Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Jumlah sperma yang sedikit, atau disebut dengan oligospermia, adalah suatu kondisi dimana seorang pria memiliki jumlah sperma lebih sedikit dari 15 juta sel sperma dalam 1 mililiter cairan semen. Kondisi
Infertilitas pada pria umumnya menunjukkan parameter sperma yang kurang optimal, termasuk salah satu atau kombinasi dari konsentrasi sperma sedikit, motilitas sperma yang buruk, atau morfologi abnormal [1].
Konsentrasi atau jumlah sperma yang sedikit berkaitan dengan penurunan kualitas itu sendiri [2]. Jumlah sperma yang sedikit yang dimaksud yaitu kondisi di mana kandungan sperma dalam cairan (air mani) yang diejakulasi selama orgasme lebih sedikit sperma dari normalnya [3].
Daftar isi
Gejala utama sperma sedikit ini tidak lain adalah ketidakmampuan pria membuat pasangan perempuannya hamil. Adapun gejala lain sperma sedikit ini mungkin juga akan termasuk [3]:
Sperma sedikit dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan sebagai berikut [3]:
Kondisi medis tertentu diketahui dapat menjadi salah satu penyebab sperma sedikit pada pria. Adapun kondisi medis tersebut antara lain [3]:
Pembengkakan yang terjadi pada pembuluh darah vena yang bertugas mengalirkan testis dikenal dengan istilah Varikokel. Kondisi ini mengakibatkan penurunan kualitas sperma, termasuk sperma sedikit.
Hal ini diduga berkaitan dengan regulasi suhu testis yang tidak normal, sehingga varikokel menjadi penyebab infertilitas paling umum pada pria.
Produksi sperma diketahui juga dapat terganggu oleh beberapa infeksi seperti [3]:
Infeksi tersebut dapat mengganggu produksi sperma dengan menyebabkan jaringan parut yang menghalangi jalannya sperma.
Sperma sedikit dapat juga disebabkan oleh masalah atau gangguan pada ejakulasi retrograde, di mana air mani memasuki kandung kemih saat orgasme dan tidak keluar dari ujung penis.
Ejakulasi retrograde ini juga disebabkan oleh beberapa kondisi seperti diabetes, cedera tulang belakang, dan operasi kandung kemih, prostat, atau uretra serta obat obatan tertentu, termasuk obat tekanan darah (penghambat alfa).
Adanya antibodi yang menyerang sperma (anti sperma) mungkin juga dapat menjadi penyebab pria memiliki sperma yang sedikit.
Mengingat, antibodi anti sperma ini menyerang dan menghancurkan sperma karena di identifikasi sebagai hal yang berbahaya.
Kanker ataupun tumor tidak ganas diketahui dapat melepaskan hormon yang berhubungan dengan reproduksi melalui kelenjar pituitari hingga mempengaruhi organ reproduksi pria.
Selain itu, perawatan tumor seperti operasi, radiasi atau kemoterapi diketahui juga dapat mempengaruhi kesuburan reproduksi pria.
Kondisi di mana testis gagal turun dari perut ke skrotum selama perkembangan jani, juga mungkin menjadi penyebab ketidaksuburan pada pria. Jadi, sperma sedikit mungkin terjadi pada pria dengan kondisi tersebut.
Ketidakseimbangan atau perubahan hormon pada beberapa sistem berikut ini diketahui dapat mempengaruhi produksi sperma [3]:
Kelainan pada tubulus yang mengangkut sperma mungkin juga dapat menjadi salah satu penyebab sperma sedikit karena sperma tersumbat didalam tubulus.
Kelainan pada tubulus dapat terjadi akibat cedera operasi, infeksi, trauma atau perkembangan abnormal seperti fibrosis kistik.
Kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Klinefelter dapat menyebabkan perkembangan abnormal pada organ reproduksi pria.
Sindrom Klinefelter sendiri adalah suatu kondisi di mana seorang pria terlahir dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukan satu X dan satu Y.
Selain itu, ada beberapa sindrom genetik lain yang juga terkait dengan infertilitas diantaranya [3]:
Penyakit celiac yaitu suatu kondisi di mana sistem pencernaan terganggu akibat kepakaan terhadap gluten.
Penyakit celiac ini juga berkaitan dengan ketidaksuburan pada pria, namun umumnya ketidaksuburan dapat membaik dengan menjali diet bebas gluten.
Produksi sperma pada pria juga dapat dipengaruhi dan bahkan menurun akibat metode pengobatan atau konsumsi obat obatan tertentu seperti [3]:
Penggunaan steroid anabolik sendiri, dapat merangsang kekuatan dan pertumbuhan otot hingga menyebabkan testis menyusut.
Jika testis menyusut maka produksi sperma juga akan mengalami penurunan, terjadilah sperma sedikit.
Operasi yang telah dilakukan sebelumnya berikut ini, mungkin dapat mencegah sperma dalam ejakulasi [3]:
Paparan dari beberapa hal dari lingkungan berikut ini dapat mempengaruhi produksi dan fungsi sperma pada pria [3]:
Bahan kimia industri berikut ini, jika terpapar berlebihan maka dapat menyebabkan sperma sedikit [3]:
Radiasi sinar-X diketahui dapat menurunkan produksi sperma, dan penurunan bahkan dapat terjadi secara permanen jika terkena radiasi pada dosis tinggi.
Testis yang terlalu panas dapat menganggu produksi dan fungsi sperma. Testis dapat menjadi terlalu panas jika [3]:
Sperma sedikit juga dapat disebabkan oleh faktor kesehatan, gaya hidup dan juga penyebab lainnya, termasuk [3]:
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang pria memiliki sperma sedikit [3]:
Diagnosis sperma sedikit akan dilakukan dengan cara [4]:
Dalam mengatasi sperma sedikit, pemilihan metode perawatannya akan bergantung pada penyebabnya. Adapun metode perawatan yang mungkin disarankan oleh dokter
Jika sperma sedikit disebabkan oleh beberapa hal berikut ini, maka operasi adalah pilihan utama untuk perawatannya [4]:
Jika sperma sedikit disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada saluran reproduksi, maka penggunaan obat obatan untuk mengobati infeksi merupakan metode perawatan yang tepat.
Namun, perlu juga diketahui bahwa, jika jaringan parut permanen telah terjadi, meskipun infeksi telah ditangani, jumlah sperma mungkin tidak akan kembali normal.
Jika sperma sedikit disebabkan oleh disfungsi ereksi atau ejakulasi dini, maka kombinasi antara pengobatan dan konseling dapat menjadi metode perawatan yang paling tepat untuk dilakukan.
Jika ketidakseimbangan hormon (testosterone atau hormon lain) yang menyebabkan sperma sedikit, maka perawatannya mungkin membutuhkan obat obatan untuk memulihkan kesuburan.
Namun, dalam memilih obat tersebut, sangat disarankan untuk menghindari konsumsi obat steroid anabolik yang dijual bebas dipasaran karena dapat menyebabkan ketidaksuburan.
Berikut ini merupakan beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan untuk mengobati sperma sedikit [4]:
Jika sperma sedikit disebabkan oleh kekurangan asupan gizi, maka suplemen vitamin, antioksidan mungkin dapat membantu pengobatan.
Konsultasikan dengan dokter terkait pemilihan dan penggunaan suplemen yang tepat, agar tidak menimbulkan efek samping nantinya.
Mengingat, ada juga suplemen yang harus dihindari karena dapat menurunkan kesuburan pria.
Hal yang tidak kalah penting dan harus dilakukan dalam pengobatan sperma sedikit ini yaitu kesabaran. Mengingat, pengobatan sperma sedikit umumnya membutuhkan waktu yang tidak instan.
Waktu yang dibutuhkan untuk jumlah sperma berkembang menjadi norma yaitu setelah tiga bulan pengobatan. Produksi dan transit sperma sendiri terjadi selama 2 hingga tiga bulan.
Dalam upaya mencegah terjadinya jumlah dan kualitas sperma yang rendah maka hal yang perlu dilakukan antara lain [3]:
1. Naina Kumar & Amit Kant Singh. Trends of male factor infertility, an important cause of infertility: A review of literature. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2015.
2. Richard M Sharpe. Sperm counts and fertility in men: a rocky road ahead. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2012.
3. Anonim. Low sperm count. Mayo Clinic; 2021.
4. Ashley Marcin & M Kevin O. Hwang, MD, MPH. What Causes Low Sperm Count and How Is It Treated?. Healthline; 2020.