Penyakit & Kelainan

4 Penyebab Nyeri Sendi dan Sesak Nafas

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nyeri sendi adalah salah satu kondisi kesehatan yang bisa terjadi pada siapa saja, terutama ketika usia semakin bertambah tua [1].

Namun terkadang, nyeri sendi juga terjadi disertai dengan sesak nafas atau kesulitan bernafas [2].

Jika kedua hal ini dialami, maka berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab nyeri sendi dan sesak nafas yang perlu diwaspadai.

1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK merupakan kondisi kumpulan gangguan pernafasan saat paru-paru terkena radang yang bersifat jangka panjang [3].

Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan paru-paru dan saluran nafas yang juga dapat diperburuk ketika radang menyerang [2,3].

Sejumlah faktor lain ini pun bisa turut meningkatkan risiko PPOK [3,4] :

  • Jenis kelamin wanita
  • Kebiasaan merokok
  • Perokok pasif (terkena paparan asap rokok terlalu sering)
  • Usia sudah lebih dari 40 tahun
  • Anggota keluarga beriwayatkan PPOK
  • Riwayat penyakit asma atau tuberkulosis
  • Mengidap HIV
  • Paparan polusi terus-menerus

Penderita bronkitis kronis dan emfisema juga memiliki risiko lebih besar untuk mengalami PPOK karena kedua kondisi tersebut seringkali berkembang semakin parah menjadi PPOK [5,6].

Gejala umumnya tidak cepat timbul dan baru akan dirasakan penderita setelah bertahun-tahun saat kondisi sudah cukup serius [3,4].

Sesak nafas dan mengi adalah gejala utama dan umum pada penderita PPOK yang disertai dengan [5,7] :

  • Tubuh lemas
  • Dada nyeri
  • Kaki membengkak
  • Berat badan turun
  • Batuk (dapat disertai dahak) yang tidak mudah sembuh
  • Nafas pendek sehingga mudah terengah-engah ketika beraktivitas

Nyeri sendi pun dapat terjadi pada penderita PPOK apabila mengalami arthritis [2,8].

Ini karena orang dewasa pengidap PPOK memiliki risiko lebih tinggi mengalami arthritis daripada non-penderita [8].

2. Atrial Flutter

Atrial flutter juga dikenal dengan sebutan aritmia kardiak yang merupakan kondisi gangguan irama jantung [9].

Atrial flutter juga memiliki kemiripan gejala dengan atrial fibrilasi di mana detak jantung bisa lebih cepat daripada normalnya [10].

Hal ini biasanya disebabkan oleh keabnormalan impuls listrik, namun juga dapat disertai beberapa faktor risiko seperti [9] :

Berikut ini adalah sejumlah gejala utama yang menandakan bahwa seseorang berpotensi mengalami atrial flutter [2,9] :

  • Jantung berdetak lebih cepat dari normalnya
  • Tubuh terasa lemas dan lesu
  • Keseimbangan tubuh menurun atau hilang
  • Pusing
  • Tekanan dan nyeri di bagian dada
  • Ketidakteraturan ritme jantung
  • Kecemasan
  • Sesak nafas
  • Kehilangan kesadaran atau pingsan

Nyeri sendi pada kasus atrial flutter tidak secara langsung disebabkan oleh kondisi ketidaknormalan impuls listrik.

Nyeri sendi berpotensi terjadi ketika PPOK menjadi faktor risiko atrial flutter, atau berisiko timbul sebagai gejala dari kondisi kesehatan lainnya.

Namun saat sesak nafas sudah sampai pada tahap menyebabkan kebiruan di bagian ujung jari serta bibir, pastikan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Pada beberapa kasus atrial flutter juga bisa menyebabkan penderitanya sulit fokus, linglung, sulit bicara karena tersengal-sengal, serta demam.

3. Stenosis Aorta

Stenosis aorta adalah kondisi saat pembukaan katup aorta jantung mengalami masalah karena terjadi penyempitan sehingga tidak bisa terbuka secara normal [11].

Karena gangguan ini, peredaran darah terpengaruh dan menjadi ikut tidak lancar [11].

Penyempitan katup aorta adalah sebab utama stenosis aorta, namun tetap terdapat sejumlah faktor lain yang bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan ini, seperti [11,12] :

  • Akumulasi kalsium berlebih di bagian katup aorta
  • Penyakit jantung kongenital atau bawaan
  • Demam rematik
  • Gaya hidup tidak sehat, termasuk makan makanan yang tidak sehat yang menyebabkan darah tinggi dan kolesterol tinggi serta kebiasaan merokok

Pada stenosis aorta, beberapa gejala utama yang dapat dialami oleh penderita antara lain adalah [2,11] :

  • Nyeri pada dada
  • Nyeri menyebar dari dada ke tenggorokan hingga lengan
  • Tubuh mudah lelah
  • Detak jantung lebih cepat daripada normalnya
  • Nafas pendek atau kesulitan bernafas
  • Batuk (terkadang disertai keluarnya darah)
  • Kehilangan kesadaran / pingsan

Saat kondisi masih tergolong awal biasanya gejala belum terlalu terlihat maupun dirasakan.

Gejala-gejala tersebut baru berpotensi muncul ketika katup semakin menyemput dan peredaran darah tidak lagi lancar.

Nyeri pada sendi dapat terjadi, namun kondisi ini bukan disebabkan secara langsung oleh gangguan pada katup aorta tersebut.

Beberapa kondisi terkait stenosis aorta maupun komplikasinya mampu menjadi penyebab timbulnya rasa nyeri di bagian sendi [13].

4. Kecemasan

Gangguan kecemasan atau kecemasan berlebih adalah salah satu kondisi yang mampu menyebabkan sesak nafas sekaligus nyeri sendi pada penderitanya [2,14,15].

Selain kedua gejala tersebut, beberapa tanda lain bahwa seseorang mengalami kecemasan berlebih adalah [16] :

  • Tubuh lebih cepat lelah
  • Peningkatan kecepatan detak jantung
  • Pusing
  • Sensasi kesemutan hingga kebas pada bagian tubuh tertentu
  • Gangguan pencernaan (perut kembung, perut kram, heartburn, hingga diare atau sembelit)
  • Kelemahan otot
  • Rasa pegal di beberapa atau seluruh tubuh

Serangan rasa cemas yang membuat penderita merasa seperti tidak berdaya namun juga ingin melepaskan diri dari situasi dan kondisi yang mengungkungnya mampu menyebabkan gejala-gejala tersebut [17].

Jika gejala nyeri sendi dan sesak nafas terjadi dengan keluhan-keluhan abnormal lainnya, segera ke dokter untuk menemukan penyebab dan mendapatkan penanganan.

1. Richard F. Loeser, MD. Age-Related Changes in the Musculoskeletal System and the Development of Osteoarthritis. Clinics in Geriatric Medicine; 2011.
2. Melissa Conrad Stöppler, MD. Joint Pain And Shortness Of Breath. MedicineNet; 2020.
3. National Health Service. Overview-Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). National Health Service; 2019.
4. American Lung Association. COPD Causes and Risk Factors. American Lung Association; 2021.
5. Medline Plus. Chronic Bronchitis. Medline Plus; 2021.
6. World Health Organization. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD). World Health Organization; 2022.
7. Anuj K. Agarwal; Avais Raja; & Brandon D. Brown. Chronic Obstructive Pulmonary Disease. National Center for Biotechnology Information; 2022.
8. Randi Andenæs, Astrid Momyr & Idunn Brekke. Reporting of pain by people with chronic obstructive pulmonary disease (COPD): comparative results from the HUNT3 population-based survey. BMC Public Health; 2018.
9. Mary Rodriguez Ziccardi; Amandeep Goyal; & Christopher V. Maani. Atrial Flutter. National Center for Biotechnology Information; 2022.
10. National Health Service. Overview-Atrial fibrillation. National Health Service; 2021.
11. Sai Harika Pujari & Pradyumna Agasthi. Aortic Stenosis. National Center for Biotechnology Information; 2022.
12. Allen Patrick Burke, MD & Allen Patrick Burke, MD. Pathology of Rheumatic Heart Disease. Medscape; 2015.
13. Joel M. Gelfand & Nehal N. Mehta. Aortic valve stenosis: a new cardiovascular comorbidity of psoriasis?. European Heart Journal; 2015.
14. Tina Williams & Havi Carel. Existential Medicine: Chapter 10 Breathlessness: From Bodily Symptom to Existential Experience. London (UK): Rowman & Littlefield International; 2018.
15. National Institutes of Mental Health. Anxiety Disorders. National Institutes of Mental Health; 2022.
16. Healthline. Anxiety Can Cause Shortness of Breath and What You Can Do. Healthline; 2022.

Share