Kehamilan & Parenting

Kenali 6 Penyakit yang Berbahaya bagi Ibu Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sebagian besar kehamilan berlangsung tanpa adanya masalah atau risiko kehamilan yang berbahaya.  Akan tetapi, sekitar 8% kehamilan yang mengalami komplikasi atau menderita suatu penyakit yang jika tidak di tangani akan membahayakan ibu hamil serta janin yang dikandungnya, bahkan bisa menyebabkan kematian[1].

Risiko saat kehamilan bisa disebabkan karena adanya kondisi kesehatan yang Anda miliki sebelum hamil, seperti masalah kehamilan pada kehamilan sebelumnya, pemakaian narkoba dan lain sebagainya[2].

Tak hanya itu, penyebab risiko kehamilan, pada ibu hamil salah satunya juga karena sistem kekebalan yang rendah. Saat hamil, sistem imunitas tubuh sang ibu akan dibagi dengan janin dalam kandungan yang menyebabkan ibu hamil rentan penyakit[3].

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi risiko kehamilan, ada beberapa penyakit yang mungkin Anda alami serta berdampak buruk pada ibu hamil dan janinnya. Di bawah ini, jenis penyakit yang berbahaya bagi ibu hamil.

1. Diabetes Gestasional

Diabetes merupakan penyakit d imana tubuh Anda akan mengalami kesulitan memecah gula dalam darah. Diabetes melitus gestasional (DMG) menjadi salah satu jenis penyakit yang bisa saja terjadi selama kehamilan[1].

Penyakit ini akan menyebabkan kondisi makrosomia, yaitu kondisi bayi Anda tumbuh dengan ukuran yang jauh lebih besar dari ukuran pada umumnya. Saat melahirkan, bahu bayi bisa terjepit dan menyulitkan proses kelahiran. Anda bisanya akan disarankan untuk melakukan operasi persalinan ketika hal ini terjadi[1].

Diabetes gestasional biasanya tidak memiliki gejala apapun. Wanita hamil yang mengalami penyakit ini, akan mengalami kelebihan berat badan sehingga diagnosa akan dilakukan[1].

Pengobatan diabetes gestasional ini bisa dengan mengontrol pola makan dan rajin berolahraga. Namun, beberapa wanita hamil dengan kondisi ini perlu mengonsumsi obat (pil atau bahkan insulin) untuk membantu mengontrol gula darah. Selain jenis diabetes ini, diabetes tipe apapun tetap membahayakan kehamilan[1].

2. Penyakit Jantung

Masalah katup jantung, irama jantung, gagal jantung atau cacat jantung bawaan yang mempengaruhi proses kehamilan pada wanita. Jika Anda memiliki masalah kondisi jantung, dikhawatirkan akan membahayakan kehamilan. Namun, tak sedikit wanita yang berhasil melahirkan bayi sehat meskipun dengan kondisi yang demikian[4].

Selain itu, selama kehamilan Anda akan mengalami perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Perubahan ini membuat tekanan lebih pada tubuh Anda sehingga jantung bekerja lebih keras. Perubahan ini menyebabkan Anda merasa kelelahan, sesak napas, dan pusing. Akan tetapi, perubahan ini normal terjadi dalam masa kehamilan. Hal ini terjadi untuk memastikan oksigen dan nutrisi diterima oleh janin[4].

Jika Anda memiliki kondisi yang seperti ini, aanda harus bekerja sama dengan dokter spesialis jantung dengan ahli kandungan untuk merencanakan kehamilan yang aman[4].

3. Asma

Sebagian wanita yang memiliki asma akan semakin parah ketika ia dalam masa kehamilan. Asma menjadi komplikasi yang paling umum terjadi. Asma yang tidak terkontrol akan mempengaruhi penyaluran oksigen pada janin Anda. [5]

Penurunan oksigen pada janin ini, menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena janin membutuhkan oksigen untuk tumbuh kembangnya, maka dengan kondisi asma yang Anda miliki akan mengganggu hal itu[5].

Kondisi asma yang Anda miliki selama hamil akan meningkatkan risiko bayi lahir prematur, preeklampsia, serta bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 5pon, atau 8ons). Jika Anda mampu mengontrol asma dengan baik, Anda akan mencegah kelahiran prematur m, bahkan mencegah kematian pada bayi[5].

4. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah masalah yang paling umum terjadi, sekitar 1 dari 12 wanita hamil yang berusia 20 hingga 44 tahun. Hipertensi pada masa kehamilan akan meningkatkan risiko berbahaya pada ibu dan janin yang di kandung[6].

Dampak yang bisa terjadi jika hamil dalam kondisi hipertensi: [6]

  • Untuk ibu: Preeklamsia, ekslampsia, stroke, induksi persalinan (pemberian obat untuk merangsang persalinan), dan solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari dinding rahim).
  • Untuk bayi: Tekanan darah tinggi pada ibu hamil membuat bayi sulit mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Sehingga mengakibatkan bayi lahir sebelum waktunya atau prematur dengan berat badan kurang dari 8ons.

Jika Anda sedang hamil dengan kondisi tekanan darah yang tinggi, Anda harus memantau tekanan darah Anda agar tetap normal dan stabil. Sebaiknya juga Anda mendapatkan perawatan medis untuk mengatasi masalah hipertensi agar tidak menimbulkan dampak yang buruk pada kehamilan[6].

5. HIV/AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh[7].

Jika selama hamil Anda sudah terinfeksi HIV, kemungkinan besar Anda akan menularkannya melalui plasenta dan akan menginfeksi janin. [7]

Akan tetapi, ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV pada bayi, seperti mengonsumsi obat anti-HIV selama kehamilan, persalinan dan proses kelahiran untuk mencegah penularan HIV. [7]

Jika Anda memiliki HIV dengan tingkat tinggi, sebaiknya lakukan persalinan secara sesar dan jangan menyusui bayi Anda, karena HIV ini juga ditularkan melalui penularan prenatal[7].

Karena HIV mempengaruhi sistem imunitas pada bayi, sehingga bayi dengan imun yang rendah akan sangat rentan terkena berbagai macam penyakit yang mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan bisa menyebabkan kematian[8].

6. Gangguan Mental

Gangguan kesehatan mental ini, setidaknya sebanyak 20% di alami oleh wanita hamil. Depresi dan kecemasan dialami oleh 10-15 dari 100 wanita hamil. Perubahan perasaan yang campur aduk ketika hamil atau menuju kelahiran menjadi faktor paling tinggi penyebab gangguan mental. Faktor lainnya adalah adanya gangguan mental sebelum melahirkan, yang kemudian berkembang saat Anda akan melahirkan[9].

Wanita hamil dengan kondisi mental yang seperti ini, bisa mempengaruhi janin yang di kandung. Kecemasan dan depresi yang ibu alami akan menimbulkan reaksi pada detak jantung janin, serta mempengaruhi berat badan bayi[10].

Pengobatan gangguan mental selama kehamilan dengan antidepresan mungkin bisa mencegah hal buruk bagi bayi. Namun, hal ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli kandungan serta psikiatri untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat[10].

Dari jenis penyakit yang sudah dijelaskan di atas, masih banyak lagi penyakit yang bisa membahayakan ibu dan janin selama kehamilan. Penting untuk diingat, apapun penyakit yang Anda alami pada masa kehamilan, sebaiknya Anda mendapatkan perawatan dan pengobatan secara medis kepada dokter, agar tumbuh kembang bayi tidak terganggu hingga siap dilahirkan.

1. 4 Common Pregnancy Complications, Hopkins Medicine. Retrived on 09 March 2022
2. Health Problem in Pregnancy, MedlinePlus; 2022
3. Yella Hewings-Martin, Ph.D., What happens to the immune system during pregnancy?, Medical News Today; 2017. Retrived on 09 March 2022
4. Heart Disease & Pregnancy, Cleveland Clinic; 2019
5. Asthma During Pregnancy, Asthma and Allergy Foundation of America; 2021
6. High Blood Pressure During Pregnancy, Centers for Disease Control and Prevention (CDC); 2021
7. HIV and Pregnancy, The American College of Obstreticians and Gynecologist. Retrived on 09 March 2022
8. Marry Anne Dunkin, reviewed by Renee A. Alli MD., Children With HIV and AIDS, WebMD; 2030
9. Mental health in pregnancy, Royal College of Psychiatrist. Retrived on 09 March 2022
10. Does a Mother's Mental Health Affect Pregnancy?, reviewed by Dan Brennan, MD., Grow by WebMD; 2021

Share