Saat Anda mempunyai seorang bayi, Anda akan memperhatikan segala yang terjadi pada bayi tersebut. Mulai dari tertawa, menangis, minum susu, bahkan kotoran yang dihasilkan. Salah satu permasalahan yang umum terjadi pada seorang bayi adalah sembelit.[1] Sebenarnya sembelit serta diare pada bayi merupakan kondisi yang normal terjadi.
Pada bulan pertama, bayi cenderung buang air besar sehari sekali. Namun setelah itu, bayi biasanya buang air besar sekali dalam beberapa hari atau sekali dalam seminggu. Hal ini adalah hal yang wajar. [1]
Daftar isi
Beberapa tanda seorang bayi dapat dikatakan terkena sembelit yaitu: [2,3]
Seorang bayi juga memiliki risiko terkena sembelit yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Terkadang tubuh bayi menyerap hampir semua kandungan dari susu yang dikonsumsi. Selain itu, ada beberapa bayi yang memiliki alergi susu.[2]
Beberapa bayi memiliki usus yang lebih lambat untuk bekerja, sehingga proses buang air besar pada bayi juga sedikit lambat.[2]
Kondisi ini jarang terjadi pada bayi namun dapat menyebabkan sembelit yang serius dan berlangsung lebih lama.[1]
Seorang bayi biasanya mengalami sembelit saat mereka mulai mengonsumsi makanan padat. Hal ini terjadi karena buah dan sayuran yang kaya serat tidak mencukupi cairan untuk tubuh mereka.[3]
Jika dalam keluarga Anda memiliki riwayat sembelit yang cukup parah, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab sembelit yang dialami oleh Anda.
Walaupun wajar sembelit terjadi pada seorang bayi, namun sembelit yang berkepanjangan dapat menyebabkan beberapa kondisi, yaitu: [4]
Prolaps rektal merupakan suatu kondisi saat rektum keluar dari anus. Kondisi ini dapat menyebabkan keluarnya lendir dari anus serta pendarahan.
Encopresis merupakan suatu kondisi saat bayi menahan untuk tidak buang air besar dan mengakibatkan feses terkumpul di dalam usus besar serta rektum.
Anda perlu menghubungi dokter jika bayi Anda mengalami beberapa hal berikut: [1,3]
Sebenarnya sembelit pada seorang bayi tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika bayi Anda mengalami sembelit dalam waktu yang cukup lama, segeralah periksa ke dokter.
Hal ini dapat Anda lihat jika sembelit tersebut sudah berlangsung cukup lama. Anda dapat melihat apakah bayi Anda lebih sering menangis terlebih saat perutnya Anda sentuh.
Darah dari anus merupakan kondisi yang mengkhawatirkan. Darah tersebut bisa saja karena suatu hal yang terjadi pada organ pencernaan bayi Anda.
Jika bayi Anda memiliki tanda-tanda sembelit, kemungkinan besar disebabkan karena susu yang dikonsumsi maupun perubahan pola makan. Maka dari itu, Anda dapat mengatasi sembelit terkait dengan makanan yang dikonsumsi bayi. [5]
Jika Anda masih memberikan asi, maka ada kemungkinan sembelit yang dialaminya disebabkan oleh asi tersebut. Akan lebih baik jika Anda menjaga makanan yang Anda konsumsi.
Jika bayi Anda mengonsumsi susu formula, cobalah untuk mengganti merek susu. Bisa jadi sembelit yang dialami oleh sang bayi karena kandungan yang terdapat pada susu formula tersebut.
Beberapa makanan padat yang baru bayi konsumsi dapat menyebabkan sembelit. Jika memang sudah waktunya bayi Anda mengonsumsi makanan selain asi, berilah mereka makanan yang memiliki serat tinggi.
Makanan tersebut seperti brokoli, buah pir, plum, persik, dan apel tanpa kulit. Anda juga dapat memberikan makanan cemilan seperti roti gandum, sereal, dan biskuit sehingga dapat meningkatkan kotoran. Selain itu, makanan tersebut sangat membantu merangsang pergerakan usus.
Jika bayi Anda sudah memasuki usia untuk mendapatkan makanan pendamping asi, maka Anda dapat menjadikan makanan tersebut dalam bentuk bubur. Dengan begitu, mereka tidak akan kesulitan untuk menelan makanan yang Anda berikan.
Seorang bayi yang sudah mengonsumsi makanan padat membutuhkan cairan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka belum makan makanan padat. Air dan susu dapat menjadi pilihan tepat untuk hal ini.
Anda juga dapat memberikan jus buah-buahan yang memiliki serat tinggi pada bayi Anda. Dengan begitu, akan membantu kontraksi usus besar sehingga buang air besarnya menjadi lebih lancar. Tentu saja mengonsumsi buah secara langsung lebih bagus, namun menjadikan buah tersebut dalam bentuk jus merupakan salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan konsumsi serat pada bayi.
Pergerakan tubuh pada bayi Anda juga dapat membantu mempercepat pencernaannya. Anda dapat mengajaknya untuk lebih aktif bergerak.
Bayi biasanya sangat menyukai saat tubuh mereka dipijat secara lembut. Jika bayi Anda mengalami sembelit, maka Anda dapat memijat perut mereka dengan sangat lembut. Pijatan tersebut dapat merangsang otot usus untuk buang air besar.
Akan lebih mudah melakukan proses buang air besar jika lutut tertekuk ke arah dada. Mungkin saja bayi Anda membutuhkan bantuan untuk melatih kaki mereka sehingga dapat menekuk sendiri.
Jika Anda telah melakukan cara di atas dan masih belum terlihat perubahan, ada beberapa perlakuan lanjutan yang dapat Anda lakukan di rumah. Sebelum menerapkannya Anda perlu untuk konsultasi kepada dokter terkait kondisi sang bayi. Perlakuan tersebut yaitu: [4]
Anda dapat memberikan supositoria gliserin jika mengalami perobekan pada anus seperti terdapat darah pada kotoran. Teknik ini aman untuk digunakan pada anak di atas dua tahun, namun jika anak Anda di bawah dua tahun maka lebih baik untuk bertanya ke dokter terlebih dahulu.
Anda juga dapat memberikan obat pencahar khusus bayi. Obat ini terbuat dari ekstrak malt-barley (Maltsupex) atau bubuk psyllium (Metamucil).
Meskipun sembelit merupakan masalah umum pada bayi, Anda tidak bisa menganggap remeh kondisi ini. Terdapat beberapa perlakuan yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengatasi sembelit. Namun jika bayi Anda mengalami sembelit dalam waktu yang cukup lama, segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter.
1. Anonim. Constipation: Infant. Nationwide Children's Hospital; 2020.
2. Neha Pathak, MD. Your Baby's Bowels and Constipation. Webmd; 2020.
3. Neil K. Kaneshiro, MD, MHA & David Zieve, MD, MHA. Constipation in Infants and Children. Medlineplus; 2020.
4. Mayo Clinic Staf. Constipation in Children. Mayoclinic; 2019.
5. Kimberly Holland & Melanie Santos. The Best Remedies for Your Baby's Constipation. Healthline; 2018.