Kehamilan merupakan salah satu fase kehidupan yang sangat dinanti sehingga terkadang akan memicu kecemasan berlebihan khususnya terkait kesehatan ibu dan janinnya [1].
Sayangnya, hingga kini telah banyak mitos-mitos ibu hamil yang dipercayai oleh masyarakat secara umum. Padahal, mempercayai suatu hal yang belum jelas kebenarannya seperti mitos ini dapat menyebabkan konsekuensi yang mungkin akan berbahaya [2].
Berikut ini merupakan beberapa mitos terkait ibu hamil yang perlu untuk diketahui [3, 4, 5]:
Daftar isi
Di luar sana, mungkin ibu hamil pernah mendengar bahwa, jika ingin mengetahui jenis kelamin dari bayinya, maka cukup dengan dengarkan detak jantungnya.
Hal ini sebenarnya tidak benar dan hanya mitos saja. Mengingat, denyut jantung tidak dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi.
Adapun denyut jantung bayi dalam kandungan normalnya akan berkisar antara 120 hingga 160 denyut per menit.
Sedangkan untuk mengetahui jenis kelamin maka dapat dilakukan dengan bantuan USG atau menunggu kelahiran bayi tersebut.
Banyak yang mengira bahwa kehamilan kembar merupakan kasus yang jarang terjadi. Namun, ternyata kehamilan kembar tidak seperti yang dipikirkan banyak orang. Bahkan, kehamilan kembar di Amerika Serikat dapat terjadi sebanyak 33 kasus dalam 1000 kelahiran.
Beberapa dari kita mungkin pernah mendengar, jika perut ibu hamil cenderung lebih tinggi maka bayi yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan.
Dan tentu, hal ini hanyalah mitos saja. Mengingat, bentuk perut ibu hamil akan ditentukan oleh peregangan dari otot perut.
Semakin kuat otot perut ibu hamil, maka perutnya akan cenderung lebih tinggi. Dan hal ini juga bisa diartikan sebagai kehamilan pertama.
Banyak iklan krim maupun serum yang mengklaim dapat menghilangkan stretch mark ibu hamil. Perlu diketahui bahwa, krim dan serum mungkin memang dapat membantu memudarkan stretch mark namun tidak benar-benar bisa menghilangkan atau mencegah sepenuhnya.
Mengingat, stretch mark merupakan bagian dari susunan genetik ibu hamil sendiri. Dengan kata lain, mencegah stretch mark adalah hal yang bisa dibilang tidak mungkin atau sangat susah sekali.
Namun, jika memang dirasa stretch mark membutuhkan perhatian lebih maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dokter. Kemungkinan dokter akan menyarankan penggunaan pelembab yang aman.
Pelembab ini dapat membantu kulit menjadi lebih elastis sehingga kulit dapat beradaptasi selama dan setelah melahirkan.
Perlu diperhatikan, tidak semua jenis kosmetik maupun skincare dapat digunakan oleh ibu hamil. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter terlebih dahulu adalah pilihan tepat.
Wanita yang sedang hamil mungkin memang perlu meningkatkan asupan kalori, namun peningkatan jumlahnya dapat dikatakan sedikit saja. Bahkan, ibu hamil umumnya akan disarankan untuk menghindari makan yang berlebihan.
Mengingat, makan berlebihan ketika hamil dapat membahayakan ibu hamil maupun janinnya. Khususnya jika konsumsi kalori secara berlebihan.
Perlu juga diketahui bahwa, peningkatan konsumsi kalori yang disarankan untuk ibu hamil harus dilakukan secara bertahap menurut usia kehamilannya, seperti [3]:
Selain itu, diet sehat dengan makanan yang kaya nutrisi sangat disarankan untuk ibu hamil selama masa kehamilan.
Umumnya dokter akan menyarankan ibu hamil melakukan olahraga ringan hingga sedang selama masa kehamilan.
Namun, jika ibu hamil sebelum hamil memiliki kebiasaan tidak banyak bergerak, maka dokter mungkin akan melihat kondisi ibu hamil terlebih dahulu sebelum merekomendasikannya melakukan rutinitas baru seperti olahraga.
Jenis olahraga yang mungkin direkomendasikan untuk dilakukan ibu hamil yaitu latihan aerobik ringan hingga sedang. Latihan aerobik ini mungkin sebaiknya dilakukan sebanyak dua hingga lima kali sehari selama trimester pertama kehamilan.
Morning sickness mungkin memang namanya mengandung arti pagi. Namun, kenyataannya morning sickness ini dapat terjadi sepanjang hari, mulai dari minggu keempat hingga minggu ke-16.
Bahkan, ibu hamil yang mengalami morning sickness hanya di pagi hari terhitung kurang lebih 2% saja dari keseluruhan ibu hamil.
Jika ibu hamil tidak memiliki riwayat alergi, maka konsumsi makanan tertentu yang berisiko menimbulkan alergi seperti kacang-kacangan dan susu diperbolehkan.
Dan, makanan-makanan tersebut juga tidak akan menyebabkan berkembangnya alergi pada janin jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
Namun, perlu juga diperhatikan bahwa, ibu hamil sebaiknya menghindari konsumsi makanan seperti daging mentah, makanan laut, keju lunak tertentu karena alasan kesehatan yang lainnya.
Sebenarnya, pada kehamilan yang normal, berhubungan seksual tidak akan mempengaruhi kehamilan. Bahkan, berhubungan seksual pada kehamilan yang berisiko rendah tidak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Walaupun pada kasus kehamilan tertentu dokter mungkin merekomendasikan untuk tidak berhubungan seksual. Adapun sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual ketika hamil, jika [3]:
Para ibu hamil mungkin telah banyak yang mempercayai bahwa, selama hamil harus menghindari kucing karena dapat menyebabkan berkembangnya infeksi. Hal ini jelas bukan pernyataan yang tepat, dan dapat dikatakan sebagai mitos saja.
Sebaliknya, fakta yang benar adalah, ibu hamil sebaiknya lebih berhati-hati dengan kotoran kucing. Mengingat, kotoran kucing dapat membawa toksoplasmosis.
Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil melakukan tindakan pencegahan seperti menggunakan sarung tangan ketika membersihkan sampah maupun akan lebih baik juga jika meminta bantuan orang lain saja.
Jadi, sebenarnya ibu hamil tidak perlu harus benar-benar menghindari kucing, namun cukup mengikuti tindakan pencegahan yang dianjurkan dokter saja.
Pernyataan terkait ibu hamil tidak boleh minum kopi sama selama masa kehamilan ternyata kurang tepat. Mengingat, sebenarnya ibu hamil masih boleh mengonsumsi kopi dengan batasan tertentu.
Adapun konsumsi kopi selama masa kehamilan akan dibatasi hingga 200 mg kafein atau setara dengan 1,5 cangkir kopi (1 cangkir = 8 ons). Kecuali, jika ibu hamil memiliki kondisi khusus mungkin batasan konsumsi kafein akan berbeda. Selama konsumsi kopi masih dalam batas yang ditentukan, sepertinya tidak akan mempengaruhi kehamilan.
Ibu hamil akan selalu merasa bahagia dalam menjalani hari selama masa kehamilan adalah hal yang tidak tepat. Mengingat, akan ada fase di mana ibu hamil mengalami perubahan tubuh, kelelahan yang akan mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan suasana hatinya.
Namun, hal ini wajar saja terjadi, sebagaimana orang yang tidak hamil, tidak akan merasa bahagia sepanjang waktu.
Banyak diantara masyarakat yang percaya bahwa, jika persalinan pertama dilakukan dengan operasi Caesar maka persalinan selanjutnya pun harus melalui operasi Caesar dan tidak bisa normal (pervaginam).
Hal ini adalah hal yang tidak tepat. Mengingat, seorang wanita mungkin dapat melahirkan secara normal bahkan jika pernah melahirkan melalui operasi Caesar sebelumnya.
Namun, keputusan melahirkan secara normal maupun Caesar akan kembali lagi bergantung pada perkembangan kehamilan.
Konsumsi nanas, minyak jarak hingga makanan pedas dinilai dapat menginduksi persalinan. Pernyataan tersebut tidak tepat.
Mengingat, bahan-bahan alami maupun alternatif tersebut belum terbukti secara ilmiah dapat menginduksi persalinan. Pada kenyataannya, bahan-bahan tersebut bahkan dinilai memiliki dampak negatif yang bervariasi, seperti :
Akar cohosh biru maupun hitam, diketahui dapat menyebabkan gagal jantung dan stroke janin. Selain itu, komplikasi pada ibu hamil selama persalinan mungkin juga dapat terjadi.
Nanas tidak terbukti dapat menginduksi persalinan, namun diketahui dapat menyebabkan mulas.
Minyak jarak diketahui dapat menyebabkan iritasi dan kontraksi rahim, namun lebih sering menyebabkan diare.
Makanan pedas tidak memiliki bukti ilmiah dapat menginduksi persalinan, namun justru dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan mulas.
Sebelum mengonsumsi obat alternatif atau sejenisnya, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter dulu agar dapat mengetahui keamanannya bagi ibu hamil dan janin dalam kandungannya.
1. Rebecca Caro & Julia Fast. Pregnancy Myths and Practical Tips. National Library of Medicine, National Institute of Health; 2020.
2. Norain Ahmad, Sharifah Fazlinda Syed Nor, & Faiz Daudcorresponding. Understanding Myths in Pregnancy and Childbirth and the Potential Adverse Consequences: A Systematic Review. National Library of Medicine, National Institute of Health; 2019.
3. Jenna Fletcher & Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. 14 myths about pregnancy. Medical News Today; 2019.
4. Anonim. 10 Myths About Pregnancy We All Believed (At Some Point). The Source; 2021.
5. Jane Chertoff & Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT. 30 Facts About Pregnancy. Healthline; 2018.