Penyakit & Kelainan

Night Terror : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Night terror atau sleep terror adalah suatu kondisi dimana terjadi episode berulang berteriak, ketakutan yang intens, dan memukul-mukul ketika tidur. Night terror seringkali disertai dengan berjalan dalam

Apa Itu Night Terror?

Night terror atau sleep terror adalah jenis gangguan tidur yang ditandai dengan ketakutan intens, teriakan, hingga gerakan memukul-mukul yang dialami penderitanya [1,2,3,4].

Namun, night terror bukan mimpi buruk dan keduanya adalah dua jenis kondisi yang berbeda.

Night terror dapat menyebabkan penderitanya menangis hingga menunjukkan perilaku agresif yang berlangsung selama beberapa menit tanpa terjaga [1,2,3].

Meski demikian, pada banyak kasus night terror, mereka yang mengalaminya dapat kembali tertidur lelap dan jarang sekali ada yang mampu mengingatnya saat bangun esok hari.

Apa perbedaan night terror dan mimpi buruk?

Night terror dan mimpi buruk memang sama-sama dialami oleh seseorang ketika sedang tidur, namun penyebab dan waktu terjadi keduanya berbeda.

Mimpi buruk dapat dipicu oleh sejumlah faktor seperti pengalaman traumatis, faktor psikologis, gangguan sistem saraf pusat, hingga genetik dan kelainan fisik [2].

Walau mimpi buruk dapat terjadi berulang, kondisi ini tidak membahayakan bagi yang mengalaminya [2].

Sementara itu, night terror adalah sebuah kondisi yang dapat dipicu oleh penggunaan obat tertentu, ketidaknyamanan saat tiur, tubuh kelelahan, stres emosional, hingga demam [2].

Seseorang juga dapat mengalami night terror apabila memiliki gangguan kecemasan, stres hingga depresi [2].

Bila anggota keluarga memiliki riwayat gangguan tidur, maka hal ini pun turut meningkatkan risiko seseorang dalam mengalami night terror.

Seseorang yang mengalami mimpi buruk biasanya terbangun dan tetap bisa mengingat mimpi tersebut. Namun pada night terror, penderita akan berada dalam kondisi setengah sadar dan masih dalam keadaan panik [2].

Penderita night terror pun tak mampu mengenali situasi dan kondisi di sekitarnya selama serangan berlangsung, dan ada kemungkinan bahwa penderita tak dapat mengingat apapun setelah benar-benar sadar.

Tinjauan
Night terror adalah gangguan tidur di mana pengidap terbangun dalam kondisi setengah sadar, berteriak, menangis, memukul-mukul, dan melakukan perilaku agresif lainnya.

Penyebab Night Terror

Night terror adalah gangguan tidur yang terjadi pada saat seseorang tidak dalam kondisi terjaga penuh maupun tidak juga dalam kondisi tertidur pulas.

Penyebab night terror sendiri belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang berkaitan dan diduga mampu memicu kondisi ini [1,2,7].

  • Sleep apnea
  • Gangguan bipolar
  • Gangguan kecemasan
  • Depresi
  • Stres berat jangka panjang
  • Pengalaman traumatis
  • Penggunaan alkohol
  • Efek penggunaan obat (termasuk antidepresan dan stimulan)
  • Kelelahan tubuh
  • Kurang tidur
  • Demam
  • Sindrom kaki gelisah
  • Gangguan tidur saat sedang menempuh perjalanan jauh atau saat sedang berwisata
Tinjauan
Gangguan tidur lain seperti sleep apnea, gangguan mental tertentu, kurang tidur, kelelahan, efek obat tertentu, alkohol, dan stres dapat menjadi penyebab utama night terror bisa terjadi.

Gejala Night Terror

Gejala utama night terror adalah seseorang bangun dalam kondisi setengah sadar lalu menangis dan berteriak-teriak.

Selain itu beberapa gejala lainnya yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami night terror adalah [1,2,3] :

  • Nafas cepat
  • Tatapan kosong
  • Terlihat bingung
  • Tubuh berkeringat lebih banyak
  • Detak jantung lebih cepat
  • Terbangun dari tempat tidur atau bahkan melompat dari tempat tidur
  • Berlari di dalam ruangan (terutama di kamar saat terjaga)
  • Perilaku agresif
  • Tampak begitu ketakutan
  • Tidak dapat ditenangkan
  • Menendang-nendang
  • Pupil mata membesar
  • Wajah tampak memerah
  • Keesokan pagi tak lagi mengingat apa yang terjadi pada dirinya

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Night terror meski tampak mengkhawatirkan saat sedang berlangsung, hal ini tidak sampai membahayakan pengidapnya.

Karena kondisi ini lebih sering dialami oleh anak-anak, para orang tua sebaiknya bisa memeriksakan anak secara rutin ke dokter.

Konsultasikan dengan dokter mengenai anak yang mengalami night terror, terutama apabila kondisi sudah pada tahap berikut :

  • Night terror terjadi terlalu sering.
  • Night terror membuat pengidapnya terluka.
  • Night terror terus berlanjut hingga anak beranjak remaja dan memasuki usia dewasa.
  • Pengidap night terror mengganggu kenyamanan anggota keluarga lainnya.
  • Pengidap night terror mengalami gangguan tidur berkelanjutan sehingga aktivitas sehari-hari terpengaruh.
  • Pengidap mengalami rasa ngantuk berlebih di siang hari sehingga tak dapat berkegiatan seperti biasa.
Tinjauan
Bangun dalam kondisi setengah sadar lalu menangis dan berteriak-teriak serta memukul-mukul dan menendang-nendang adalah tanda umum bahwa seseorang mengalami night terror yang akan disertai dengan berbagai gejala lain.

Pemeriksaan Night Terror

Ketika memeriksakan diri ke dokter, umumnya beberapa metode diagnosa di bawah ini akan dokter terapkan :

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter seperti biasa akan mengawali pemeriksaan dengan mengevaluasi riwayat medis pasien dan keluarga pasien [1,4].

Dokter juga perlu mengetahui riwayat gejala apa saja yang sempat dialami oleh penderita terkait night terror [4].

Beberapa pertanyaan seperti apakah pasien menggunakan obat tertentu, pasien pengidap penyakit pernapasan, pasien pengidap gangguan kesehatan mental, atau apakah pasien tengah merasa stres juga akan dokter ajukan.

Jika pasien memiliki gangguan tidur lainnya, pastikan untuk menginformasikan kepada dokter.

Bila tak masalah, pasien pun bisa menceritakan kepada dokter mengenai situasi dalam pekerjaan, sekolah, atau rumah yang tengah membuat stres dan frustasi.

Pemeriksaan riwayat kesehatan juga akan disertai dengan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah terdapat luka fisik pada tubuh pasien.

  • Polisomnografi

Polisomnografi adalah metode pemeriksaan di mana dokter biasanya memasang sensor pada tubuh pasien untuk memantau dan merekam aliran otak selama semalaman [5].

Tak hanya itu, prosedur ini juga akan membantu dokter dalam mengetahui kadar oksigen di dalam darah pasien [5].

Untuk mengetahui kondisi pernapasan pasien dan juga detak jantung pasien, polisomnografi juga dapat digunakan oleh dokter selama pasien dalam kondisi tertidur [5].

Pergerakan kaki dan mata juga akan terpantau melalui prosedur diagnosa ini sehingga pasien nantinya dapat ikut melihat bagaimana dan seperti apa kondisi saat ia tertidur [5].

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan dan polisomnografi merupakan metode utama diagnosa pasien dengan gejala night terror untuk memastikan penyebab dan kondisi sekaligus menentukan penanganan yang tepat.

Pengobatan Night Terror

Penderita night terror umumnya tidak terlalu membutuhkan penanganan dalam bentuk apapun.

Namun jika night terror sudah sampai pada tahap membahayakan diri sendiri dan orang lain, mengganggu tidur secara berkepanjangan hingga aktivitas harian terhambat, tentu kondisi ini perlu segera ditangani.

Sejumlah metode penanganan yang dapat pasien terapkan agar night terror tidak berdampak buruk dan berakibat pada komplikasi adalah :

  • Psikoterapi

Bagi pengidap night terror yang diketahui memiliki kondisi gangguan kecemasan, stres atau depresi [1,2,6].

Maka dokter biasanya akan menyarankan pasien mendatangi psikolog, psikiater, atau konselor untuk melakukan konseling dan evaluasi psikologis [2,6].

  • Penanganan Kondisi Pemicu

Penting untuk mengidentifikasi penyebab night terror lebih dulu untuk kemudian bisa mengatasi penyebabnya.

Night terror dapat disebabkan oleh berbagai jenis kondisi medis, termasuk jenis gangguan tidur lainnya seperti sleep apnea obstruktif.

Jika kondisi penyebab night terror dapat ditangani dengan baik, maka biasanya night terror pun akan ikut berhenti.

  • Obat-obatan

Apabila kondisi pasien memang memerlukannya, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk meredakan kecemasan [4,5].

Beberapa jenis obat yang dapat mengatasi night terror, khususnya pada anak-anak adalah antidepresan tertentu serta benzodiazepine.

  • Mengubah Kebiasaan Tidur

Selain mengandalkan obat-obatan dan perawatan medis, pasien sendiri perlu mulai mengubah kebiasaan tidur [2].

Meneraturkan pola tidur adalah salah satu cara agar gangguan tidur dapat teratasi.

Bahkan sebelum tidur, hindari konsumsi kafein serta penggunaan alat-alat elektronik, kegiatan-kegiatan aktif, atau bekerja.

Supaya dapat tidur dengan cepat dan nyenyak, sebelum tidur pasien dianjurkan untuk membaca buku, meditasi, latihan pernapasan, atau relaksasi dengan berendam di dalam bathtub.

  • Meminta Orang Lain Membangunkan

Jika tinggal dengan keluarga atau memiliki teman sekamar, pastikan untuk minta tolong kepada mereka membangunkan Anda saat night terror terjadi [1,5].

Bila anggota keluarga atau teman sudah tahu kapan waktu tidur Anda, minta tolonglah untuk dibangunkan setidaknya 15 menit sebelum night terror biasanya terjadi.

Tidurlah kembali setelah beberapa menit dalam kondisi benar-benar terjaga agar mampu meminimalisir night terror.

  • Memiliki Kamar yang Aman dan Nyaman

Memiliki pola tidur teratur dan tidur berkualitas setiap hari saja tidak cukup [2].

Untuk mengatasi night terror, pastikan untuk memiliki ruangan tidur yang nyaman dan juga aman [2].

Terjadinya night terror tak dapat diprediksi, oleh sebab itu, memiliki kamar yang tertata rapi dan aman tidak akan berpotensi menyebabkan cedera pada pengidap.

Jika satu rumah atau satu kamar dengan pengidap night terror, apa yang harus dilakukan?

Bagi anggota keluarga atau teman sekamar pengidap night terror, yang paling utama dihindari adalah membangunkan penderita tepat saat episode night terror terjadi.

Sekeras apapun dibangunkan, pengidap akan sulit untuk terjaga.

Walaupun saat dibangunkan pengidap dapat terjaga, ia kemungkinan akan marah atau linglung serta berpotensi melukai yang membangunkannya karena dalam kondisi setengah sadar.

Tenangkan pengidap night terror tanpa harus kontak secara fisik, melainkan berbicaralah kepadanya dengan nada suara lembut dan pelan.

Kita bisa mendampinginya kembali tidur saat penderita terbangun dari tempat tidur tanpa bersikap agresif.

Apabila penderita keesokan pagi bangun dengan ingatan night terror, kita perlu meyakinkan dirinya bahwa semua baik-baik saja dan kita memahaminya.

Jika perlu dan penderita setuju, bantu untuk memantau atau bahkan menemaninya berkonsultasi ke terapis profesional.

Tinjauan
Penanganan penyebab night terror, psikoterapi, obat-obatan, sleep study, perubahan pola tidur, dan memiliki kamar nyaman dan aman merupakan beberapa metode untuk mengobati night terror.

Komplikasi Night Terror

Walau secara umum night terror tidak berbahaya, terdapat sejumlah risiko komplikasi yang tetap dapat terjadi, seperti [7] :

  • Cedera atau terluka karena sikap agresif tanpa sadar selama night terror terjadi.
  • Gangguan tidur jangka panjang.
  • Rasa ngantuk berlebih pada siang hari sehingga aktivitas harian menjadi terhambat.
  • Rasa malu karena mengalami night terror (terutama pada pengidap yang berhasil mengingat atau mengetahuinya).
  • Gangguan atau masalah dalam hubungannya dengan anggota keluarga, teman sekamar atau pasangan karena perilaku setengah sadar ketika night terror terjadi.

Pencegahan Night Terror

Pencegahan terbaik agar night terror tidak mudah dialami oleh anak maupun orang dewasa adalah dengan memiliki pola tidur teratur dan mengelola stres dengan baik.

Jika memiliki kondisi medis yang mampu memicu night terror, sebaiknya kondisi-kondisi tersebut segera memperoleh penanganan agar night terror tidak terjadi berulang.

Untuk meminimalisir risiko komplikasi, pemeriksaan dan penanganan night terror sedini mungkin sangat dianjurkan.

Tinjauan
Pengelolaan stres yang baik dan menjalani pola hidup (termasuk pola tidur) yang sehat mampu meminimalisir risiko night terror.

1. Ngoc L. Van Horn & Megan Street. Night Terrors. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Allyson Hoffman. What is a Night Terror?. Sleep; 2021.
3. Irv Feferman. Night Terrors in Children. Canadian Family Physician; 1988.
4. Hatice Sodan Turan, Nermin Gunduz, Aslihan Polat, & Umit Tural. Treatment Approach to Sleep Terror: Two Case Reports. Noropsikiyatri Arsivi; 2015.
5. Chiara Fois, Mary-Anne S. Wright, GianPietro Sechi, Matthew C. Walker, & Sofia H. Eriksson. The utility of polysomnography for the diagnosis of NREM parasomnias: an observational study over 4 years of clinical practice. Journal of Neurology; 2015.
6. J C Kales, R J Cadieux, C R Soldatos, & A Kales. Psychotherapy with night-terror patients. American Journal of Psychotherapy; 1982.
7. Dr. Heather Wright & Danielle Pacheco. Night Terrors. Sleep Foundation; 2020.

Share