Kulit perih dan gatal menimbulkan perasaan tidak nyaman. Priuritus atau gatal pada kulit merupakan sensasi iritasi yang tidak terkendali. Alasan tersebut menyebabkan Anda ingin terus menggaruk untuk menghilangkan rasa perih dan gatal di kulit.[1]
Rasa tidak nyaman tersebut mungkin diiringi ciri khusus, seperti timbulnya ruam atau kemerahan, benjolan bintik atau lecet, kulit bergelombang hingga bersisik. Namun tergantung pada penyebab gatalnya, Anda juga bisa tidak mendapati perubahan apapun pada kulit.[2]
Secara umum, kondisi kulit kering merupakan penyebab paling sering dari rasa perih dan gatal. Meski demikian, tidak seluruhnya rasa gatal normal. Pastikan Anda menanganinya secara tepat dengan mengetahui penyebab kulit perih dan gatal berikut:
Penyebab yang satu ini sangat mudah dikenali daripada penyebab yang lain. Gigitan nyamuk seringkali memberikan rasa gatal sekaligus kemerahan atau bentol pada kulit. Namun, gatal akibat gigitan hewan terbang ini cenderung lebih cepat hilang.
Berbeda dengan nyamuk, gigitan serangga semacam kutu atau serangga yang tinggal di lapisan kulit bisa saja lebih mengganggu dan tidak mudah hilang.
Di antaranya seperti kutu busuk yang tinggal di kasur. Anda mungkin tidak menyadari saat kutu busuk menggigit dan menyedot darah Anda, tetapi hewan satu ini meninggalkan ruam, gatal, serta perih yang cukup parah pada kulit.[3][4]
Tungau juga menjadi penyebab utama rasa gatal akibat gigitan serangga. Gigitan tungau menyebabkan seseorang menderita scabies atau akrab dengan nama kudis. Serangga satu ini akan menggali kulit dan berdiam di sana untuk bertelur. Skabies bisa menular dengan mudah melalui sentuhan.[5][6][7][8]
Meski bukan termasuk penyebab gatal yang fatal, konsultasi dokter kulit sangat dianjurkan. Resep salep dan penanganan paling tepat akan sangat membantu untuk menghilangkan gatal akibat serangan kutu.
Kulit merupakan organ perasa yang bisa sensitif terhadap banyak zat. Bersentuhan atau mengonsumsi sesuatu dapat menjadi pemicu reaksi alergi berupa perih dan gatal pada kulit.[9][10]
Gatal akibat reaksi alergi, terutama makanan dan minuman, umum muncul bersamaan dengan gejala lain di antaranya bersin, hidung tersumbat, atau bahkan diare.[1]
Salah satu bahan paling sering menimbulkan alergi adalah nikel yang menjadi bagian ponsel, perhiasan, bingkai kacamata, ritsleting, dan ikat pinggang. Zat lain yang juga dapat menyebabkan reaksi alergi yakni wewangian, cat kuku, sampo, lateks, hingga semen. [9][10]
Untuk mengurangi gatal akibat reaksi alergi kulit, Anda perlu mengetahui penyebab atau pemicu timbulnya reaksi. Berhenti menggunakan atau mengonsumsi makanan dan minuman alergen akan sangat membantu mengurangi timbulnya rasa perih dan gatal.
Adanya gangguan kesehatan kulit sangat mungkin menjadi penyebab rasa perih dan gatal. Terdapat beragam kondisi kulit yang memunculkan reaksi tersebut, di antaranya yang paling umum terjadi yakni dermatitik atau eksim, chicken pox atau cacar air, folikulitis, psoriasis, hingga ringworm atau kurap.[9][10]
Beberapa kondisi kulit yang telah disebutkan di atas memiliki perbedaan penyebab. Pada dermatitik atau eksim, yang memiliki 7 jenis berbeda, sangat sering disebabkan karena mikroba atau konsisi psikologis seperti stress dan perubahan suhu.[11][12]
Sedangkan penyakit chicken pox atau cacar muncul karena penularan virus. Meski telah mendapat vaksin anti-cacar saat kecil, Anda tetap memiliki kemungkinan tertular apabila berinteraksi dengan pengidap cacar. Benjolan berisi air yang umum muncul di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh bisa sangat membuat gatal.[13]
Folikulitis juga mampu menimbulkan rasa perih serta gatal berlebih pada kulit. Penyebabnya adalah kerusakan folikel rambut. Kerusakan ini sangat memudahkan kuman, salah satunya Staph aureus, untuk masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi.[14][15][16]
Psoriasis merupakan kelainan kulit kronis akibat penyerangan oleh imun diri sendiri. Untuk itu, psoriasis tergolong penyakit auto-imun. Psoriasis menyebabkan kulit membuat bercak bersisik berwarna keperakan atau merah, dan terasa gatal serta nyeri. Psoriasis bisa datang dan pergi selama beberapa hari hingga lebih dari sebulan.[17]
Meski bernama ringworm, penyebab kurap pada kulit bukanlah cacing, melainkan jamur. Kurap dapat muncul di bagian tubuh manapun, terlebih jika Anda memiliki gejala kaki atlit atau infeksi jamur di selangkangan. Pengobatan ringworm secara menyeluruh membantu mengurangi rasa gatal pada kulit.[18][19]
Gatal mungkin menjadi gejala dari penyakit lain yang berada dalam tubuh. Berbeda dengan penyebab sebelumnya yang meninggalkan tanda pada kulit, gatal akibat penyakit serius umumnya tidak meninggalkan bekas.[1]
Meski tidak selalu, penyakit yang dapat menyebabkan gatal umumnya berkaitan dengan kondisi kesehatan darah seperti limfoma Hodgkin atau limfoma sel T kulit.[9][10] Diabetes, obstruksi saluran empedu, sirosis, anemia, leukemia, penyakit tiroid, gagal ginjal juga menjadi penyakit dengan efek gatal.[1]
Konsultasi pada dokter merupakan hal wajib ketika Anda mengalami gatal akibat menderita satu di antara penyakit tersebut.
Gatal juga sangat mungkin terjadi akibat gangguan pada saraf. Ketika terjadi kerusakan di bagian atau sepanjang saraf karena penyakit atau cedera, Anda dapat merasakan gatal yang cenderung terjadi di satu tempat dan tidak terdapat ruam.[9][10]
Herpes zoster, kerusakan saraf akibat pukulan, serta Sklerosis ganda menjadi penyebab umum gatal jenis ini. Pada Herpes zoster, Anda dapat mengalami rasa sakit, mati rasa, gatal, dan kesemutan yang dapat berlangsung pada waktu yang lama setelah gatal menghilang.[9][10][12]
Jika terjadi serangan gatal, ada baiknya Anda menepuk bagian kulit alih-alih menggaruknya. Hal ini bermanfaat untuk menghindari kulit lecet, perih, hingga mengurangi iritasi lebih jauh.[20] Penggunaan kain basah, es batu, atau benda-benda yang memiliki sensasi dingin membantu meredakan rasa gatal. Mandi dengan air hangat juga memiliki manfaat yang sama. [21]
Anda bisa mengoleskan pelembab atau emolien tanpa kandungan pewangi tambahan untuk melembabkan kulit. Pastikan untuk menjaga kebersihan kulit dan ada baiknya mempertahankan kuku pada ukuran pendek dan ujung yang halus untuk mencegah luka saat menggaruk.[3][4]
Penggunaan pakaian berbahan katun yang longgar, serta cairan pencuci khusus kulit sensitif sangat dianjurkan untuk menghindari rasa gatal akibat iritasi. Jika Anda ragu, Anda bisa menemui apoteker untuk menanyakan salep yang bisa membantu.[3]
Sebagai awam, Anda tentu dilarang untuk menentukan secara mandiri atau mendiagnosis penyebab gatal yang Anda derita. Menghubungi dokter sebagai ahli kulit akan sangat membantu memberikan jawaban tepat atas kondisi Anda.
Anda harus segera menemui dokter kulit apabila merasa:[1]
1. Anonim. What's Causing Your Itchy Skin? (with Pictures). Healthline; 2021
2. Anonim. Itchy skin (pruritus). Mayoclinic; 2021
3. Centers for Disease Control and Prevention and U.S. Environmental Protection Agency. “Joint statement on bed bug control in the United States from the U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) and the U.S. Environmental Protection Agency (EPA).” Atlanta: U.S. Department of Health and Human Services; 2010.
4. Steen CJ, Carbonaro PA, Schwartz RA. “Arthropods in dermatology.” 50:819-42. J Am Acad Dermatol; 2004
5. Chosidow O. “Clinical practices. Scabies.”. 354: 1718-27. N Engl J Med; 2006
6. Habif, Campbell, Chapman, et al. In: Dermatology DDxDeck. #92. Mosby Elsevier: “Scabies.”; 2006
7. Jacobson CC, Abel EA. “Parasitic infestations.”. 56: 1026-43. J Am Acad Dermatol; 2007
8. Steen CJ, Carbonaro PA, Schwartz RA. “Arthropods in dermatology.”. 50: 819 42, quiz 42-4. J Am Acad Dermatol; 2004
9. Larson VA, Tang O, dkk . “Hubungan antara gatal dan kanker pada 16.925 pasien pruritus: Pengalaman di pusat perawatan tersier.” J Am Acad Dermatol; 2018.
10. Yosipovitch G dan Kwatra SG. Hidup dengan gatal: Panduan pasien . Pers Universitas Johns Hopkins. Amerika Serikat, 2013.
11. Anonim. What to know about eczema. MedicalNews Today; 2021
12. Stephanie S. Gardner, MD, Stephanie Langmaid. Why Do I Feel So Itchy?. WebMD; 2019
13. Anonim. How To Care For Children With Chickenpox. American Academy of Dermatology Association; 2021
14. Habif TP, Campbell JL, et al. “Folliculitis.” Card 48. Dermatology DDxDeck. Mosby Elsevier; 2006
15. McMichael A, Guzman Sanchez D, et al. “Folliculitis and the follicular occlusion tetrad.” In: Bolognia JL, et al. Dermatology. (second edition). 517-9. Mosby Elsevier; 2008
16. Yosipovitch G and Kwatra SG. “Itch associated with infections.”.Living with itch: A patient’s guide.”. 71-2. The Johns Hopkins University Press; 2013.
17. Anonim. Types of Psoriasis. Healthline; 2021
18. Sobera JO and Elewski BE. “Fungal diseases.”. 1138-46. Bolognia JL, et al. Dermatology. (second edition). Mosby Elsevier; 2008
19. Verma S and Heffernan MP. “Superficial fungal infections.”. 1807-16.Wolff K, Goldsmith LA, et al. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine (seventh edition). McGraw Hill Medical; 2008
20. Anonim. Itchy Skin. National Health Service; 2021
21. Anonim. Itching. NHSInform Scot; 2021