Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Orchitis/orkitis adalah adanya peradangan pada salah satu atau kedua testis. Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan orkitis, namun dapat juga penyebabnya tidak diketahui. Orkitis paling sering disebabkan
Daftar isi
Orchitis merupakan salah satu jenis peradangan yang menyerang bagian testis di mana infeksi virus dan bakteri adalah sebuah kondisi yang mengakibatkannya [1,2,3,5,6].
Biasanya, salah satu atau kedua testis dapat mengalami radang dalam waktu yang sama [1].
Orchitis dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa di mana orchitis pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang menyebar melalui penyakit parotitis atau gondongan [2].
Pada sebagian besar kasus, seseorang dengan penyakit epididimitis atau radang saluran sperma pun mampu meningkatkan risiko orchitis juga [1,2,3,5,6].
Tinjauan Orchitis merupakan kondisi peradangan pada testis akibat penyakit infeksi bakteri maupun virus di mana kondisi radang pun dapat dialami pada satu atau kedua testis.
Infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan orchitis meskipun pada beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui sama sekali.
1. Orchitis Karena Infeksi Virus
Orchitis virus biasanya disebabkan oleh virus gondok di mana hal ini telah terbukti di mana kurang lebih sepertiga pria yang menderita gondongan juga menderita orchitis.
Beberapa jenis virus yang umumnya mampu menjadi penyebab orchitis diantaranya adalah [1] :
2. Orchitis Karena Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri kerap menjadi kondisi pemicu orchitis, terutama jika infeksi bakteri yang dialami oleh pria adalah epididimitis (radang saluran sperma) [1,2,3].
Infeksi uretra atau kandung kemih menjadi penyebab utama dari sebagian besar kasus epididimitis [1,2,3].
Hal ini sebenarnya merupakan dampak dari penyebaran infeksi dari uretra atau kandung kemih [1,4].
Beberapa jenis bakteri yang umumnya menginfeksi saluran kencing dan prostat mampu menjadi penyebab orchitis diantaranya adalah [1] :
Sementara itu, jenis-jenis bakteri penyebab infeksi menular seksual yang juga memicu orchitis pada pria yang aktif secara seksual antara lain [1] :
Selain beberapa jenis bakteri di atas, ada pula beberapa jenis bakteri lain yang mampu menyebabkan orchitis terutama pada pasien dengan gangguan imunitas, seperti [1] :
Beberapa perilaku seksual di bawah ini perlu diperhatikan dan dihindari karena selain memicu penyakit infeksi menular seksual, orchitis pun dapat terjadi [1,2] :
Terdapat sejumlah kondisi yang juga dapat menjadi faktor peningkat risiko orchitis namun penularannya secara non-seksual, yaitu [1,2] :
Tinjauan Orchitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus, terutama berkaitan dengan epididimitis serta infeksi menular seksual.
Orchitis dapat menimbulkan sejumlah gejala sebagai berikut secara tiba-tiba [1,2,5,6].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Ketika skrotum mengalami pembengkakan, terlebih bila disertai rasa nyeri yang tak mudah hilang, segera ke dokter.
Periksakan diri segera ketika rasa nyeri selalu timbul mendadak disertai dengan sejumlah gejala lain yang sudah disebutkan.
Pemeriksaan sedini mungkin diharapkan mampu mendeteksi apakah gejala benar-benar mengarah pada orchitis.
Dan bila benar pasien mengalami orchitis, dokter perlu mengetahui penyebabnya agar mampu menanganinya segera.
Tinjauan Sejumlah gejala atau keluhan yang umumnya ditimbulkan oleh orchitis meliputi nyeri di bagian testis, mual, muntah, nyeri di selangkangan, bengkak di salah satu atau kedua testis, tubuh lebih cepat lelah, demam, nyeri setiap berhubungan seksual maupun saat ejakulasi, nyeri setiap kali buang air kecil, bengkak pada kelenjar getah bening, testis lebih berat, hingga keluarnya sperma disertai darah.
Beberapa metode pemeriksaan yang perlu pasien jalani untuk memastikan bahwa gejala mengarah pada orchitis sekaligus mengidentifikasi penyebabnya antara lain :
Tes swab ini dilakukan apabila pasien memiliki keluhan cairan penis yang keluar dari uretra [1].
Maka untuk hal ini, dokter perlu melakukan swab untuk mengambil sampel cairan tersebut lalu diperiksa di laboratorium [1]
Dokter perlu mengetahui apakah pasien memiliki penyakit infeksi menular seksual dan mengidentifikasi penyebab infeksi testis [1].
Jika diketahui bahwa bakteri adalah penyebab infeksi, maka biasanya dokter dapat mengetahui jenis bakteri melalui tes ini.
Ultrasonografi atau USG merupakan salah satu metode diagnosa yang umumnya perlu ditempuh oleh pasien [1,2,6].
Dokter menggunakan metode pemeriksaan ini untuk mendeteksi serta memastikan apakah pasien mengalami kelainan di aliran darah.
Selain tes pemindaian dan tes sampel cairan, dokter juga akan menerapkan metode diagnosa lain seperti tes urine [1,5].
Tujuan pemeriksaan sampel urine adalah untuk mengetahui apakah pasien mengalami infeksi dengan mengetahui keberadaan bakteri di dalam tubuh pasien.
Tes darah merupakan sebuah metode diagnosa lainnya yang dokter gunakan untuk mengetahi apakah pasien mengidap penyakit infeksi menular seksual [1,5,6].
Untuk memastikan apakah pasien mengalami sifilis atau HIV/AIDS, biasanya dokter akan memeriksa darah pasien sebagai pemeriksaan penunjang [7].
Tinjauan Metode pemeriksaan yang umumnya diterapkan oleh dokter dalam mengonfirmasi orchitis meliputi swab test (tes usap dari cairan uretra), USG testis, tes urine, dan tes darah.
Penanganan kondisi orchitis didasarkan pada penyebab kondisi, apakah itu karena infeksi bakteri atau infeksi virus.
Untuk mengatasi gejala-gejala orchitis yang disebabkan oleh infeksi virus, maka beberapa penanganan anjuran atau rekomendasi dokter antara lain adalah [1,2,5] :
Dalam waktu 3-10 hari biasanya pasien akan jauh merasa lebih baik karena gejala dapat mereda [1,2].
Hanya saja, hilangnya masalah di bagian skrotum bisa memakan waktu hingga beberapa minggu [1,8].
Pada kasus orchitis karena infeksi bakteri, maka antibiotik pasti diresepkan oleh dokter, termasuk untuk kondisi epididymo-orchitis.
Pasien wajib menggunakan obat resep dokter sesuai dengan anjuran dan tetap menghabiskannya walau gejala mereda lebih cepat [1].
Hal ini bertujuan agar infeksi benar-benar bisa dipastikan telah sembuh dan hilang.
Pada penggunaan ceftriaxone, doxycycline atau azithromycin, biasanya diresepkan dokter bila pasien diketahui mengalami infeksi menular seksual [1].
Selain penggunaan antibiotik, sangat dianjurkan agar pasien beristirahat dengan cukup selama beberapa minggu [1,2,5].
Penggunaan kompres dingin juga dapat menyertai perawatan antibiotik apabila memang diperlukan [1,5].
Jika pasien masih merasa tak nyaman karena rasa nyeri tak tertahankan, pastikan untuk menggunakan obat pereda nyeri setelah berkonsultasi dengan dokter.
Walau telah memperoleh obat resep dari dokter, ketidaknyamanan di bagian tubuh bawah belum tentu langsung hilang.
Untuk membuat rasa tak nyaman mereda, beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan :
Tinjauan - Pengobatan orchitis disesuaikan dengan penyebabnya, infeksi bakteri atau infeksi virus. - Antibiotik adalah obat yang umumnya akan diresepkan oleh dokter untuk kasus infeksi bakteri. - Perawatan mandiri seperti bed rest, mengangkat skrotum, kompres es, hingga penggunaan obat pereda nyeri mampu meredakan ketidaknyamanan penderita.
Orchitis sangat jarang mengakibatkan komplikasi pada penderitanya, terutama bila sudah mendapatkan penanganan berupa antibiotik, pereda nyeri, maupun istirahat cukup [1].
Meski setelah menjalani terapi antibiotik, memang ada beberapa pasien orchitis yang tetap mengalami pembengkakan, namun bengkak ini akan mereda seiring waktu [1].
Bahkan untuk kasus orchitis karena penyakit gondongan umumnya bisa mereda dalam waktu 10 hari [1].
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa prognosis orchitis tergolong baik di mana hal ini tergantung dari seberapa cepat dan tepat pasien menerima perawatan.
Orchitis ketika tidak segera memperoleh penanganan yang tepat akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.
Berikut ini adalah risiko-risiko komplikasi orchitis yang perlu diketahui dan dihindari [1,2,5,6] :
Selain itu, terdapat pula risiko komplikasi berupa infark testis dan orchitis piogenik, namun komplikasi seperti ini lebih langka atau sangat jarang terjadi [1].
Jika pun terjadi abses, maka pasien biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk menjalani prosedur operasi untuk mengangkat abses tersebut [1].
Tinjauan Berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi pada penderita antara lain adalah kemandulan, abses skrotum, atrofi testikular, hidrokel reaktif, epididimitis, hingga kerusakan permanen di bagian jaringan testis.
Orchitis dapat dicegah dengan sejumlah langkah sebagai berikut [1]:
Tinjauan Pencegahan orchitis adalah dengan melakukan hubungan seksual secara aman, memperoleh imunisasi MMR, mengatasi infeksi atau sumbatan saluran kencing melalui operasi, serta menghindari penggunaan kateter urine.
1. Chaudhary Ehtsham Azmat & Pradeep Vaitla. Orchitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Oleg Banyra & Alexander Shulyak. Acute epididymo-orchitis: staging and treatment. Central European Journal of Urology; 2012.
3. Thomas H Trojian, Timothy S Lishnak, & Diana Heiman. Epididymitis and orchitis: an overview. American Family Physician; 2009.
4. Ashley Young; Alicia Toncar & Anton A. Wray. Urethritis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Pavitra Chandrashekar, Anisha Cynthia Sathiasekar, K. Namaratha, Jaish Lal Mariachelliah Singarayan, & Arul Prakash Arul Gnanam. A rare case of mumps orchitis. Journal of Pharmacy & BioAllied Sciences; 2015.
6. Nadine Sieger, Francesca Di Quilio, & Jens-Uwe Stolzenburg. What is beyond testicular torsion and epididymitis? Rare differential diagnoses of acute scrotal pain in adults: A systematic review. Annals of Medicine Surgery; 2020.
7. R Varma, S Baithun, S Alexander, & B T Goh. Acute syphilitic interstitial orchitis mimicking testicular malignancy in an HIV-1 infected man diagnosed by Treponema pallidum polymerase chain reaction. International Journal of STD & AIDS; 2009.
8. James Velasquez; Michael P. Boniface; & Michael Mohseni. Acute Scrotum Pain. National Center for Biotechnology Information; 2020.