Sistem reproduksi pada wanita unik dan sangat berbeda dengan sistem reproduksi pada pria. Sistem reproduksi wanita memiliki siklus yang berulang setiap bulannya. Siklus tersebut diatur oleh hormon-hormon yang ada pada tubuh wanita. Itulah sebabnya mengapa wanita mengalami haid setiap bulannya.
Ketika sedang haid, tubuh seringkali mengalami keluhan-keluhan tertentu, seperti perubahan emosi, nyeri perut, dan beberapa gejala lain yang umumnya berbeda di setiap wanita. Salah satu gejala lain yang dikeluhkan wanita saat haid adalah menggigil. Berikut beberapa penyebab menggigil saat haid.
Hormon-hormon yang bekerja pada siklus haid diatur oleh hipothalamic-pituitary-ovarian system di mana estradiol yang berpotensi sebagai esterogen adalah produk sekretorik utama. [1] Pada dasarnya, sikulus haid terdiri dari beberapa fase, yaitu sebagai berikut :
Pada fase-fase tersebut, terjadi fluktuasi atau perubahan hormon secara bergantian dari hormon esterogen, progesteron, follicle stimulating hormone (FSH), dan luteinizing hormone (LH). Fungsi hormon-hormon tersebut antara lain adalah sebagai berikut. [2][3][4]
Hormon progesteron memiliki efek termogenik yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Ketika mulai memasuki fase menstruasi, hormon progesteron mengalami penurunan sehingga suhu tubuh pun akan ikut menurun. Hal ini akan membuat tubuh merasa dingin dan dapat menjadi penyebab menggigil saat haid. Oleh karena itu, perubahan suhu tubuh ketika haid merupakan salah satu hal yang normal. Cukup gunakan pakaian tebal dan selimut untuk mengatasi menggigil saat haid.
Ketik menjelang atau bahkan masuk pada masa haid, beberapa wanita seringkali mengeluhkan gejala-gejala yang terjadi saat mengalami flu, seperti beberapa gejala berikut. [5]
Sindrom-sindrom tersebut seringkali dikelompokkan dalam premenstruation syndrome atau PMS. Penyebab dari sindrom-sindrom tersebut sebenarnya tidak jauh dari mekanisme perubahan hormon yang telah dijelaskan sebelumnya, antara lain sebagai berikut. [5]
Sindrom ‘period flu‘ pada umumnya akan mulai terjadi pada fase ovulasi, yaitu sekitar 2 minggu terakhir dalam siklus haid dengan rata-rata siklus 28 hari dan akan terasa lebih baik ketika mulai memasuki fase haid, meskipun pada beberapa wanita justru merasa sindrom lebih tajam pada fase haid. [5]
Ketika mengalami stres, tubuh akan merespon dengan mekanisme pelepasan norepinefrin. Pelepasan norepinefrin ini merupakan respon mental terhadap stres terkait dengan aktivasi adrenergik tubuh. Melalui respon terhadap stres, tubuh akan mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung akibat adanya vasokonstriksi pembuluh darah. [6]
Ketika pembuluh darah mengalami vasokontriksi atau penyempitan, aliran darah dalam tubuh ke kulit akan menjadi terbatas sehingga stres atau kecemasan dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh sehingga tubuh merasa kedinginan atau bahkan hingga menggigil. Meskipun begitu, umumnya penurunan suhu tubuh yang diakibatkan oleh stres atau kecemasan hanya sedikit, yaitu sekitar 1 derajat fahrenheit. Untuk mengatasi perubahan suhu tubuh yang diakibatkan oleh stres atau kecemasan, dapat melakukan beberapa hal antara lain sebagai berikut. [7]
Meskipun begitu, adanya perubahan suhu tubuh ketika mengalami stres atau kecemasan bukan suatu hal yang berbahaya. Suhu tubuh akan kembali normal ketika stres atau kecemasan yang dialami telah teratasi.
Dalam tubuh manusia, terdapat beberapa mediator inflamasi yang akan dikeluarkan ketika terjadi proses inflamasi atau peradangan. Salah satu mediator inflamasi tersebut adalah prostaglandin. Prostaglandin dibentuk dari asam arakidonat melalui enzim siklooksigenase (COX) yang memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah bekerja dalam mekanisme homeostatik tubuh. [8]
Prostaglandin juga diproduksi selama masa haid. Pada masa haid, prostaglandin bekerja dalam beberapa mekanisme berikut. [9]
Peran prostaglandin dalam reaksi inflamasi ini juga dikaitkan terhadap keluhan nyeri perut yang sering terjadi pada wanita saat haid. Tidak hanya itu, dalam proses inflamasi yang terjadi, prostaglandin juga berperan dalam mempengaruhi set point termostat di hipothalamus sehingga menyebabkan terjadinya perubahan suhu tubuh dan menyebabkan terjadinya demam. Namun, ketika tubuh melakukan kompensasi berlebihan terhadap demam yang terjadi, maka tubuh akan mera menggigil.
Itulah beberapa penyebab menggigil saat haid. Meskipun menggigil saat haid adalah hal yang masih normal, perlu diperhatikan apabila terdapat gejala lain yang sangat mengganggu aktivitas. Beberapa hal yang dapat dilakukan saat haid untuk mengurangi keluhan haid antara lain adalah sebagai berikut.
Apabila keluhan yang timbul saat haid mengganggu aktivitas, sebaiknya segera ke dokter untuk diperiksa dan mendapatkan terapi yang tepat.
1. Fiona C. Baker, Felicia Siboza & Andrea Fuller. ncbi.nlm.nih.gov. Temperature regulation in women: Effects of the menstrual cycle. 2020.
2. Gottumukkala Achyuta Rama Raju, Rahul Chavan, Mamata Deenadayal, Devika Gunasheela, Rohit Gutgutia, Geetha Haripriya, Mirudhubashini Govindarajan, Nayana Hitesh Patel, & Ameet Shashikant Patki. ncbi.nlm.nih.gov. Luteinizing hormone and follicle stimulating hormone synergy: A review of role in controlled ovarian hyper-stimulation. 2013.
3. Beverly G Reed, MD., Bruce R Carr, MD. ncbi.nlm.nih.gov. The Normal Menstrual Cycle and the Control of Ovulation. 2018.
4. Alina Bradford. livescience.com. What Is Estrogen?. 2017.
5. Danielle Dresden, Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH. medicalnewstoday.com. What to know about period flu. 2021.
6. Jeong Hwan Kim, Zakaria Almuwaqqat, Muhammad Hammadah, Chang Liu, Yi-An Ko, Bruno Lima, Samaah Sullivan, Ayman Alkhoder, Rami Abdulbaki, Laura Ward, J. Douglas Bremner, David S. Sheps, Paolo Raggi, Yan V. Sun, Amit J. Shah, Viola Vaccarino & Arshed A. Quyyumi. ahajournals.org. Peripheral Vasoconstriction During Mental Stress and Adverse Cardiovascular Outcomes in Patients With Coronary Artery Disease. 2019.
7. Jim Folk, Marilyn Folk, BScN. anxietycentre.com. Change in Body Temperature Caused By Anxiety. 2021.
8. Emanuela Ricciotti, PhD., Garret A. FitzGerald, MD. ncbi.nlm.nih.gov. Prostaglandins and Inflammation. 2011.
9. Zofia Barcikowska, Elżbieta Rajkowska-Labon, Magdalena Emilia Grzybowska, Rita Hansdorfer-Korzon & Katarzyna Zorena. ncbi.nlm.nih.gov. Inflammatory Markers in Dysmenorrhea and Therapeutic Options. 2020.