Kehamilan & Parenting

Perdarahan Saat Hamil Muda – Penyebab dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kehamilan adalah suatu kabar baik dan menyenangkan yang tidak selalu berjalan dengan baik.

Pada beberapa wanita, kehamilan mereka sejak awal hingga melahirkan bisa berjalan mulus.

Meski tetap mengalami beberapa gejala umum seperti mual, muntah, dan perubahan mood, seringkali tidak ada masalah kesehatan yang terlalu serius [1,2,3,4].

Hanya saja, pada sebagian wanita hamil lainnya (sekitar 30%), perdarahan saat hamil muda sangat mungkin terjadi [5].

Terkadang perdarahan bisa jadi tergolong kondisi ringan, namun bisa juga menandakan adanya keadaan yang lebih serius [5,6].

Untuk itu, kenali apa saja kemungkinan kondisi dibalik perdarahan di kehamilan muda dan cara penanganannya.

1. Hubungan Intim

Usia kehamilan yang masih muda cenderung masih terlalu rentan terhadap banyak hal [6].

Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan di trimester pertama adalah hubungan intim [6].

Aktivitas seksual ini bisa memengaruhi leher rahim lebih sensitif daripada sebelumnya karena perubahan hormon [6].

Jadi saat usai berhubungan intim dengan pasangan dan terdapat flek darah pada pakaian dalam, ini bisa disebabkan oleh sensitivitas leher rahim yang meningkat [6].

2. Pemeriksaan Fisik

Seperti halnya hubungan intim, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan panggul dapat menjadi salah satu faktor penyebab perdarahan saat hamil muda [6].

Ketika menjalani pemeriksaan ini, alat yang digunakan dalam pemeriksaan berpotensi menekan leher rahim [6].

Bila berada dekat serviks/leher rahim dan membuat organ ini tertekan, iritasi kemudian bisa terjadi [6].

Karena iritasi terjadi, kondisi ini meningkatkan pula risiko perdarahan, entah itu ringan atau sedang [6].

Seperti halnya perdarahan karena hubungan intim, perdarahan karena pemeriksaan fisik hanya terjadi sekali dan tidak berkepanjangan [6].

3. Kehamilan Anak Kembar

Hamil anak kembar, baik dua janin atau lebih umumnya lebih berisiko bahkan saat masih awal kehamilan [6].

Pada trimester pertama kehamilan anak kembar ibu hamil lebih berpotensi mengalami perdarahan [6].

Namun khusus untuk ibu hamil anak kembar melalui proses bayi tabung atau IVF (in-vitro fertilization), hasil studi tahun 2016 menunjukkan bahwa sekitar 300 orang wanita hamil memiliki kehamilan awal yang sehat [7].

Perdarahan saat hamil muda justru berpotensi sangat kecil pada ibu hamil dengan proses bayi tabung [7].

4. Perdarahan Implantasi

Perdarahan di awal kehamilan juga dapat disebabkan oleh kondisi perdarahan implantasi [6].

Sesudah dibuahi, sel telur yang menempel di lapisan rahim kemudian dapat memicu perdarahan [6].

Bercak darah yang keluar dari vagina biasanya cukup ringan dan tidak berbahaya sama sekali [6].

Namun beberapa gejala bisa menyertai, seperti sakit kepala hingga mual [6].

Meski ringan dan dianggap sebagai keadaan normal, sebagian wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran karena perdarahan implantasi ini [6].

5. Infeksi

Perdarahan saat hamil muda tidak selalu berkaitan dengan gangguan kehamilan itu sendiri [6].

Ada kalanya, perdarahan terjadi karena terjadi infeksi pada saluran kemih, kandung kemih atau panggul [6].

Perdarahan dapat bersifat ringan hingga berat, tergantung penyebab infeksi dan tingkat keparahannya [6].

Jamur, virus atau bakteri dapat menjadi sebab utama infeksi dan kemudian memicu perdarahan berupa bercak kemerahan keluar dari vagina [6].

Namun umumnya, terdapat beberapa gejala lain yang turut menandakan bahwa infeksi sedang terjadi [6].

Bila ibu hamil mengalami keputihan, gatal di area kewanitaan, sakit pada perut bagian bawah, luka atau benjolan di luar vagina, hingga sensasi panas terbakar setiap buang air kecil, ada kemungkinan semua ini disebabkan oleh infeksi [6].

Supaya dapat mengidentifikasi dan memastikan penyebab, ibu hamil dianjurkan segera ke dokter dan menempuh tes darah, tes urine, hingga swab serviks dan vagina [6].

6. Hematoma Subkorionik

Ketika plasenta terlepas dari dinding rahim walau hanya sedikit, hal ini merupakan kondisi hematoma subkorionik [6].

Seberapa serius perdarahan yang dialami ibu hamil tergantung dari ukuran besar kecilnya hematoma subkorionik [6].

Sebab semakin besar ukuran hematoma subkorionik maka semakin berat perdarahan yang terjadi [6].

7. Kehamilan Mola

Kehamilan mola juga dikenal dengan istilah hamil anggur, yakni ketidaknormalan pertumbuhan jaringan plasenta [6,8].

Janin berkemungkinan sama sekali tidak tumbuh karena kesalahan genetik pada waktu pembuahan [6,8].

Pada kasus ini, perdarahan yang terjadi di awal kehamilan ditandai dengan warna darah merah terang atau kecoklatan [6,8].

Hal ini diikuti dengan mual, muntah serta rasa sakit pada perut bagian bawah [6,8].

8. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah sebuah kondisi saat terjadi implantasi sel telur pada bagian lain selain rahim sesudah proses pembuahan [6,8,9].

Kehamilan di luar rahim bisa menyebabkan perdarahan dan nyeri hebat sewaktu hamil muda [6,8,9].

Pengobatan medis diperlukan untuk kondisi ini, termasuk juga prosedur pembedahan apabila memang kondisi ibu hamil membutuhkannya [6,8,9].

Sebab jika tidak segera ditangani secara medis, risiko kematian pada ibu hamil cukup tinggi [6].

9. Polip Serviks

Polip serviks menjadi salah satu penyebab perdarahan terjadi pada hamil muda [6].

2% sampai dengan 5% wanita diketahui mengalami polip serviks, yakni pertumbuhan benjolan kecil pada leher rahim yang bersifat jinak [10].

Meski tidak berbahaya, polip serviks tetap berisiko menyebabkan iritasi dan berakibat pada perdarahan [6].

Untuk mengidentifikasi dan menanganinya, ibu hamil perlu menempuh pemeriksaan panggul secara rutin [6].

10. Keguguran

Kemungkinan terburuk dari perdarahan saat hamil muda adalah terjadinya keguguran [6,9].

Bila perdarahan terjadi pada usia kehamilan sebelum atau sekitar 20 minggu, terdapat risiko besar keguguran adalah penyebabnya [6,9].

Selain perdarahan biasanya gejala lain ikut menyertai, seperti nyeri di punggung bawah, kram hebat, dan adanya gumpalan darah keluar dari vagina [6,9].

Segera tempuh USG dan mendapatkan penanganan jika terjadi gejala-gejala tersebut.

Perdarahan saat hamil muda rata-rata bisa diselamatkan selama ibu hamil memperoleh penanganan dengan cepat.

1. National Health Service. Signs and symptoms of pregnancy. National Health Service; 2022.
2. Melissa C Lutterodt, MD, PhD, Pernille Kähler, MD, Jakob Kragstrup, MD, PhD, MedScD, Dagny R Nicolaisdottir, MSc, Volkert Siersma, MSc, PhD, & Ruth K Ertmann, MD, PhD. Examining to what extent pregnancy-related physical symptoms worry women in the first trimester of pregnancy: a cross-sectional study in general practice. BJGP Open; 2019.
3. Josephine R. Fowler; Heba Mahdy; & Brian W. Jack. Pregnancy. National Center for Biotechnology Information; 2022.
4. American Pregnancy Association. Mood Swings During Pregnancy. American Pregnancy Association; 2022.
5. Reem Hasan, Donna D. Baird, Amy H. Herring, Andrew F. Olshan, Michele L. Jonsson Funk, & Katherine E. Hartmann. Association Between First-Trimester Vaginal Bleeding and Miscarriage. Obstetrics & Gynecology; 2010.
6. Carolyn Kay, M.D. & Noreen Iftikhar, MD. What Causes First Trimester Bleeding?. Healthline; 2019.
7. Jennifer L Eaton, Xingqi Zhang & Ralph R Kazer. First-trimester bleeding and twin pregnancy outcomes after in vitro fertilization. Fertility and Sterility; 2016.
8. The Women's. Bleeding in early pregnancy. The Women's; 2022.
9. American College of Obstetricians and Gynecologists. Bleeding During Pregnancy. American College of Obstetricians and Gynecologists; 2021.
10. Ushadevi Gopalan, S. Rajendiran, & R. Karnaboopathy. Clinicopathological analysis of cervical polyps. Semantic Scholar; 2017.

Share