Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Penyakit Lyme adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi. Bakteri ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu berkaki hitam. Gejala tipikal dari penyakit ini berupa demam,
Daftar isi
Penyakit Lyme adalah penyakit infeksi yang disebabkan gigitan kutu berkaki hitam bernama kutu rusa (deer tick) yang membawa bakteri Borrelia. Kutu ini biasanya ditemukan di area berkayu atau berumput [1, 2, 4, 7].
Penderita penyakit Lyme biasanya memiliki ruam-ruam merah melingkar di area yang terkena gigitan. Gejala awal yang timbul menyeruoai penyakit flu. Namun lama-kelamaan bisa semakin parah [1, 2, 4, 7].
Berikut adalah beberapa fakta mengenai Penyakit Lyme [5]:
Pada 3-30 hari setelah Anda terinfeksi, gejalanya antara lain:
Demam, kedinginan, sakit kepala, kelelahan, nyeri sendi dan otot, leher kaku, pembengkakan kelenjar getah bening [1, 2].
Ia biasanya berbentuk ruam kecil yang dikelilingi oleh lingkaran merah. Bentuknya menyerupai target, tetapi bisa juga dalam wujud lain. Ruam tersebut akan meluas secara perlahan. Bisa mencapai lebih dari 30 cm. Mungkin akan terasa hangat bila disentuh dan tidak gatal atau sakit. Menurut studi, 70-80% orang yang terinfeksi mengalami gejala ini [1, 2].
Setelah munculnya tanda-tanda awal, seseorang akan mengalami gejala yang lebih parah seperti [2, 3]:
Berikut adalah beberada gejala yang bisa terjadi tapi kasusnya jarang pada orang yang terinfeksi [1]:
Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia yang dibawa oleh kutu berkaki hitam yang bernama kutu rusa (deer tick). Kutu yang masih muda bisa hanya sebesar 1 mm, sehingga sulit terlihat [1].
Orang bisa terinfeksi karena digigit oleh kutu ini. Dari gigitan itu, bakteri masuk kulit manusia dan kemudian bergerak menuju aliran darah [1].
Secara general, hanya sejumlah kutu yang bisa menularkan penyakit Lyme. Kutu perlu menggigit hewan terinfeksi terlebih dahulu agar bisa menularkannya kepada manusia[4]. Walau demikian, segera hilangkan kutu yang Anda lihat untuk menghindari resiko [4].
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan Anda terkena penyakit Lyme [1].
Tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa penyakit Lyme menular, sehingga Anda tidak akan terluar penyakit ini dari sesama manusia, kecuali penularan dari wanita hamil ke calon bayinya. Ini pun terjadi bila sang wanita hamil tidak ditangani dengan baik [5].
Dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda. Termasuk apakah Anda pernah melakukan aktivitas di area yang banyak ditemukan kutu serta pengalaman digigit kutu di area tersebut [1, 7].
Tes fisik juga disediakan untuk mengetahui keberadaan ruam-ruam atau karakteristik penyakit Lyme lainnya [7].
Kemudian dokter akan melakukan tes laboratorium yang mana adalah sebagai berikut [1, 7, 8]:
Tes ini paling sering digunakan untuk mendeteksi penyakit Lyme. Tetapi karena tes tersebut terkadang memberikan hasil positif yang salah sehingga tidak menjadi dasar diagnosis.
Tes Western Blot adalah metode yang digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis protein tertentu yang mengindikasi adanya bakteri penyebab Penyakit Lyme. Tes Western Blot digunakan untuk mengkonfirmasi tes ELISA positif, dan kmbinasi dari keduanya 99% akurat.
Setelah dokter Anda mengetahui Anda memiliki penyakiy Lyme, mereka akan memberi resep paket antibiotik. Antibiotik itu bisa berupa [1]:
Ini merupakan penanganan standar untuk penyakit Lyme level rendah. Dokter biasanya akan menggunakan doxycline untuk orang dewasa dan anak berumur di atas 8 tahun dan amoxicillin atau cefuroxime untuk orang dewasa, anak yang lebih kecil, dan perempuan yang sedang hamil atau menyusui.
Jika penyakit melibatkan sistem saraf pusat, dokter mungkin akan merekomendasikan pengobatan dengan antibiotik yang diinjeksikan ke pembuluh selama 14 hingga 28 hari. Tes ini cukup efektif untuk menghilangkan penyakit. Namun tes ini memberikan efek samping, seperti berkurangnya jumlah sel dara putih, diare, dan sebagainya.
Kebanyakan orang akan sembuh setelah pengobatan antibiotiknya selesai. Tapi ada juga penderita yang gejalanya masih bertahan. Keadaan ibi dinamakan sebagai Sindrom Penyakiy Lyme Pasca Perawatan (Post-Treatment Lyme Disease) [1, 4].
Beritahu dokter Anda jika gejalanya kambuh setelah pengobatan antibiotik atau tidak mengalami peningkatan. Dokter bisa saja menawarkan beberapa dukungan yang diperlukan [4].
Gejala penyakit Lyme biasanya akan membaik setelah Anda diberi pengobatan (misalnya minum antibiotik selama 2-4 minggu). Namun bila gejalanya masih bertahan setelah pengobatan, inilah yang dinamakan penyakit Lyme pasca perawatan (Post-Treatment Lyme Disease Syndrome) atau penyakit Lyme kronis [6].
1 dari 10 orang penderita penyakit ini mengalami keadaan demikian. Efeknya bisa berlangsung selama berbulan-bulan [6].
Berikut adalah bentuk komplikasinya [1, 6].
Tanda dari penyakit Lyme kronis adalah merasa lelah. Ini diikuti oleh nyeri otot dan sakit kepala yang parah.
Setengah dari penderita penyakit Lyme mengalami artritis. Terkadang rasa nyeri terasa di area tertentu, seperti lutut. Ini biasanya segera menghilang, tapi untuk beberapa orang, artritisnya terus berlanjut.
Beberapa orang dengan penyakit Lyme kronis mengalami sakit kepala parah dan punya masalah dalam ingatan jangka pendek serta kemapuan berpikir lainnya.
Beberapa orang merasakan rasa geli, sensasi ditusuk, atau bahkan mati rasa pada lengan, telapak tangan, kaki, atau wajah
Ini terjadi ketika penyakit Lyme kronis memengaruhi saraf di wajah Anda. Bell’s Palsy adalah kondisi di mana otot pada salah satu sisi wajah menjadi lemah atau lumpuh. Memperlihatkan pemandangan wajah yang kendor di salah satu sisi.
Penderitanya mungkin akan merasakan detak jantung yang tidak normal. Entah itu terlalu cepat, terlalu lambat, atau tak teratur.
Penyakit Lyme kronis sendiri tidak menyebabkan seseorang depresi. Tetapi penyakitnya yang tak kunjung sembuh walau proses pengobatannya sudah berakhir inilah yang membuat segalanya terasa berat. Penderitanya bisa saja mengalami stress, kecemasan, dan depresi.
Cara terbaik untuk mencegah penyakit Lyme adaah dengan menghindari tempat hidupnya kutu rusa (deer tick), khususnya area berhutan, semak-semak, dan rerumputan. Berikut adalah beberapa bentuk pencegahan yang sederhana [1, 6]:
Pakailah sepatu, celana panjang, baju berlengan panjang, topi, dan sarung tangan ketika Anda pergi le area pepohonan atau rerumputan. Jangan berjalan di rumput-rumput yang tinggi.
Aplikasikan obat pegusir serangga yang memiliki konsentrasi 20% atau lebih ke kulitmu. Jika Anda ingin memberikannya kepada sang anak, hindari tangan, mulutm dan mata mereka.
Bersihkan dedaunan dan area-area di mana kutu mungkin tinggal. Potong rumputmu secara teratur. Susun kayu-kayu dengan rapi di tempat kering dan terkena paparan sinar matahari agar kutu tidak bersarang di sana.
Jadilah ekstra waspada setelah menghabiskan waktu di area berkayu atau berumput. Ukuran kutu rusa sangat kecil sehingga Anda perlu melakukan pemeriksaan yang lebih teliti terhadap hal-hal disekitar Anda.
Kutu sering bertahan di kulitmu selama berjam-jam sebelum menggigit. Mandi dengan bersih agar akan sangat membantu menghilangkan kutu tersebut.
Anda bisa menderita penyakit Lyme lebih dari sekali.
Gunakan tweezer (alat pencabut bulu) untuk mengambil kutu tersebut. Pegang kutu dekat kepala atau mulutnya dengan lembut. Jangan menekan atau menghancurkan kutu. Cukup tarik dengan hati-hati. Setelah Anda berhasil mengambilnya, letakkan ke dalam alkohol untuk mematikannya atau buang ke toilet dan langsung siram. Setelah itu, beri antiseptik pada area yang digigit.
1. Anonim. Lyme Disease. Mayo Clinic; 2020.
2. Anonim. Lyme Disease. CDC, 2020.
3. Anonim. Nerve pain (neuralgia). Health Direct; 2020.o
4. Anonim. Lyme Disease. NHS; 2018.
5. Marjorie Hecht & Gerhard Whitworth. Lyme Disease Transmission: Can It Spread from Person to Person?. Healthline; 2019.
6. Anonim. Bell's Palsy. Web MD; 2020.
7. Anonim. Everything You Need to Know About Lyme Disease. Healthline; 2019.
8. Anonim. Western Blot Test. Standford Health Care.