Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Penghambat faktor Xa adalah tipe antikoagulan yang bekera dengan secara selektif memblok aktivitas faktor Xa, sehingga mencegah pembentukkan gumpalan darah. Obat ini digunakan sebagai terapi dan pencegahan
Gumpalan yang terbentuk pada vena di dalam tubuh disebut dengan trombosis vena dalam (DVT). Tempat yang paling umum untuk penyakit ini yaitu pada vena yang terdapat di dalam kaki, pinggul, dan paha, juga dapat terjadi pada lengan[1].
Aliran normal darah pada vena, terhambat karena gumpalan yang terbentuk tersebut. Darah menjadi tidak mengalir dan akan kembali ke atas sehingga menimbulkan rasa sakit juga bengkak. Gumpalan ini dapat pecah menjadi potongan kecil, berjalan menuju paru-paru, membuat paru-paru tersumbat, dan munculah pulmonary embolism (PE) yang berakibat fatal[1].
Daftar isi
Melalui jalur koagulasi ekstrinsik dan intrinsik, yang akan bertanggung jawab dalam membuat protrombin ke trombin menjadi aktif akan menghasilkan faktor Xa. Penghambat faktor Xa berefek antikoagulan yang terprediksi dan tidak memerlukan pemantauan rutin[2].
Penghambat faktor Xa secara selektif dan reversibel bekerja dengan menghalangi aktivitas faktor pembekuan Xa, yang akan menghalangi pembentukkan gumpalan. Penghambat faktor Xa akan mempengaruhi kedua faktor Xa yang ada di dalam darah juga di dalam bekuan yang sebelumnya sudah ada[2].
Agregasi trombosit tidak akan dipengaruhi oleh penghambat faktor Xa. Dalam mencegah juga dalam mengobati trombosis vena dalam dan emboli paru akut, penghambat faktor Xa ini akan digunakan. Juga untuk mengurangi risiko stroke dan emboli pada seseorang dengan fibrilasi atrium nonvalvular.
Penghambat Faktor Xa digunakan dalam[8]:
Penghambat faktor Xa secara selektif dan reversibel bekerja dengan menghalangi aktivitas faktor pembekuan Xa yang diberikan untuk:
Trombosis vena dalam (DVT) dapat terjadi pada siapa saja, adapun risiko untuk mengalami penyakit ini yaitu adanya riwayat penggumpalan darah di dalam keluarga, adanya cedera yang terjadi pada vena dalam atau pembedahan, adanya kelainan darah yang dapat menyebabkan darah lebih cepat menggumpal seperti mutasi faktor V Leiden, penggunaan pil KB terutama pada wanita yang merokok, kanker juga gagal jantung, kateter yang ditempatka di vena besar, dan merokok[1].
Tanda dan gejala seperti pembengkakan, kemerahan, kehangatan, nyeri atau nyeri tekan akan muncul dengan adanya penyakit ini. Adapun hal yang harus dilakukan dalam mengelola penyakit ini yaitu dengan menggunakan stoking. Stoking akan memberikan tekanan pada kaki yang akan meningkatkan aliran darah juga membantu dalam mencegah pergumpalan terjadi, dan gunakan stoking hanya pada siang hari[1].
Lalu langkah selanjutnya dengan mengangkat kaki di atas ketinggian dari pada jantung. Lakukan hal ini sesering mungkin, karena dapat memebantu dalam mengurangi pembengkakan juga nyeri. Angkatlah kaki di saat duduk atau berbaring dengan sering[1].
Emboli paru adalah penyakit yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru dengan tiba-tiba oleh embolus. Emboli merupakan sebagian kecil dari gumpalan darah, lemak, udara, atau sel tumor. Suplai darah menuju paru-paru akan dipotong oleh emboli. Dan penyakit ini dapat berakibat fatal[6].
Tanda juga gejala yang dapat muncul karena emboli paru akut ini adalah sesak napas tiiba-tiba atau napas cepat, nyeri pada dada, cepatnya detak jantung, demam, abtuk dengan darah, kuku menjadi kebiruan, kulit pucat, hingga pingsan[6].
Penghambat faktor Xa secara selektif dan reversibel bekerja dengan menghalangi aktivitas faktor pembekuan Xa, yang akan menghalangi pembentukkan gumpalan. Penghambat faktor Xa akan mempengaruhi kedua faktor Xa yang ada di dalam darah juga di dalam bekuan yang sebelumnya sdufah ada[2].
Melalui fondaparinux, pentasakarida sintetis, sebagai penghambat selektif faktor X, bekerja dengan mengikat ke antitrombin III dengan selektif dan mempotensiasi netralisasi faktor Xa. Shingga akan membuat kaskade pembekuan darah berhenti dan pembentukan trombin juga perkembangan trombus menjadi terhambat[3].
Fondaparinux akan diserap dengan cepat dan juga sempurna, dengan ketersediaan hayati mencapai 100% dalam konsentrasi plasma puncaknya kisaran 2-3 jam. Bedistribusi dengan volume 7-11 L, dan protein plasma yang terikat, terutama untuk antitrombin III mencapai ≥94%[3].
Pengeluaran obat ini melalui urin yang sebagai obat tidak berubah kisaran 64%-77% dengan waktu paruh yang dimiliki antara 17-21 jam[3].
Penghambat faktor Xa tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, kit, dan larutan subkutan. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Beberapa contoh penghambat faktor Xa dengan resep dokter termasuk[2]:
Fondaparinux diberikan melalui suntikan sebagai antikoagulan dalam mengobati dan mencegah tromboemboli vena. Fondaparinux memiliki peran sebagai antikoagulan, merupakan gula amino, oligosakarida sulfat dan turunan pentasakarida[7].
Rivaroxaban diberikan secara oral, dan merupakan turunan oksazolidinon molekul kecil. Rivaroxaban merupakan antikoagulan oral baru (NOAC) yang biasanya disebut dengan agen pengencer darah[8].
Edoxaban merupakan antikoagulan oral langsung terbaru (DOAC) yang tidak terkait oleh sistem CYP-450. Obat ini digunakan dalam mengobati trombosis vena dalam, emboli paru dan menurunkan risiko penyakit terkait hiperkoagulabilitas. Edoxaban memiliki risiko yang lebih rendah untuk perdarahan yang signifikan dan mempunyai interaksi yang lebih sedikit dibandingkan agen lainnya[9].
Penghambat faktor Xa dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari penghambat faktor Xa termasuk[4,5]:
Memeiliki perdarahan yang aktif, penyakit ginjal parah, selaput jantung yang mengalami infeksi, atau trombosit dalam darah rendah, tidak boleh menggunakan fondaparinux. Juga tidak boleh menggunakan obat ini setelah menjalankan operasi apabila berat badan kurang dari 50 kg[4].
Bila akan menjalani spinal tap atau akan menerima anstesi spinal (epidural), beri tahu bila sedang menggunakan fondaparinux. Fondaparinux dapat menimbulkan pembekuan darah yang serius di sekitaran sumsum tulang belakang bila akan melakukan spinal tersebut[4].
Wanita yang sedang hamil dan menyusui tidak diperbolehkan untuk menggunakan edoxaban. Karena obat ini dapat menyebabkan ibu dan janin mengalami pendarahan. Juga jangan menyusui di saat menggunakan obat ini. Katakan pada dokter bila sedang hamil juga menyusui[5].
Berdarah akan lebih mudah terjadi bila menggunakan penghambat faktor Xa. Bila mengalami gusi berdarah, mimisan, menstruasi yang berat atau perdarahan pada vagina yang tidak normal, adanya darah di dalam urin, feses yang berdarah, batuk dengan darah atau muntah seperti bubuk kopi, segera kunjungi pelayanan kesehatan terdekat, untuk tindak lebih lanjutnya[5].
1) Anonim. Drugs.com. Deep Vein Thrombosis. 2021
2) Anonim. Drugs.com. Factor Xa inhibitors. 2021
3) Anonim. Mims.com. Fondaparinux Sodium. 2014
4) Cerner Multum. Drugs.com. Fondaparinux. 2019
5) Cerner Multum. Drugs.com. Edoxaban. 2020
6) Anonim. Drugs.com. Pulmonary Embolism. 2021
7) Anonim. PubChem.ncbi.nlm.nih.gov. Fondaparinux. 2021
8) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Rivaroxaban. 2020
9) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Edoxaban. 2020