Daftar isi
Penyakit Fabry adalah suatu jenis penyakit langka yang berkaitan dengan kelainan atau gangguan metabolisme glycosphingolipid atau metabolisme lemak yang berakibat pada aktivitas α-galactosidase (golongan enzim lisosom) yang menurun [1,2,3].
Penyakit Fabry juga disebut dengan kondisi gangguan penyimpanan lisosom dan tergolong sebagai kelainan genetik progresif metabolisme.
Setiap tubuh manusia pasti akan mengalami proses penguraian karbohidrat dan protein, lisosom adalah bagian sel yang memiliki peran penting dalam proses tersebut.
Lisosom sendiri juga merupakan salah satu bagian dari sel-sel tubuh lainnya yang sudah mati.
Seseorang yang memiliki kondisi gangguan penyimpanan lisosom (penyakit Fabry) di dalam tubuhnya tak lagi mempunyai kandungan enzim yang mendukung reaksi cepat dalam tubuh.
Bila enzim penting ini tidak ada, penguraian zat-zat di dalam tubuh tak dapat diuraikan oleh lisosom yang pada akhirnya mampu berakibat pada penimbunan sel dan membuat organ tubuh rusak [2].
Tinjauan Penyakit Fabry adalah jenis gangguan penyimpanan lisosom di mana aktivitas enzim α-galactosidase hilang atau sangat rendah dan kemudian mengganggu proses metabolisme lemak dalam tubuh. Zat-zat yang tak terurai sempurna akan menumpuk dan sedikit demi sedikit merusak organ tubuh.
Hingga kini belum diketahui pasti faktor penyebab utama penyakit Fabry, namun diduga kuat bahwa faktor keturunan atau genetik berperan sangat besar dalam hal ini .
Jadi ketika salah satu atau kedua orang tua memiliki kondisi penyakit Fabry, otomatis sang anak akan menderita penyakit yang sama karena diturunkan.
Umumnya, mutasi genetik yang diturunkan tidak secara langsung menyebabkan gejala pada sang anak [1,2,3].
Tubuh manusia memerlukan α-galactosidase, yaitu enzim yang akan membuat zat-zat lemak terpecah dengan normal dan sempurna.
Jika enzim α-galactosidase tidak ada karena mutasi gen, hal ini dapat memengaruhi berbagai organ tubuh, seperti sistem pencernaan, tulang, otak, tekanan darah, ginjal, hingga jantung.
Tinjauan Faktor genetik atau keturunan (mutasi gen) diduga kuat menjadi penyebab utama penyakit Fabry terjadi pada seseorang. Mutasi gen yang menyebabkan ketiadaan enzim α-galactosidase berpengaruh pada pemecahan/penguraian zat-zat lemak yang kemudian mengakibatkan kerusakan organ.
Penyakit Fabry hanya salah satu dari beberapa jenis gangguan penyimpanan lisosom di mana kemampuan tubuh dalam proses pembentukan α-galactosidase (alpha-galactosidase) terpengaruh.
Proses penguraian lemak yang seharusnya didukung oleh enzim α-galactosidase pun menjadi terhambat dan menimbulkan beberapa gejala sebagai berikut [2,3]:
Keluhan-keluhan tersebut menjadi tanda utama bahwa telah terjadi penumpukan lemak pada sel sehingga kerusakan sel terjadi tanpa disadari langsung oleh penderitanya.
Tinjauan Gejala utama yang timbul pada penyakit Fabry meliputi gangguan pada penglihatan, saluran pencernaan, dan masalah pendengaran hingga perubahan warna kulit. Selain itu, demam dan nyeri pada tubuh juga akan dirasakan oleh penderita.
Karena rangkaian gejala penyakit Fabry cukup umum dan menyerupai gejala penyakit lain, hal ini menjadikan proses diagnosa penyakit Fabry menjadi lebih sulit.
Banyak penderita penyakit Fabry yang sebenarnya telah mengalami gejala selama bertahun-tahun namun tak kunjung terdiagnosa.
Beberapa penderita penyakit Fabry bahkan datang pada sejumlah dokter yang berbeda dan menempuh pemeriksaan, namun sayangnya beberapa dari mereak mengalami kekeliruan dalam hasil diagnosanya.
Beberapa metode diagnosa yang umumnya dokter terapkan pada pasien gejala penyakit Fabry antara lain adalah :
Pemeriksaan fisik akan dokter terapkan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan, seperti apa saja yang pasien rasakan.
Dokter juga akan bertanya kapan awal mula gejala yang dirasakan timbul, apa saja gejala yang nampak, dan ada tidaknya kondisi medis tertentu yang diderita keluarga atau orang tua.
Terkadang dokter juga ingin mengetahui apakah pasien sudah pernah menemui dokter lain dan berkonsultasi mengenai gejala yang dirasakannya, lalu apa kata dokter lain tersebut.
Tes genetik juga seringkali diperlukan untuk menunjang hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya.
Tes genetik sendiri perlu ditempuh pasien agar dokter dapat mengetahui apa saja penyakit yang diturunkan di dalam keluarga pasien lalu mengonfirmasinya.
Sebagai tes penunjang, dokter kemungkinan akan meminta pasien untuk menempuh tes darah.
Tujuan tes darah adalah untuk mengetahui serta memastikan enzim yang hilang di dalam tubuh pasien.
Tes DNA adalah tes penunjang lainnya yang pasien perlu tempuh supaya dokter dapat melakukan pengukuran pada kadar enzim α-galactosidase.
Dari hasil pengukuran enzim, maka akan lebih jelas apakah pasien memang menderita penyakit Fabry.
Sebagai tes penunjang lainnya, dokter kemungkinan akan meminta pasien menempuh USG abdomen.
Tujuannya adalah supaya dokter dapat mendeteksi apakah limfa dan hati tubuh pasien mengalami pembengkakan.
Dokter juga berkemungkinan menyarankan pasien untuk menempuh ekokardiografi, yaitu metode pemeriksaan untuk jantung.
Hal ini bertujuan agar dokter mampu mendeteksi sedari awal apakah pasien mengalami kelainan atau gangguan pada jantung.
Untuk mengetahui apakah paru pasien terpengaruh oleh penyakit Fabry, tes fungsi paru pun direkomendasikan oleh dokter.
Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mendeteksi seberapa banyak udara yang dihirup dan dikeluarkan serta seberapa banyak oksigen yang ada di dalam darah pasien.
Memanfaatkan sinar-X, dokter perlu mengetahui kondisi tengkorak pasien.
Melalui CT scan, dokter juga dapat memeriksa secara lebih detail kondisi pada bagian dalam kepala.
Untuk pemeriksaan lebih jauh dan lebih detail, dokter akan menerapkan juga MRI otak.
MRI scan untuk bagian otak ini bertujuan agar dokter dapat melihat secara menyeluruh kondisi organ dan struktur dalam tubuh pasien.
Karena penyakit Fabry dapat berpengaruh cukup besar pada fungsi pendengaran sekaligus penglihatan pasien, dokter berkemungkinan memeriksa keduanya.
Melalui pemeriksaan mata dan telinga lebih jauh, segala gangguan pada pendengaran maupun penglihatan akan terdeteksi secara dini.
Tinjauan - Metode diagnosa yang umumnya diterapkan dokter untuk mengonfirmasi penyakit Fabry adalah pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, tes genetik dan tes DNA. - Namun sebagai tes penunjang untuk mendeteksi keberadaan gangguan pada organ tubuh pasien, MRI scan otak, pemeriksaan mata dan pendengaran, tes fungsi paru, CT scan kepala, USG abdomen dan ekokardiografi perlu ditempuh pasien.
Penanganan penyakit Fabry terdiri dari dua metode, yaitu melalui obat-obatan serta terapi enzim yang bertujuan sebagai pengganti enzim yang hilang.
Beberapa jenis obat yang kemungkinan diresepkan oleh dokter sebagai solusi dalam meredakan gejala hingga menurunkan risiko proteinuria antara lain adalah [2,3] :
Terapi enzim adalah jenis penanganan yang juga sangat umum diberikan pada pasien penyakit Fabry.
Tujuan terapi ini utamanya adalah menggantikan enzim α-galactosidase yang hilang.
Penggantian enzim tentunya untuk mendukung proses tubuh dalam memecah zat-zat lemak di dalam tubuh seperti normalnya.
Ketika zat lemak berhasil terpecah seperti seharusnya, maka rasa nyeri yang terjadi akan mereda, begitu juga dnegan gejala-gejala lainnya.
Bentuk terapi enzim yang telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) antara lain adalah :
Tindakan medis lain yang dimaksud di sini adalah seperti hemodialisis atau cuci darah serta transplantasi ginjal [1,3].
Hanya saja, kedua prosedur tersebut hanya akan dokter rekomendasikan bila masalah ginjal berlanjut menjadi lebih buruk dan pasien mengalami gagal ginjal.
Tinjauan Pengobatan penyakit Fabry terdiri dari dua metode, yaitu pemberian obat-obatan serta terapi enzim. Jika dokter menemukan kondisi ginjal pasien sudah sangat buruk, maka cuci darah dan transplantasi ginjal kemungkinan direkomendasikan oleh dokter.
Ketika penyakit Fabry tidak segera mendapatkan penanganan dan kondisi terabaikan cukup lama, maka beberapa risiko komplikasi berikut dapat terjadi pada penderitanya [1,4,5,6,7,8,9] :
Penyebab penyakit Fabry hingga kini belum diketahui pasti sehingga lebih sulit untuk menemukan cara untuk mencegahnya.
Namun, upaya pencegahan dapat dilakukan sebagai upaya meminimalisir risiko komplikasi atau perburukan gejala penyakit Fabry.
Terapi enzim yang ditempuh pasien sedini mungkin dapat menjadi cara mengatasi sekaligus mencegah penyakit Fabry, baik pada pasien anak maupun orang dewasa [2,3].
Para calon orang tua yang tengah berencana memiliki anak, konsultasi dan tes genetik juga sangat dianjurkan.
Hal ini untuk mengetahui secara dini apakah suami istri memiliki kondisi penyakit tertentu yang berpotensi diturunkan ke anak-anaknya.
Tes heterozigot dan pemeriksaan prenatal adalah bentuk lain dari upaya meminimalisir risiko penyakit keturunan dari keluarga [3].
Tinjauan Bentuk pencegahan agar kondisi gejala penyakit Fabry tidak berujung komplikasi adalah dengan melakukan terapi enzim sedini mungkin. Sementara itu, untuk meminimalisir risiko penyakit Fabry, para calon orang tua dianjurkan untuk tes genetik, tes heterozigot, serta pemeriksaan prenatal.
1. Syed Rizwan A. Bokhari; Hassam Zulfiqar; & Anis Hariz. Fabry Disease. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
2. Dominique P Germain. Fabry disease. Orphanet Journal of Rare Diseases; 2010.
3. Atul Mehta, MA, MD, FRCP, FRCPath & Derralynn A Hughes, MA, DPhil, FRCP, FRCPath. Fabry Disease. National Center for Biotechnology Information; 2002.
4. Mehta A, Beck M, & Sunder-Plassmann G. Fabry Disease: Perspectives from 5 Years of FOS. Oxford: Oxford Pharma Genesis; 2006.
5. Maria Köping, Wafaa Shehata-Dieler, Dieter Schneider, Mario Cebulla, Daniel Oder, Jonas Müntze, Peter Nordbeck, Christoph Wanner, Rudolf Hagen, & Sebastian P. Schraven. Characterization of vertigo and hearing loss in patients with Fabry disease. Orphanet Journal of Rare Diseases; 2018.
6. E. Suntjens, W. A. Dreschler, J. Hess-Erga, R. Skrunes, F. A. Wijburg, G. E. Linthorst, C. Tøndel, & M. Biegstraate. Hearing loss in children with Fabry disease. Journal of Inherited Metabolic Disease; 2017.
7. Mehdi Namdar. Electrocardiographic Changes and Arrhythmia in Fabry Disease. Frontiers in Cardiovascular Medicine; 2016.
8. Sang-Cheol Cho, MD, Han-Wook Yoo, MD, PhD, Jae Won Lee, MD, PhD, Jeong Yoon Jang, MD, Ran Heo, MD, & Jong-Min Song, MD, PhD. Fabry Disease Presenting with Hypertrophic Cardiomyopathy and Tricuspid Regurgitation. Journal of Cardiovascular Ultrasound; 2016.
9. Patricia Moraes Resende de Jesus, Ana Maria Martins, Nilton Di Chiacchio, & Carolina Sanchez Aranda. Genital angiokeratoma in a woman with Fabry disease: the dermatologist’s role. Anais Brasileiros de Dermatologia; 2018.
10. Sirio Cocozza, Camilla Russo, Giuseppe Pontillo, Antonio Pisani, & Arturo Brunett. Neuroimaging in Fabry disease: current knowledge and future directions. Insights into Imaging; 2018.
11. Emma H. McCafferty & Lesley J. Scott. Migalastat: A Review in Fabry Disease. Drugs; 2019.