Manjakani (quercus infectoria) termasuk pada tipe tanaman kecil yang tinggi pohonnya tidak terlalu menjulang. Pohonnya memiliki daun memanjang dan sedikit bergerigi di pinggirnya. Untuk bisa hidup, tanaman manjakani membutuhkan sinar matahari dan tanah yang lembab [14].
Daftar isi
Manjakani atau yang dikenal juga sebagai buah manjakani merupakan salah satu buah tanaman herbal yang sudah dipercaya bertahun-tahun sebagai obat tradisional [1].
Manjakani dikenal pula sebagai Manjuphal oleh sebagian masyarakat India, sementara di Indoneisa dan Malaysia dikenal sebagai manjakani. Manjakani juga dikenal sebagai Gall tree, Gall oak, Masikai, magic nut, dan Aleppo oak [2].
Pada manjakani yang dikonsumsi adalah buahnya. Buah manjakani memiliki bentuk bulat sempurna berwarna coklat mirip seperti buah kelengkeng. Tanaman manjakani mulanya ditemukan di Yunani namun kini banyak ditemukan di beberapa negara di Asia dan Iran [3].
Kandungan gizi yang terdapat pada 1 mL manjakani adalah [4],[5]:
Nama | Jumlah |
Tannin | 50-70% |
Asam galik | 2-4% |
Kalsium | – |
Magnesium | – |
Fosfor | – |
Kalium | – |
Besi | – |
Mangan | – |
Flavonoid | – |
Steroid | – |
Tanin | – |
Saponin | – |
Berdasarkan tabel diatas maka kandungan terbanyak dalam manjakani adalah tanin yang berfungsi sebagai antoksidan yang baik untuk penangkal radikal bebas. Selain itu, kandungan asam galik yang tinggi pada manjakani baik untuk sistem imun tubuh.
1. Sebagai Antioksidan
Kaya akan kandungan tanin sebagai produsen antioksidan utama membuat manjakani bermanfaat sebagai antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan penuaan dini.
Hasil riset menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari manjakani
memiliki aktivitas antioksidan dan pembasmi radikal bebas yang sangat kuat.
Ekstrak penangkal radikal bebas yang akan dinetralkan menggunakan kandungan manjakani seperti DPPH (IC50 ~ 0,5 mg / ml), ABTS (IC50 ~ 1mg / ml), hidrogen peroksida (H2O2) (IC50 ~ 2,6 mg / ml) dan hidroksil (OH) radikal (IC50 ~ 6 mg / ml) [23].
2. Sebagai suplemen pasca melahirkan
Manjakani terkenal dengan khasiatnya yang bermanfaat bagi wanita terutama bagi ibu hamil. Tak hanya selama proses mengandung, manjakani kerap digunakan hingga setelah proses melahirkan.
Pada ibu baru melahirkan khususnya, manjakani digunakan untuk mengembalikan energi dan vitalitas pasca proses bersalin. Uterus yang menegang akibat proses pengejanan dapat dikembalikan elastisitasnya menggunakan manjakani [7].
3. Sebagai pelangsing alami
Dalam penyajian untuk obat tradisional, manjakani disajikan dengan cara diseduh. Seduhan manjakani ini dipercaya mampu mengembalikan daya tahan tubuh, meredakan kontraksi khususnya pada uterus, mereduksi pendarahan, untuk merangsang laktasi, serta sebagai zat kontraseptif.
Selain disajikan dengan diseduh, manjakani dalam pemanfaatan obat tradisional juga dicampurkan dengan bahan lain seperti gula merah yang berfungsi sebagai pelangsing alami [1].
4. Sebagai obat oral dan luka
Manjakani biasa digunakan sebagai obat untuk mengurangi pembengkakan, radang, infeksi gigi dan rongga mulut, diare akut, dan pendarahan [8],[9]. Kandungan antioksidan yang tingga pada manjakani membuatnya memiliki manfaat repairing, sehingga dapat dijadikan obat.
5. Sebagai bahan pencerah kulit
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Syukriah pada tahun 2014, Manjakani memiliki potensi tinggi untuk digunakan sebagai bahan campuran herbal, spesifiknya adalah efek pencerah pada kulit [10].
Meski demikian, fakta tersebut ada yang mengklaim bahwa sebaiknya tanin yang terkandung dalam manjakani digabungkan dengan Vitamin A dan E. Kulit yang terbakar sinar matahari dapat ditenangkan atau dikembalikan fungsinya menggunakan manjakani.
6. Sebagai antiseptik mulut
Selain sebagai obat oral, manjakani juga bermanfaat sebagai kandungan antiseptik alami mulut [11]. Tidak semua bahan dapat dijadikan sebagai antiseptik mulut sebab akan berbahaya jika ditelan.
Namun, mengingat penyajian manjakani sebagai obat herbal dapat dikonsumsi langsung maka manfaat lain manjakani adalah antiseptik mulut.
7. Sebagai pendukung metabolisme tulang
Manjakani juga berkhasiat untuk meningkatkan fungsi osteoblast dan metabolisme tulang karena memiliki banyak kandungan kalsium dan seng yang dibutuhkan untuk nutrisi tulang [12],[13].
Osteoblast merupakan nama sel dalam tulang.
8. Sebagai anti inflamasi
Hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa Manjakani yang telah diekstraksi terbukti menghasilkan alkohol yang menghambat formyl-Met-Leu-Phe (fMLP) pada neutrofil sehingga menghasilkan senyawa anti inflamasi. Senyawa yang dihasilkan juga mampu menumpas pemicu inflamasi [15].
9. Sebagai penawar penyakit tenggorokan
Air rebusan manjakani terbukti efektif sebagai antiseptik mulut. Fungsi antiseptik ini juga membantu penyembuhan beberapa penyakit tenggorokan seperti amandel, stomatitis, dan merileksasikan tenggorokan [17].
10. Sebagai obat memar
Manjakani juga baik untuk kulit terutama kulit yang bengkak dan mengalami peradangan. Mengoleskan atau mengompres air rebusan manjakani mampu untuk mengurangi bengkak dan radang pada kulit [17].
11. Sebagai obat wasir
Manjakani yang sudah diolah menjadi salep dapat digunakan sebagai obat wasir dan penyakit anus [17].
12. Sebagai obat kurap
Manjakani yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan cuka dapat dijadikan sebagai obat kurap dan alopecia (kebotakan) [18].
13. Sebagai obat kencing nanah
Air seduhan manjakani apabila diaplikasikan dengan injeksi ke dalam tubuh dapat mengurangi keputihan dan kencing nanah [17].
14. Sebagai penghitam uban
Ekstrak manjakani di beberapa negara di Asia juga digunakan sebagai penghitam uban [17].
15. Sebagai obat penyakit So-Gal
Penyakit So-Gal adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan gejala ekskresi urin yang berlebihan dan asupan air. Di Korea penyakit ini mudah dijumpai dan orang-orang disana biasa mengobat penyakit tersebut menggunakan ekstrak manjakani yang lebih encer [19].
16. Sebagai anti pendarahan
Kandungan astrigen disebabkan oleh tanin yang tinggi membuat manjakani mampu memberikan perlindungan lapisan mukosa yang berdekatan dari mikroorganisme dan bahan kimia iritan yang digunakan untuk menahan perdarahan dari hidung atau gusi, dan wasir [20].
17. Sebagai obat puting pecah-pecah
Puting pada payudara adalah sekumpulan kulit khusus yang tidak boleh sembarang pengobatannya, terutama bagi wanita yang putingnya sebagai akses utama air susu bagi bayi. Salep olahan manjakani dapat membantu reparasi kulit puting yang pecah-pecah [18].
18. Sebagai obat radang telinga
Pemberian topikal ekstrak manjakani terbukti menghambat phorbol-12-myristate-13 penyebab radang telinga yang diinduksi asetat (PMA) [17].
19. Sebagai antibakteri alami
Hasil riset melaporkan bahwa ekstrak etanol Q. infectoria (manjakani) menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap banyak zat penting patogen, termasuk enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) dan resisten methicillin Staphylococcus aureus (MRSA) [21].
20. Sebagai obat gigi dan radang gusi
Manjakani diolah dan digunakan sebagai bedak gigi dalam pengobatan tradisional untuk pengobatan sakit gigi dan radang gusi.
Peneliti mempelajari aktivitas antibakteri empat ekstrak pelarut (petroleum eter, kloroform, metanol, dan air) dari manjakani terhadap patogen gigi, termasuk Streptococcus mutans, Streptococcus salivarius, Staphylococcus aureus, Lactobacillus acidophilus, dan Streptococcus sanguis [22].
21. Sebagai penawar racun
Infus manjakani atau air campuran manjakani yang dikonsumsi sangat bermanfaat sebagai penawar racun zat dengan alkaloid, tembaga dan garam timbal [17].
1. Keguguran
Meski baik bagi ibu hamil yang baru melahirkan, menggunakan manjakani selama kehamilan justru akan membuat janin keguguran.
Penggunaan yang lebih spesifik bagi ibu hamil adalah penggunaan luar seperti dibasuhkan ke organ kewanitaan [14]. Manjakani juga tidak disarankan untuk dikonsumsi selama menstruasi.
2. Masalah pencernaan
Mengonsumsi seduhan manjakani memang baik, namun senyawa khususnya spesies Q. infectoria memiliki banyak kandungan gas.
Kandungan gas ini mengikis banyak nutrisi baik yang ada pada manjakani. Jika kandungan gas-gas ini tertelan maka akan menimbulkan masalah pencernaan disebabkan penumpukan gas yang berlebih [16].
Asupan obat jangka panjang yang memiliki kadar tannin yang tinggi dapat menyebabkan efek kesehatan yang negatif. Timbal tanin dalam jumlah besar untuk efek astringent yang berlebihan pada selaput lendir dapat menyebabkan iritasi pada mukosa lambung, mual, dan muntah [24].
Selain mukosa pada lambung, mukosa pada usus halus juga terjadi apabila manjakani dionsumsi jangka panjang
3. Anemia
Karena tanin yang terkandung dalam manjakani adalah pengikat ion logam hal tersebut dapat menghambat penyerapan mineral sebagai zat besi. Oleh karena itu, obat-obatan herbal yang mengandung manjakani tersebut dapat menyebabkan anemia dalam kasus penggunaan jangka panjang [17].
Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, penyajian Manjakani ada beberapa cara, yakni:
1. Diseduh buahnya.
Beberapa buah manjakani dicuci dahulu. Kemudian tempatkan dalam panci, berikan air secukupnya kemudian rebus hingga mendidih dan warna airnya berubah. Cara mengkonsumsi dapat dikumurkan, diminum, atau dibasuhkan.
Air seduhan ini berfungsi sebagai antiseptik dan obat oral (mulut), selain itu berfungsi sebagai perawatan kesehatan reproduksi wanita seperti keputihan dan mengembalikan elastisitas uretus [7].
Untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita cukup dibasuhkan ke organ kewanitaan. Mengonsumsi air rebusan manjakani juga memberikan perawatan luka dari dalam. Selain diminum, air rebusan manjakani juga dapat dibasuhkan ke luka dan dapat digunakan sebagai anti jamur [17].
2. Air seduhan manjakani dan gula
Sama seperti membuat seduhan manjakani, beberapa buah dicuci dahulu. Rebus dengan air lalu tambahkan gula merah. Air seduhan manjakani dengan gula ini berkhasiat sebagai pelangsing tubuh alami [1].
3. Ekstraksi manjakani
Proses ekstraksi lebih sulit dilakukan karena menggunakan peralatan serta pengawasan oleh ahli. Meski terlihat hanya seperti memanaskan manjakani saja, namun beberapa hal penting seperti suhu, lama ekstraksi, dan tambahan senyawa lain agar kandungan baik Manjakani tetap seimbang perlu diperhatikan.
Selain itu peralatan yang digunakan juga peralatan khusus. Ekstraksi tidak disarankan untuk dilakukan sendiri di rumah [6]. Bentuk ekstraksi dapat berupa buah manjakani kering atau bisa juga berupa bubuk.
Penyajian berupa bubuk kerap dicampurkan dengan air dan diminum biasa. Selain diminum juga bisa dibasuhkan atau dibubuhkan pada luka [16].
4. Injeksi
Meski yang digunakan adalah air rebusan manjakani yang sederhana, penggunaan injeksi sebaiknya diawasi oleh ahli sebab untuk menentukan titik injeksi tidak bisa sembarangan [17].
5. Salep
Ambil beberapa buah manjakani. Cuci dahulu sebelum dihaluskan. Proses menghaluskan dapat menggunakan blender atau ditumbuk biasa. Setelah itu campurkan dengan air hangat lalu oleskan pada luka atau kulit yang bengkak dan radang. Selain itu pengolesan juga bisa dilakukan pada anus [17].
Cuci manjakani hingga bersih lalu keringkan dengan suhu ruangan. Setelah itu tempatkan manjakani pada tempat yang kering. Penting untuk meletakkan Manjakani pada wadah yang kering dan mendapat sirkulasi yang baik, tidak pada ruangan yang bersuhu terlalu kering dan tidak terlalu lembab [6].
Manjakani adalah salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak kandungan baik yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Dengan mengandung banyak kandungan tannin bermanfaat pada produksi antioksidan.
1. Jamia Azdina Jamal, Zakiah Abd. Ghafar and Khairana Husain. Medicinal Plants used for Postnatal Care in Malay Traditional Medicine in the Peninsula Malaysia. Pharmacognosy Journal; 2011.
2. N. Sukor, R. Jusoh S. A. Rahim, N. Kamarudin. Ultrasound assisted methods for enhanced extraction of phenolic acids from Quercus Infectoria galls. Malaysia; 2017.
3. Shrestha, S., , et al. Pharmacognostic studies of insect gall of Quercus infectoria Olivier (Fagaceae). Vols 4. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2014.
4 Evans, W.C.Trease and Evans. Pharmacognosy. 15 edition. W.B Sauders Company; 2002.
5. Dara Himalaya. Effect of giving of manjakani extract (quercus infectiora gall) on vaginosis and candida bacteria of liesure (leukorrhea). Volume 5. Journal Unived JM; 2017.
6. M.Z. Iylia Arina and Y. Harisun. Effect of extraction temperatures on tannin content and antioxidant activity of Quercus infectoria (Manjakani). Page 19. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology; 2019.
7. Chopra, R.N., Nayar, S.I., Chopra, I.C. Glossary of Indian Medicinal Plant India. Council of Scientific and Industrial Research India; 1956.
8. Galla, B.P. Council of the Pharmaceutical Society of Great Britain; 1911.
9. Kaur, G., Athar, M., Alam, M.S. Quercus infectoria galls possess antoxidant activity and abrogates oxidative stress-induced functional alterations in murine macrophages. Vols.171 (3). Chemistry Biology Interact; 2008.
10. Nur Syukriah, A. R., Liza, M. S., and Harisun, Y., Fadzillah, A. A. M. Effect of solvent on antioxidant and antibacterial activities from Quercus Infectoria (Manjakani). International Food Research Journal; 2014.
11. Hasmida, M. N., Liza, M. S., Nur Syukriah, A. R.,, et al. Total Phenolic Content and Antioxidant Activity of Quercus infectoria Galls Using Supercritical CO2 Extraction Technique and Its Comparison with Soxhlet Extraction. Pertanika Journal Science and Technology; 2014.
12. Frederiks DN, Fiedler TL, Marrazo JM. Molecular identification of bacteria associated with bacterial vaginosis. Volume 353 (18). Journal of English Medicine; 2005.
13. Hermizi, H., Hasmah, A., Ima Nirwana, S. . s.l. The Potential Role of Quercus infectoria Gall Extract on Osteoblast Function and Bone Metabolism. Open Journal of Endocrine and Metabolic Diseases; 2012.
14. Anonim. Manjakani herbs uses, benefits, cures, side effects, nutrients. Herbapathy; 2020.
15. Savitri Shrestha, Vasuki Srinivas Kaushik, Ravi Shankara Birur Eshwarappa, Sundara Rajan Subaramaihha, Latha Muuaiah Ramanna, Dhananjaya Bhadrapura Lakkappa. Pharmacognostic studies of insect gall of Quercus infectoria Olivier (Fagaceae). Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2014.
16. Gurpreet Kaur, Hinna Hamid, Asif Ali, M Sarwar Alam, Mohammad Athar. Antiinflammatory evaluation of alcoholic extract of galls of Quercus infectoria. Journal of Ethnopharmacology 90; 2004.
17. M. Yousef Elahi, Y. Rouzbehan. Characteriztion of Quercus persica, Quercus infectoria and Quercus libani as ruminant feeds. Page 140. Animal Feed Science and Technology; 2008.
18. Nalan Yilmaz Sariozlu, Merih Kivanc. Gallnuts (Quercus infectoria Oliv. and Rhus chinensis Mill.) and Their Usage in Health. Nuts & Seeds in Health and Disease Prevention; 2011.
19. Khare, C. P. Indian herbal remedies: Rational Western therapy, Ayurvedic and other traditional usage, Botany. Berlin, Germany: Springer-Verlag; 2004.
20. Shim, Y. J., Doo, H. K., Ahn, S. Y., Kim, Y. S., Seong, J. K., Park, I. S., et al. Inhibitory effect of aqueous extract from the gall of Rhus chinensis on alpha-glucosidase activity and postprandial blood glucose. Volume 85. Journal of Ethnopharmacology; 2003.
21. Mills, S., & Bone, K. Principles and practice of phytotherapy: Modern herbal medicine. London, UK: Churchill Livingstone, Harcourt Publishers Ltd; 2000.
22. Voravuthikunchai, S. P., & Mitchell, H. Inhibitory and killing activities of medicinal plants against multiple antibiotic-resistant Helicobacter pylori. Journal of Health Science; 2008.
23. Vermani, A., & Prabhat, N. Screening of Quercus infectoria gall extracts as antibacterial agents against dental pathogens. Page 20. Indian Journal of Dental Research; 2009.
24. Kaur, G., Athar, M., & Alam, M. S. Quercus infectoria galls possess antioxidant activity and abrogate oxidative stress-induced functional alterations in murine macrophages. Chemico Biological Interactions; 2008.
25. Schulz, V., Ha¨nsel, R., Blumenthal, M., & Tyler, V. E. Rational phytotherapy: A reference guide for physicians and pharmacists (5th ed.). Berlin, Germany: Springer-Verlag; 2004.