Orchitis : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Orchitis/orkitis adalah adanya peradangan pada salah satu atau kedua testis. Infeksi bakteri atau virus dapat menyebabkan orkitis, namun dapat juga penyebabnya tidak diketahui. Orkitis paling sering disebabkan... oleh infeksi bakteri, seperti pada kondisi infeksi menular seksual. Pada kondisi tertentu, orkitis juga dapat merupakan komplikasi dari penyakit parotitis (gondong). Gejala yang paling umum dari orkitis adanya rasa nyeri dan bengkak pada area testis. Nyeri dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala lain dapat berupa demam, mual muntah, dan malaise. Konsultasikan kepada dokter jika Anda merasakan ada kelainan pada testis Anda. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin meminta pemeriksaan urin, ultrasound, atau pemeriksaan uretra untuk melihat adanya infeksi bakteri. Terapi akan disesuaikan tergantung penyebab orkitis itu sendiri. Antibiotik akan diberikan jika orkitis disebabkan oleh bakteri. Read more

Apa Itu Orchitis?

Orchitis merupakan salah satu jenis peradangan yang menyerang bagian testis di mana infeksi virus dan bakteri adalah sebuah kondisi yang mengakibatkannya [1,2,3,5,6].

Biasanya, salah satu atau kedua testis dapat mengalami radang dalam waktu yang sama [1].

Orchitis dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa di mana orchitis pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi virus yang menyebar melalui penyakit parotitis atau gondongan [2].

Pada sebagian besar kasus, seseorang dengan penyakit epididimitis atau radang saluran sperma pun mampu meningkatkan risiko orchitis juga [1,2,3,5,6].

Tinjauan
Orchitis merupakan kondisi peradangan pada testis akibat penyakit infeksi bakteri maupun virus di mana kondisi radang pun dapat dialami pada satu atau kedua testis.

Fakta Tentang Orchitis

  1. Orchitis merupakan salah satu jenis penyakit langka yang biasanya disertai dengan kondisi epididimitis, namun kasus seperti ini masih belum diketahui jelas korelasinya [1].
  2. Orchitis tidak berkaitan dengan faktor ras sebagai pemicunya [1].
  3. Prevalensi orchitis pada laki-laki yang merupakan pasien pasca pubertas dengan kondisi gondongan adalah sekitar 14-35% [1].
  4. Gejala orchitis dapat menimbulkan gejala yang berkembang 4-8 hari dari setelah terjadinya parotitis. Namun, gejala dapat pula berkembang tanpa terjadinya parotitis [1].
  5. Untuk rata-rata kasus orchitis terisolasi, virus gondongan diketahui menjadi penyebab utamanya [1].
  6. Epididimitis tergolong sebagai salah satu penyakit urologi yang paling umum terjadi pada pria, terutama dengan rentan usia 18-50 tahun [2].
  7. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 600.000 kasus epididimitis akut tiap tahun [2].
  8. Di Indonesia, data prevalensi kasus orchitis terkait mumps (gondok) atau parotitis (gondongan) belum tersedia sehingga tidak diketahui dengan jelas.

Penyebab Orchitis

Infeksi virus maupun bakteri dapat menyebabkan orchitis meskipun pada beberapa kasus, penyebabnya tidak diketahui sama sekali.

1. Orchitis Karena Infeksi Virus

Orchitis virus biasanya disebabkan oleh virus gondok di mana hal ini telah terbukti di mana kurang lebih sepertiga pria yang menderita gondongan juga menderita orchitis.

Beberapa jenis virus yang umumnya mampu menjadi penyebab orchitis diantaranya adalah [1] :

2. Orchitis Karena Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri kerap menjadi kondisi pemicu orchitis, terutama jika infeksi bakteri yang dialami oleh pria adalah epididimitis (radang saluran sperma) [1,2,3].

Infeksi uretra atau kandung kemih menjadi penyebab utama dari sebagian besar kasus epididimitis [1,2,3].

Hal ini sebenarnya merupakan dampak dari penyebaran infeksi dari uretra atau kandung kemih [1,4].

Beberapa jenis bakteri yang umumnya menginfeksi saluran kencing dan prostat mampu menjadi penyebab orchitis diantaranya adalah [1] :

  • Spesies Streptococcus dan Staphylococcus
  • Pseudomonas aeruginosa
  • Klebsiella pneumoniae
  • Escherichia coli

Sementara itu, jenis-jenis bakteri penyebab infeksi menular seksual yang juga memicu orchitis pada pria yang aktif secara seksual antara lain [1] :

  • Treponema pallidum
  • Chlamydia trachomatis
  • Neisseria gonorrhoeae

Selain beberapa jenis bakteri di atas, ada pula beberapa jenis bakteri lain yang mampu menyebabkan orchitis terutama pada pasien dengan gangguan imunitas, seperti [1] :

  • Candida albicans
  • Haemophilus parainfluenzae
  • Toxoplasma gondii
  • Cryptococcus neoformans

Faktor Risiko Orchitis

Beberapa perilaku seksual di bawah ini perlu diperhatikan dan dihindari karena selain memicu penyakit infeksi menular seksual, orchitis pun dapat terjadi [1,2] :

  • Memiliki riwayat pernah menderita penyakit menular seksual.
  • Melakukan hubungan intim dengan pasangan tanpa pengaman (penggunaan kondom).
  • Melakukan hubungan intim dengan pasangan tanpa mengetahui bahwa pasangannya adalah penderita penyakit menular seksual.
  • Melakukan hubungan intim dengan bergonta-ganti pasangan atau memiliki banyak pasangan dalam melakukan hubungan seksual.

Terdapat sejumlah kondisi yang juga dapat menjadi faktor peningkat risiko orchitis namun penularannya secara non-seksual, yaitu [1,2] :

  • Lahir dengan kelainan pada saluran kencing.
  • Memiliki riwayat operasi pada saluran kencing atau alat reproduksi.
  • Mengalami infeksi saluran kencing secara berulang kali.
  • Tidak atau belum pernah memperoleh imunisasi atau vaksin untuk gondongan.
Tinjauan
Orchitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus, terutama berkaitan dengan epididimitis serta infeksi menular seksual.

Gejala Orchitis

Orchitis dapat menimbulkan sejumlah gejala sebagai berikut secara tiba-tiba [1,2,5,6].

  • Nyeri di bagian testis
  • Mual
  • Muntah
  • Nyeri di bagian selangkangan
  • Pembengkakan di salah satu atau kedua testis
  • Tubuh lebih cepat lelah
  • Demam
  • Nyeri setiap berhubungan seksual maupun saat ejakulasi
  • Nyeri setiap kali buang air kecil
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening, terutama pada area paha dalam/selangkangan
  • Testis lebih berat
  • Sperma yang keluar disertai dengan darah

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Ketika skrotum mengalami pembengkakan, terlebih bila disertai rasa nyeri yang tak mudah hilang, segera ke dokter.

Periksakan diri segera ketika rasa nyeri selalu timbul mendadak disertai dengan sejumlah gejala lain yang sudah disebutkan.

Pemeriksaan sedini mungkin diharapkan mampu mendeteksi apakah gejala benar-benar mengarah pada orchitis.

Dan bila benar pasien mengalami orchitis, dokter perlu mengetahui penyebabnya agar mampu menanganinya segera.

Tinjauan
Sejumlah gejala atau keluhan yang umumnya ditimbulkan oleh orchitis meliputi nyeri di bagian testis, mual, muntah, nyeri di selangkangan, bengkak di salah satu atau kedua testis, tubuh lebih cepat lelah, demam, nyeri setiap berhubungan seksual maupun saat ejakulasi, nyeri setiap kali buang air kecil, bengkak pada kelenjar getah bening, testis lebih berat, hingga keluarnya sperma disertai darah.

Pemeriksaan Orchitis

Beberapa metode pemeriksaan yang perlu pasien jalani untuk memastikan bahwa gejala mengarah pada orchitis sekaligus mengidentifikasi penyebabnya antara lain :

  • Swab Test

Tes swab ini dilakukan apabila pasien memiliki keluhan cairan penis yang keluar dari uretra [1].

Maka untuk hal ini, dokter perlu melakukan swab untuk mengambil sampel cairan tersebut lalu diperiksa di laboratorium [1]

Dokter perlu mengetahui apakah pasien memiliki penyakit infeksi menular seksual dan mengidentifikasi penyebab infeksi testis [1].

Jika diketahui bahwa bakteri adalah penyebab infeksi, maka biasanya dokter dapat mengetahui jenis bakteri melalui tes ini.

  • USG Testis

Ultrasonografi atau USG merupakan salah satu metode diagnosa yang umumnya perlu ditempuh oleh pasien [1,2,6].

Dokter menggunakan metode pemeriksaan ini untuk mendeteksi serta memastikan apakah pasien mengalami kelainan di aliran darah.

  • Tes Urine

Selain tes pemindaian dan tes sampel cairan, dokter juga akan menerapkan metode diagnosa lain seperti tes urine [1,5].

Tujuan pemeriksaan sampel urine adalah untuk mengetahui apakah pasien mengalami infeksi dengan mengetahui keberadaan bakteri di dalam tubuh pasien.

  • Tes Darah

Tes darah merupakan sebuah metode diagnosa lainnya yang dokter gunakan untuk mengetahi apakah pasien mengidap penyakit infeksi menular seksual [1,5,6].

Untuk memastikan apakah pasien mengalami sifilis atau HIV/AIDS, biasanya dokter akan memeriksa darah pasien sebagai pemeriksaan penunjang [7].

Tinjauan
Metode pemeriksaan yang umumnya diterapkan oleh dokter dalam mengonfirmasi orchitis meliputi swab test (tes usap dari cairan uretra), USG testis, tes urine, dan tes darah.

Pengobatan Orchitis

Penanganan kondisi orchitis didasarkan pada penyebab kondisi, apakah itu karena infeksi bakteri atau infeksi virus.

Pengobatan Orchitis Virus

Untuk mengatasi gejala-gejala orchitis yang disebabkan oleh infeksi virus, maka beberapa penanganan anjuran atau rekomendasi dokter antara lain adalah [1,2,5] :

  • Obat pereda nyeri atau obat anti-inflamasi nonsteroid seperti naproxen sodium dan ibuprofen.
  • Kompres dingin.
  • Bed rest atau istirahat total.
  • Mengangkat area skrotum.

Dalam waktu 3-10 hari biasanya pasien akan jauh merasa lebih baik karena gejala dapat mereda [1,2].

Hanya saja, hilangnya masalah di bagian skrotum bisa memakan waktu hingga beberapa minggu [1,8].

Pengobatan Orchitis Bakteri

Pada kasus orchitis karena infeksi bakteri, maka antibiotik pasti diresepkan oleh dokter, termasuk untuk kondisi epididymo-orchitis.

  • Fluoroquinolones (levofloxacin, ofloxacin, dan cirprofloxacin) yang umumnya perlu digunakan selama 10-14 hari dan obat harus habis [1,2].
  • Trimethoprim-sulfamethoxazole adalah obat antibiotik yang menjadi alternatif bagi fluoroquinolones [1].
  • Ceftriaxone 250 mg suntikan tunggal melalui otot serta doxycycline 100 mg sehari 2 kali yang digunakan selama 10-14 hari dan harus habis [1,2].
  • Azithromycin merupakan jenis antibiotik lainnya yang biasanya diresepkan dokter sebagai pengganti doxycyline, tergantung kondisi tubuh pasien dalam merespon obat [1].

Pasien wajib menggunakan obat resep dokter sesuai dengan anjuran dan tetap menghabiskannya walau gejala mereda lebih cepat [1].

Hal ini bertujuan agar infeksi benar-benar bisa dipastikan telah sembuh dan hilang.

Pada penggunaan ceftriaxone, doxycycline atau azithromycin, biasanya diresepkan dokter bila pasien diketahui mengalami infeksi menular seksual [1].

Selain penggunaan antibiotik, sangat dianjurkan agar pasien beristirahat dengan cukup selama beberapa minggu [1,2,5].

Penggunaan kompres dingin juga dapat menyertai perawatan antibiotik apabila memang diperlukan [1,5].

Jika pasien masih merasa tak nyaman karena rasa nyeri tak tertahankan, pastikan untuk menggunakan obat pereda nyeri setelah berkonsultasi dengan dokter.

Perawatan Orchitis Mandiri

Walau telah memperoleh obat resep dari dokter, ketidaknyamanan di bagian tubuh bawah belum tentu langsung hilang.

Untuk membuat rasa tak nyaman mereda, beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan :

  • Istirahat total atau bed rest; lebih banyak di tempat tidur dan membatasi aktivitas akan sangat membantu pemulihan [1,2,5].
  • Sambil berbaring, skrotum dapat diangkat sebagai cara meredakan nyeri serta ketidaknyamanan di area tersebut [1,5,6].
  • Menghindari aktivitas mengangkat benda-benda berat [8].
  • Mengompres dingin pada area skrotum agar bisa meredakan bengkak, nyeri maupun ketidaknyamanan [1,5].
Tinjauan
- Pengobatan orchitis disesuaikan dengan penyebabnya, infeksi bakteri atau infeksi virus.
- Antibiotik adalah obat yang umumnya akan diresepkan oleh dokter untuk kasus infeksi bakteri.
- Perawatan mandiri seperti bed rest, mengangkat skrotum, kompres es, hingga penggunaan obat pereda nyeri mampu meredakan ketidaknyamanan penderita.

Prognosis Orchitis

Orchitis sangat jarang mengakibatkan komplikasi pada penderitanya, terutama bila sudah mendapatkan penanganan berupa antibiotik, pereda nyeri, maupun istirahat cukup [1].

Meski setelah menjalani terapi antibiotik, memang ada beberapa pasien orchitis yang tetap mengalami pembengkakan, namun bengkak ini akan mereda seiring waktu [1].

Bahkan untuk kasus orchitis karena penyakit gondongan umumnya bisa mereda dalam waktu 10 hari [1].

Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa prognosis orchitis tergolong baik di mana hal ini tergantung dari seberapa cepat dan tepat pasien menerima perawatan.

Komplikasi Orchitis

Orchitis ketika tidak segera memperoleh penanganan yang tepat akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan.

Berikut ini adalah risiko-risiko komplikasi orchitis yang perlu diketahui dan dihindari [1,2,5,6] :

  • Kemandulan/infertilitas : Orchitis dapat menyebabkan testosteron di dalam tubuh pria tidak memadai (hipogonadisme) sehingga mengakibatkan infertilitas atau kemandulan.
  • Abses Skrotum : Orchitis mampu berakibat pada timbulnya banyak nanah pada jaringan yang terkena infeksi.
  • Atrofi testikular : Atrofi testikuler adalah sebuah keadaan menyusutnya testis di mana hal ini dapat menjadi salah satu risiko akibat dari orchitis yang tak memperoleh penanganan. Kasus komplikasi seperti ini dijumpai sebanyak 60% dari seluruh kasus orchitis.
  • Epididimitis : Epididimitis adalah peradangan pada epididimis (saluran sperma) yang terletak menempel tepat di belakang testis.
  • Hidrokel reaktif
  • Jaringan testis mengalami kematian atau kerusakan permanen.

Selain itu, terdapat pula risiko komplikasi berupa infark testis dan orchitis piogenik, namun komplikasi seperti ini lebih langka atau sangat jarang terjadi [1].

Jika pun terjadi abses, maka pasien biasanya direkomendasikan oleh dokter untuk menjalani prosedur operasi untuk mengangkat abses tersebut [1].

Tinjauan
Berbagai risiko komplikasi yang dapat terjadi pada penderita antara lain adalah kemandulan, abses skrotum, atrofi testikular, hidrokel reaktif, epididimitis, hingga kerusakan permanen di bagian jaringan testis.

Pencegahan Orchitis

Orchitis dapat dicegah dengan sejumlah langkah sebagai berikut [1]:

  • Melakukan hubungan seksual yang aman, yakni dengan penggunaan kondom, dengan tidak bergonta-ganti pasangan seksual, serta dengan mengetahui kondisi pasangan (apakah ia mengidap penyakit menular seksual).
  • Memperoleh imunisasi gondok (vaksin MMR) agar tidak terkena gondok yang menjadi pemicu timbulnya orchitis.
  • Menangani infeksi saluran kencing maupun sumbatan pada saluran kencing melalui prosedur operasi.
  • Menghindari penggunaan kateter urine.
Tinjauan
Pencegahan orchitis adalah dengan melakukan hubungan seksual secara aman, memperoleh imunisasi MMR, mengatasi infeksi atau sumbatan saluran kencing melalui operasi, serta menghindari penggunaan kateter urine.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment