Penyakit & Kelainan

Mata Berair dan Sakit Kepala: Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mata berair dan sakit kepala dapat menandakan sakit kepala akibat ketegangan mata, tapi bisa juga merupakan gejala dari jenis sakit kepala langka yang disebut sebagai sakit kepala cluster[1, 2].

Penyebab Mata Berair dan Sakit Kepala

Ketegangan Mata

Mata berair dan sakit kepala akibat ketegangan mata dapat terjadi ketika kita berfokus melakukan suatu pekerjaan, seperti membaca atau menatap layar komputer dalam waktu terlalu lama (2 jam atau lebih tanpa istirahat) sehingga otot-otot mata mengalami kelelahan[2].

Sakit kepala akibat ketegangan mata dapat disertai gejala seperti[2]:

  • mata sakit
  • mata berair atau kering
  • penglihatan buram atau ganda selama beberapa saat
  • sensitif terhadap cahaya
  • kesulitan berkonsentrasi
  • sakit pada leher, pundak, atau punggung
  • kesulitan untuk tetap membuka mata

Sakit kepala akibat ketegangan mata termasuk kondisi ringan, gejala akan membaik dengan sendirinya setelah mata dibiarkan beristirahat[2].

Selain menatap layar atau membaca, ketegangan mata juga dapat terjadi akibat[2]:

  • berkendara dalam jarak jauh
  • melakukan perkerjaan yang memerlukan ketelitian seperti menjahit atau menggambar
  • masalah penglihatan yang tidak diperbaiki
  • cahaya yang terlalu terang atau temaram

Sakit Kepala Cluster

Sakit kepala cluster terjadi pada satu sisi dan dapat disertai keluarnya air mata, kelopak mata terkulai, dan hidung tersumbat[1, 3].

Sakit kepala ini biasanya terjadi dalam pola siklus atau periode cluster. Umumnya sakit kepala dirasakan di tengah malam dengan rasa sakit intens di sekitar salah satu mata pada satu sisi kepala[1, 4].

Serangan sakit kepala berlangsung selama 15 menit hingga 3 jam, terjadi setiap hari atau hampir setia hari selama beberapa minggu hingga bulan[1, 4].

Biasanya diikuti oleh masa remisi, di mana tidak terjadi sakit kepala selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum sakit kepala mulai terjadi lagi[1, 4].

Mata berair dan sakit kepala dapat dialami siapa saja, tapi cenderung lebih umum terjadi pada pria dan cenderung dimulai saat usia 30 atau 40-an tahun[4, 5].

Penyebab pasti dari sakit kepala cluster tidak diketahui, tapi berdasarkan polanya diduga berkaitan dengan abnormalitas pada jam biologis tubuh (hipotalamus)[1, 4, 5].

Berbeda dari migrain dan sakit kepala tensi, sakit kepala cluster biasanya tidak berkaitan dengan pemicu seperti makanan, perubahan hormon atau stress[1].

Beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya sakit kepala cluster[1, 4]:

  • Jenis kelamin: pria lebih berisiko mengalami mata berair dan sakit kepala
  • Usia: kebanyakan orang yang mengalami mata berair dan sakit kepala berusia antara 20 dan 50 tahun meski kondisi dapat terjadi pada semua usia
  • Merokok: orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami mata berair dan sakit kepala
  • Pengguna alkohol: mengkonsumsi alkohol selama periode cluster dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan
  • Riwayat keluarga: jika orang tua mengalami mata berair dan sakit kepala, anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang sama

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter sejak pertama kali mengalami sakit kepala disertai mata berair yang tidak membaik setelah istirahat. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang paling efektif[1, 4].

Sakit kepala biasanya tidak disebabkan oleh penyakit serius. Tapi terkadang sakit kepala dapat mengindikasikan kondisi medis berat seperti tumor otak atau sobeknya pembuluh darah yang lemah (aneurisme)[1].

Segera dapatkan pertolongan medis darurat jika mengalami gejala berikut[1]:

  • sakit kepala berat secara tiba-tiba.
  • sakit kepala dengan demam, mual atau muntah, leher kaku, kebingungan mental, kejang-kejang, mati rasa, atau kesulitan berbicara.
  • sakit kepala setelah mengalami cedera pada kepala, bahkan jika hanya jatuh atau terbentur ringan.
  • sakit kepala tiba-tiba dan berat, tidak seperti yang pernah dialami.
  • sakit kepala yang bertambah buruk seiring waktu dan polanya berubah.

Diagnosis Mata Berair dan Sakit Kepala

Untuk mendiagnosis mata berair dan sakit kepala, dokter perlu menanyakan mengenai gejala yang dialami dan meminta pasien menjalani beberapa tes[4].

Terkadang diperlukan scan otak untuk memeriksa ada tidaknya kondisi lain yang memiliki gejala serupa. Biasanya, pada penderita sakit kepala cluster, scan otak menunjukkan hasil normal dan diagnosis dibuat berdasarkan gejala tanpa perlu tes lain[4].

Pengobatan Mata Berair dan Sakit Kepala

Mata berair dan sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan mata akan membaik setelah kita mengistirahatkan mata dengan menghentikan kegiatan yang memerlukan fokus terus menerus[2].

Jika mata berair dan sakit kepala terjadi setelah melakukan kegiatan tertentu, biasanya tidak diperlukan penanganan medis. Gejala akan berkurang setelah beristirahat[2].

Mata berair dan sakit kepala akibat sakit kepala cluster tidak membaik dengan istirahat saja. Meski dapat menyebabkan sakit yang teramat dan mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan, sakit kepala cluster bukan termasuk kondisi yang berbahaya[1, 3].

Obat pereda rasa sakit biasa seperti paracetamol tidak efektif untuk meringankan gejala karena terlalu lambat untuk bekerja. Penderita sakit kepala cluster memerlukan pengobatan yang lebih khusus dan biasanya dirujuk ke dokter spesialis[4].

Terdapat tiga pengobatan utama yang tersedia untuk meringankan rasa sakit pada sakit kepala cluster, yaitu[4]:

  • Injeksi sumatriptan: diberikan 2 kali sehari
  • Spray nasal sumatriptan atau zolmitriptan
  • Terapi oksigen: pemberian oksigen murni dengan bantuan masker

Cara perawatan tersebut biasanya meringankan rasa sakit dalam 15 hingga 30 menit[4].

Pencegahan Mata Berair dan Sakit Kepala

Mata berair dan sakit kepala akibat mata kelelahan dapat dicegah dengan mengikuti beberapa tips berikut[2]:

  • Melakukan istirahat sesekali selama bekerja menggunakan komputer. Dianjurkan untuk menatap objek jauh selama 20 detik setiap 20 menit.
  • Sering berkedip dapat membantu menjaga kelembapan mata dan mencegah mata kering, yang mana dapat memperburuk kelelahan mata yang dialami.
  • Menghindari menatap layar di tempat gelap karena mata akan perlu bekerja ekstra untuk memfokuskan cahaya di dalam gelap.
  • Atur posisi layar komputer setidaknya 60 cm dari mata. Untuk menghindari tegang ke atas, posisikan layar sedikit di bawah ketinggian mata.
  • Menggunakan pencahayaan ruang yang layak. Arahkan sumber cahaya dalam ruangan menjauh dari mata dan tidak mengarah ke layar komputer.
  • Hindari penggunaan kontak lensa dalam waktu terlalu lama.

Sakit kepala cluster tidak selalu dapat dicegah karena penyebab pasti dari kondisi masih tidak diketahui. Pada kasus tertentu, menghindari pemicu dapat mencegah terjadinya serangan sakit kepala. Misalnya dengan menghindari konsumsi alkohol atau menghindari bahan kimia yang beraroma kuat seperti parfum, cat atau bensin. [4]

Pada beberapa orang sakit kepala dapat dipicu oleh suhu tubuh terlalu panas selama beraktivitas fisik atau olahraga. Merokok juga berkaitan dengan peningkatan risiko sakit kepala disertai mata berair, sehingga sebaiknya dihindari.

1. Anonim. Cluster Headache. Mayo Clinic; 2021.
2. Kirsten Nunez, reviewed by Nancy Hammond, M.D. What to Know About an Eye Strain Headache. Healthline; 2020.
3. Anonim. Cluster Headache. Medline Plus; 2021.
4. Anonim. Cluster Headache. NHS; 2020.
5. Mary L Windle, PharmD. Migraine and Cluster Headache Medications. E Medicine Health; 2021.

Share