Solusio Plasenta: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Solusio plasenta terjadi pada sekitar 1% dari semua kehamilan di seluruh dunia. [4]

Dikutip dari National Center for Biotechnology Information, prevalensi solusio plasenta di negara-negara Eropa berkisar antara 3 hingga 6 per 1000 kehamilan, sedangkan di Amerika Utara mencapai dua kali lipat lebih tinggi yaitu antara 7 hingga 12 per 1000 kehamilan. [5]

Untuk di Indonesia sendiri, angka prevalensi solusio plasenta secara nasional belum dapat diketahui secara pasti.

Apa Itu Solusio Plasenta?

Plasenta adalah organ yang berfungsi dalam memberikan nutrisi bagi bayi saat dalam kandungan. Biasanya plasenta terletak di bagian atas rahim, dan akan terlepas dari dinding rahim setelah bayi dilahirkan. [3]

Namun, dalam kasus solusio plasenta, plasenta terlepas dari rahim sebelum bayi lahir. Akibatnya, bayi tersebut tidak mendapatkan asupan nutrisi atau oksigen yang cukup dan menyebabkan pendarahan hebat pada sang ibu. [3]

Umumnya kondisi ini terjadi pada trimester ketiga kehamilan, tetapi juga dapat terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. [2]

Jenis Solusio Plasenta

Berdasarkan pada gejala klinis, solusio plasenta diklasifikan sebagai berikut: [4]

  • Kelas 0: Asimptomatik

Asimptomatik atau tanpa gejala memiliki karakteristik yaitu diagnosis ditentukan secara retrospektif dengan menemukan gumpalan darah pada plasenta.[4]

  • Kelas 1: Ringan

Solusio plasenta ringan terjadi pada sekitar 48% dari semua kasus solusio plasenta.

Karakteristik dari solusio plasenta ringan, meliputi: [4]

  • Tidak ada tanda perdarahan vagina atau sedikit pendarahan vagina.
  • Terasa nyeri pada uterus.
  • Tekanan darah dan detak jantung ibu normal.
  • Tidak berpengaruh terhadap kondisi janin.
  • Kelas 2: Sedang

Solusio plasenta sedang terjadi pada sekitar 27% dari semua kasus solusio plasenta.

Karakteristik dari solusio plasenta sedang, meliputi:[4]

  • Jumlah perdarahan vagina mulai dari sedang hingga tidak ada tanda perdarahan sama sekali
  • Dinding uterus tegang
  • Perubahan tanda-tanda vital, seperti; takikardia ibu (detak jantung melebihi 100 kali per menit) , perubahan tekanan darah ortostatik.
  • Mempengaruhi kondisi janin
  • Terjadi hipofibrinogenemia 50-250 mg / dL. Hipofibrinogenemia adalah kurangnya jumlah fibrinogen dalam darah sehingga tidak mencukupi untuk proses pembekuan.

Kelas 3: Parah

Solusio plasenta parah terjadi pada sekitar 24% dari semua kasus solusio plasenta.

Karakteristik dari solusio plasenta parah, meliputi: [4]

  • Pendarahan yang terjadi mulai dari pendarahan berat hingga tidak ada tanda-tanda perdarahan di vagina.
  • Rahim terasa menyakitkan.
  • Ibu dapat mengalami syok.
  • Terjadi hipofibrinogenemia <150 mg / dL.
  • Koagulopati (gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan pendarahan berlebih).
  • Kematian janin.
Tinjauan umum
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari rahim sebelum bayi lahir, biasanya terjadi pada trisemester ketiga kehamilan.

Fakta Solusio Plasenta

Dibawah ini disajikan sejumlah fakta menarik tentang Solusio Plasenta yang penting untuk Anda ketahui: [1, 2, 3]

  • Solusio plasenta bisa menyebabkan kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, kehilangan darah pada ibu, dan dalam kasus yang jarang terjadi, dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi yang di kandungnya.
  • Solusio plasenta terjadi pada sekitar 1 dari 100 kehamilan. Sangat penting untuk dapat mengenali gejala solusio plasenta, sehingga Anda dapat mencari pengobatan dengan cepat.
  • Solusio plasenta seringkali terjadi secara tiba-tiba. 
  • Penyebab solusio plasenta belum dapat diketahui secara pasti. Jika Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko bukan berarti Anda akan menderita solusio plasenta.
  • Diperkirakan 15 persen dari kasus solusio plasenta yang parah menyebabkan kematian pada janin. Hal ini diungkapkan oleh American Pregnancy Association.

Penyebab Solusio Plasenta

Penyebab solusio plasenta seringkali tidak diketahui secara pasti. Namun, diduga penyebabnya adalah akibat trauma atau cedera pada perut (seperti kecelakaan mobil atau jatuh) atau kehilangan cairan ketuban dengan cepat.[1]

Siapa yang paling berisiko mengalami Solusio Plasenta?

Seseorang akan berisiko tinggi mengalami solusio plasenta jika memiliki faktor-faktor risiko berikut ini: [3]

  • Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya yang tidak disebabkan oleh trauma.
  • Wanita yang berusia lebih tua dari 35 tahun.
  • Hamil bayi kembar.
  • Mengalami cedera traumatis, seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau penganiayaan fisik.
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi sebelumnya.
  • Mengalami masalah terkait hipertensi selama kehamilan, seperti preeklampsia, sindrom HELLP, atau eklampsia.
  • Infeksi di dalam rahim selama kehamilan (korioamnionitis).
  • Ketuban pecah dini, yang menyebabkan bocornya cairan ketuban sebelum waktunya bayi lahir.
  • Merokok.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain selama kehamilan.

Gejala Solusio Plasenta

Gejala solusio plasenta pada setiap wanita bervariasi. Namun, gejala yang paling umum ialah pendarahan vagina yang terjadi pada trimester terakhir kehamilan, terutama dalam beberapa minggu terakhir sebelum kelahiran. Terkadang darah bisa terperangkap di belakang plasenta, sehingga tidak terjadi pendarahan vagina. Gejala lain dari solusio plasenta meliputi: [1, 2]

  • Sakit perut.
  • Kontraksi rahim terus menerus.
  • Rahim yang terasa kencang.
  • Sakit punggung.

Dalam beberapa kasus, gejala solusio plasenta secara perlahan dapat berkembang menjadi solusio kronis. Jika hal ini terjadi Anda akan mengalami sejumlah komplikasi, seperti: perdarahan ringan, pertumbuhan bayi Anda terhambat, jumlah cairan ketuban yang sedikit atau komplikasi lainnya. [1]

Kapan Anda harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda atau gejala solusio plasenta, segeralah periksakan diri Anda ke dokter. Perlu diingat bahwa gejala-gejala tersebut juga dapat menyerupai gejala dari kondisi medis lainnya. Anda dapat berkonsultasi mengenai gejala yang Anda alami dengan dokter Anda. [1, 2]

Komplikasi Solusio Plasenta

Seiring berjalannya waktu solusio plasenta dapat menyebabkan masalah yang lebih serius atau komplikasi terutama jika tidak mendapatkan perawatan. Bahkan dalam kasus yang parah, solusio plasenta dapat mengancam jiwa ibu dan bayinya. [1]

Komplikasi yang dialami ibu yang menderita solusio plasenta, meliputi: [1]

  • Syok karena kehilangan darah.
  • Gangguan pembekuan darah.
  • Gagal ginjal atau organ lain akibat kehilangan darah.

Ibu yang menderita kondisi ini kemungkinan membutuhkan transfusi darah atau jika pendarahan telah parah, mungkin perlu menjalani histerektomi atau operasi pengangkatan rahim.

Komplikasi yang dialami bayi akibat solusio plasenta, meliputi: [1]

  • Pertumbuhan terganggu karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
  • Lahir prematur.
  • Meninggal dalam kandungan.

Diagnosa Solusio Plasenta

Diagnosis solusio plasenta dilakukan oleh dokter berdasarkan gejala, jumlah perdarahan, dan nyeri. Jika dokter mencurigai bahwa Anda menderita solusio plasenta, maka ia akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk memeriksa nyeri atau kondisi rahim. [1, 3]

Dokter juga dapat merekomendasikan tes darah dan urin atau USG untuk mengidentifikasi lokasi perdarahan dan untuk memantau kondisi janin. Tetapi, pada beberapa kasus diagnosis solusio plasenta baru dapat diketahui setelah persalinan. [1, 3]

Apa saja pertanyaan yang kemungkinan akan dokter ajukan kepada Anda untuk mendeteksi solusio plasenta?

  • Kapan tanda dan gejala Anda muncul?
  • Pernahkah Anda memperhatikan perubahan pada tanda dan gejala yang Anda alami?
  • Berapa banyak pendarahan yang Anda perhatikan?
  • Bisakah Anda merasakan bayi dalam kandungan Anda bergerak?
  • Pernahkah Anda melihat ada cairan ketuban keluar dari vagina Anda?
  • Pernahkah Anda mengalami mual, muntah, atau pusing?
  • Apakah Anda mengalami kontraksi? [1]

Pengobatan Solusio Plasenta

Perawatan untuk solusio plasenta tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang dialami oleh pasien. Dokter Anda dapat menentukan apakah solusio plasenta yang Anda derita termasuk ke dalam kondisi yang ringan, sedang, atau parah. Solusio plasenta ringan adalah ketika telah terjadi pendarahan, tetapi kondisi Anda dan bayi Anda tetap stabil. [3]

Perawatan juga akan tergantung pada usia kehamilan Anda. Jika Anda telah kehilangan banyak darah, dokter dapat merekomendasikan agar Anda menjalani transfusi darah.

  • Solusio plasenta ringan pada usia kehamilan 24 hingga 34 minggu

Jika kondisi Anda dan bayi Anda stabil, dokter kemungkinan akan memberikan Anda obat untuk mempercepat perkembangan paru-paru bayi Anda dan menjaga bayi di dalam kandungan Anda terus berkembang. 

Dokter biasanya akan memperbolehkan Anda pulang jika pendarahan telah berangsur-angsur melambat atau bahkan berhenti. Namun, jika pendarahan tidak juga membaik, Anda kemungkinan harus tetap berada di rumah sakit untuk dilakukan pemantauan ketat. [3]

  • Solusio plasenta ringan pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih

Jika solusio plasenta terjadi pada usia kehamilan 34 minggu atau lebih, dokter Anda dapat menyarankan agar melakukan persalinan atau sesar. Persalinan yang lebih awal dapat membantu Anda mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. [3]

  • Solusio plasenta sedang sampai berat

Pada tingkat ini, solusio plasenta ditandai dengan kehilangan darah secara terus menerus dan komplikasi pada Anda dan bayi Anda, sehingga biasanya membutuhkan persalinan sesegera mungkin atau operasi sesar. [3]

Dalam kasus yang jarang terjadi, jika dokter tidak dapat menghentikan pendarahan yang Anda alami, maka Anda perlu melakukan operasi histerektomi, yaitu operasi pengangkatan rahim. [3]

Apasajakah pertanyaan yang bisa Anda tanyakan kepada dokter?

Beberapa pertanyaan yang bisa Anda tanyakan kepada dokter Anda meliputi: [1]

  • Tes apa yang saya butuhkan?
  • Apakah saya atau bayi di dalam kandungan dalam bahaya? 
  • Apa saja pilihan perawatan untuk mengobatinya?
  • Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi?
  • Apa yang terjadi jika bayi yang saya kandung lahir sekarang?
  • Apakah saya perlu melakukan transfusi darah?
  • Apakah saya membutuhkan operasi histerektomi setelah melahirkan?

Cara Mencegah Solusio Plasenta

Pada dasarnya, solusio plasenta bukan termasuk ke dalam penyakit yang dapat Anda cegah, tetapi Anda dapat mengurangi risiko terjadinya kondisi tersebut, dengan berbegai cara seperti: [1, 2, 3]

  • Selalu mengenakan sabuk pengaman ketika berkendara.
  • Menahan diri dari merokok.
  • Tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seperti kokain.
  • Menjaga tekanan darah tetap sehat.
  • Jika Anda mengalami trauma perut karena kecelakaan mobil, jatuh, atau cedera lainnya, segera periksa ke dokter.
  • Jika Anda pernah mengalami solusio plasenta, sebelum hamil bicarakan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk mengetahui apakah ada cara lain untuk mengurangi risiko solusio.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment