengan krustasea akibat mengonsumsi makanan laut mentah.
Jika mengalami penyakit bawaan makanan mungkin seseorang akan mengalami beberapa gejala termasuk [4]:
Alergi makanan akibat allergen Crustacea pada lobster diketahui termasuk yang paling tinggi risikonya. Gejala reaksi alergi mungkin akan berkisar dari ringan hingga parah.
Bahkan, pada kasus yang ekstrim, kondisi yang mengancam jiwa seperti anafilaksis mungkin dapat terjadi hingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Sebagaimana sumber makanan laut lain, ada risiko juga bahwa Lobster ini memiliki kandungan logam berat yang berbahaya bagi kesehatan, khususnya yang hidup di area yang telah terkontaminasi logam berat.
Jika logam berat terus menerus dikonsumsi maka akan menumpuk dan menimbulkan beberapa kondisi medis yang buruk seperti [4]:
Lobster dapat dikonsumsi dengan cara dikukus maupun direbus. Selain itu, jika ingin menggoreng Lobster sebaiknya menghindari penggunaan mayones atau mentega karena dapat meningkatkan kandungan lemaknya secara signifikan [4].
Daging Lobster yang cenderung lembut dengan rasa yang ringan umumnya cocok dipadukan dengan berbagai jenis makanan [4].
1. Megan Ware, RDN, L.D. & Natalie Olsen, R.D., L.D., ACSM EP-C. Everything you need to know about lobster. Medical News Today; 2018.
2. Anonim. Lobster-Homarus americanus. Healthbenefitimes; 2022.
3. John Staughton (BASc, BFA). 5 Surprising Benefits Of Lobster. Organic Facts; 2022.
4. Ariane Lang, BSc, MBA & Lisa Hodgson, RDN, CDN, CDCES, FADCES. Is Lobster Healthy? Everything You Need to Know. Healthline; 2022.