Pakis burung unta adalah salah satu dari sekian jenis pakis yang mungkin masih jarang disebut dan dikenal di Indonesia. Umumnya pakis burung unta disajikan sebagai sayuran. Meskipun sering dikatakan beracun, pakis burung unta terbukti aman untuk dikonsumsi jika disiapkan dengan baik.
Sesuai dengan namanya yang unik, rupa tanaman satu ini juga cukup unik. Selain nama dan rupanya yang unik, pakis burung unta juga diketahui memiliki rasa dan beragam kandungan nutrisi yang padat serta bermanfaat bagi tubuh.
Daftar isi
Pakis burung unta termasuk tanaman yang tumbuh sepanjang tahun. Pakis burung unta disebut berasal dari wilayah Amerika Serikat, Alaska dan Kanada. Pakis burung unta tumbuh subur di dataran rendah yang teduh seperti hutan dan tepi sungai yang lembab.[1,2]
Pakis burung unta tumbuh dalam rumpun yang disebut mahkota. Rumpun pakis burung unta melingkar pada pucuknya, memiliki daun berwarna hijau besar yang tumbuh tegak.
Pakis ini juga memiliki pelepah subur, yang belum tentu ada di semua tajuknya, berwarna hijau, kemudian berubah menjadi warna coklat saat musim berlangsung, dan dapat tetap tumbuh selama setahun setelah kecoklatan.[1,4]
Berbentuk seperti bulu burung unta, bentuknya melebar di bagian tengah atas dan semakin lancip begitu sampai ujungnya, sambil meruncing secara bertahap ke arah pangkal. Tinggi pakis burung unta bisa mencapai sekitar 5 inci sebelum mati di musim gugur.[1,3,4]
Pakis burung unta sekilas mirip dengan pakis pada umumnya. Namun tanaman pakis pada umumnya berbulu halus, tidak memiliki penutup seperti sisik tipis berwarna coklat, dan tidak memiliki alur berbentuk U di bagian dalam batang.
Sedangkan pakis burung unta memiliki sisik coklat sebagai penutupnya dan alur berbentuk U yang mengalir di bagian dalam batangnya.[2,4]
Fakta Menarik Seputar Pakis Burung Unta
Beirkut informasi sajian nilai gizi yang terdapat pada 100 gram sajian pakis brurung unta.
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 142 | kJ |
Total karbohidrat | 5.5 | g |
Lemak total | 0.4 | g |
Protein | 4.5 | g |
Vitamin A | 3617 | IU |
Vitamin C | 26.6 | mg |
Vitamin D | ~ | ~ |
Vitamin E | ~ | ~ |
Thiamin | 0.0 | mg |
Riboflavin | 0.2 | mg |
Niacin | 5.0 | mg |
Folat | ~ | ~ |
Vitamin B12 | 0.0 | mg |
Asam pantotenat | ~ | ~ |
Kolin | ~ | ~ |
Kalsium | 32.0 | mg |
Zat besi | 1.3 | mg |
Magnesium | 34.0 | mg |
Fosfor | 101 | mg |
Kalium | 370 | mg |
Natrium | 1.0 | mg |
Zinc | 0.8 | mg |
Tembaga | 0.3 | mg |
Mangan | 0.5 | mg |
Kolesterol | 0.0 | mg |
Pakis burung unta merupakan tumbuhan yang baik untuk sajian diet karena nutrisinya yang padat. Pakis ini sangat rendah kolesterol dan natrium.
Pakis ini juga merupakan sumber protein dan mineral tembaga yang baik, dan sumber vitamin A, vitamin C, riboflavin, niasin, dan beragam mineral yang sangat baik.[5,6]
Rimpang pakis burung unta diketahui mengandung senyawa flavonoid, fenolat, stilben, dan steroid yang populer digunakan sebagai pengobatan tradisional di Cina.[8]
Pakis burung unta populer digunakan untuk pengobatan tradisional bagi beberapa masalah saluran pencernaan seperti cacing kremi, diare yang disertai mual dan muntah, perdarahan pada saluran cerna, dan pencegahan influenza, gondongan hingga peradangan pada otak.[8]
Sebuah penelitian menunjukkan senyawa yang ditemukan pada pakis burung unta menunjukkan aktivitas antivirus yang kuat dalam melawan virus influenza A (H1N1).[8]
Dampak asupan pakis burung unta terbukti dapat mempengaruhi jaringan purin atau pirimidin secara signifikan. Selain itu, pakis burung unta juga diduga memiliki efek prebiotik dan probiotik yang sangat berguna dalam melindungi kesehatan usus dari bakteri jahat.[9]
Kandungan asam klorogenat yang terdapat pada pakis burung unta dilaporkan dapat menurunkan tekanan darah, dan menunjukkan bahwa pakis ini berpotensi untuk mencegah hipertensi dan meningkatkan kesehatan.[9]
Selain itu, pakis burung unta juga mengandung mineral kalium dalam jumlah yang cukup. Makanan yang kaya akan kalium diketahui dapat membantu mempertahankan tekanan darah.[5]
Pakis burung unta disebutkan mengandung beragam senyawa antioksidan kuat yang menambah tinggi nilai tanaman ini seperti vitamin A, vitamin C, niacin, senyawa karotenoid, dan senyawa fenol.[5,6]
Antioksidan sangat penting perannya untuk memerangi radikal bebas berlebihan dalam tubuh yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius karena dapat merusak sel, protein, DNA, hingga mengganggu keseimbangan tubuh.
Di New England, pakis burung unta telah biasa dimakan dalam jumlah yang besar dan hanya ada sedikit laporan dan informasi mengenai efek beracun yang timbul setelah mengkonsumsinya.[10]
Sebaiknya pakis burung unta disikat bersih, dicuci, direndam, dan dikukus atau dimasak dalam air mendidih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi dan hindari untuk mengkonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan.[1,2,10,12]
Sejumlah wabah keracunan makanan akibat memakan pakis burung unta mentah atau setengah matang telah dilaporkan di Kanada dan Amerika Serikat sejak tahun 1994. Hingga saat ini, penelitian belum menentukan penyebab penyakit tersebut.[11,12]
Departemen Kesehatan Negara Bagian New York (NYSDOH) melaporkan timbulnya gejala seperti muntah atau diare dalam waktu 12 jam setelah makan pakis di restoran.
Dari 56 pelanggan restoran yang dapat dihubungi, 31 (55%) memenuhi definisi kasus. Dari jumlah tersebut, 30 (97%) melaporkan diare; 22 (71%), mual; 10 (32%), muntah; dan delapan (26%), kram perut. Gejala berlangsung rata-rata 1-3 hari (kisaran: 3 jam-3 hari).[12]
Baru-baru ini muncul kembali laporan kasus mengenai keracunan pakis liar mentah di Lembah Carrabassett, Maine, Amerika Serikat. Pada awal musim semi, seorang pejalan kaki wanita Asia Selatan berbobot 57 kg, berusia 35 tahun dan seorang pria kulit putih asli Maine, sekitar 88 kg dari Kanada sedang mendaki gunung di puncak tinggi Gunung Crocker selatan.[10]
Setelah berhasil turun, pendaki wanita memetik dan menelan 2 buah pakis liar yang mentah dari sisi gunung bersama mitra pendakinya, yang juga mengkonsumsi 4 buah pakis liar mentah.[10]
Kurang lebih 3 jam setelah menelan pakis liar tersebut, pasien melaporkan mual tiba-tiba yang diperparah oleh rasa panas pada perut. Pasien tidak mengalami nyeri dada, sesak napas, atau demam.
Rekan pendakiannya, yang tetap bersama pasien selama episode tersebut, menyangkal kejang, pingsan, perubahan status mental, halusinasi, atau delusi. Dia tidak melaporkan adanya gejala klinis setelah mengkonsumsi pakis liar.[10]
Kemudian sekitar empat jam setelah konsumsi, pasien melaporkan muntah dan diare. Pasien mengalami 5 episode per jam muntahan yang kuat terdiri dari empedu kuning-hijau bening, dan nyeri berat yang sangat menyakitkan akibat muntah.[10]
Meskipun terdapat manfaat kesehatan dari mengkonsumsi pakis burung unta, fakta bahwa potensinya yang mugkin menyebabkan keracunan masih sedikit diketahui di masyarakat setempat.
Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan penyebab keracunan pada pakis liar dan profil pasien yang terkena.[10]
Pakis burung unta adalah tanaman mahkota melengkung yang dapat dimakan dan dianggap sebagai hidangan musiman di banyak daerah di Kanada. Perlu diperhatikan bahwa pakis burung unta mungkin saja dapat menyebabkan keracunan makanan jika tidak disimpan, disiapkan, atau dimasak dengan benar.[11]
Pakis burung unta bisa direbus sebagai sup atau sayur maupun dibekukan. Selain itu, mereka juga bisa diasinkan dan diasamkan dengan campuran lemon dan cuka.[1,2]
Tips Membersihkan Pakis Burung Unta
Tips Memasak Pakis Burung Unta Yang Aman
Tips Membekukan Pakis Burung Unta Dengan Aman
Kualitas terbaik pakis burung unta yaitu saat keadaannya tetap kering dan dingin. Pastikan untuk memanen dan menyimpan pakis burung unta dalam wadah yang bersih.[1,2]
Pakis burung unta merupakan salah satu jenis pakis yang diklaim paling aman untuk dikonsumsi, mengandung nutrisi yang padat sehingga cocok untuk disajikan sebagai menu diet harian, memiliki antioksidan kuat dan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit influenza dan bakteri jahat di usus.
1. Donald R. Ross. Fiddlehead Ferns. Alaska Plant Profiles; 2020.
2. Anonym. Matteuccia struthiopteris (L.) Tod. Integrated Taxonomic Information System (ITIS TSN); 2002.
3. Anonym. Ostrich Fern Fiddleheads. Harvester Handbook, University of Minnesota Extension; 2020.
4. David Fuller, Extension Agriculture, and Non-Timber Forest Products Professional. Bulletin #2540, Non-Timber Forest Products: Goods from the Maine Woods: Ostrich Fern Fiddleheads, Matteuccia struthiopteris. Cooperative Extension Publications, University of Maine; 2019.
5. Condé Nast. Fiddlehead ferns, raw Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018.
6. John Delong, D. Mark Hodges, Robert Prange, Charles Forney, Peter Toivenon, M. Conny Bishop, Michele Elliot, and Michael Jordan. The unique fatty acid and antioxidant composition of ostrich fern (Matteuccia struthiopteris) fiddleheads. 91(5): 919 930. Canadian Journal of Plant Science; 2011.
7. A. A. Bushway, A. M. Wlison, D. F. McGann, R. J. Bushway. The Nutrient Composition of Fresh Fiddlehead Greens. 47(2): 666-667. Journal of Food Science; 1982.
8. Bo Li, Yang Ni, Ling-Juan Zhu, Feng-Bo Wu, Fei Yan, Xue Zhang, and Xin-Sheng Yao. Flavonoids from Matteuccia struthiopteris and Their Anti-influenza
Virus (H1N1) Activity. 78(5): 987–995. Journal of Natural Products; 2015.
9. Shima H, Masuda S, Date Y, Shino A, Tsuboi Y, Kajikawa M, Inoue Y, Kanamoto T, Kikuchi J. Exploring the Impact of Food on the Gut Ecosystem Based on the Combination of Machine Learning and Network Visualization. 9(12):1307. Nutrients; 2017.
10. S. Bryn Dhir, HBA. Fiddlehead Fern Poisoning: A Case Report. 31(2): 226-229.
Wilderness & Environmental Medicine; 2020.
11. Anonym. Food safety tips for fiddleheads. Government of Canada; 2015.
12. D Bills, L Arias, P Constantine, T Root, M Shayegani, PhD, K Aldous, G Birkhead, MD, D Morse, MD, State Epidemiologist, New York State Dept of Health; R Mitchell, New York State Biologic Survey. P Morgan, T Morton, F Iverson, PhD, K Catherwood, L Hill, B Long, A McCarville, C Ng, R Smith, K Odermatt, K Reynolds, Health Protection Br, Health Canada; J Raven, Banff National Park Health Unit, Alberta; M Marchenski, Capital Regional District Health Svcs, Victoria, British Columbia; D Armstrong, S Lively, P Brewster, T Mahler, British Columbia Ministry of Health, Canada. Div of Field Epidemiology, Epidemiology Program Office, CDC. Ostrich Fern Poisoning -- New York and Western Canada, 1994. 43(37): 677,683-4. Centers for Disease Control and Prevention; 1994.