Sembelit adalah salah satu penyakit atau permasalahan pencernaan yang paling umum di dunia. Nama lain dari sembelit adalah konstipasi. Sembelit terjadi ketika seseorang mengalami susah buang air besar, feses yang keluar bersifat kering, frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, dan kesulitan untuk mengosongkan pencernaannya dengan sempurna.[1]
Sembelit dapat menyerang pada siapapun di usia berapapun. Tingkat keparahan dari sembelit juga berbeda-beda pada setiap orang. Banyak orang mengalami sembelit dalam waktu sebentar, namun ada pula yang mengalami sembelit dalam jangka waktu lama atau dapat disebut kronis. Umumnya, seseorang dengan sembelit kronis menyebabkan rasa sakit yang mengganggu kenyamanan dan kelangsungan hidup sehari-hari.[2]
Terjadinya sembelit erat kaitannya dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sembelit juga sangat berhubungan dengan kualitas pekerjaan dari sistem pencernaan. Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan sembelit, antara lain:
1. Kekurangan Serat
Serat sangat bagus untuk melancarkan sistem pencernaan dan membantu pergerakan olah makanan di saluran pencernaan. Dalam proses pencernaan, serat berperan dalam pembentukan massa feses, mengurangi racun dan zat yang tidak dibutuhkan dari usus besar, berperan sebagai prebiotik, meningkatkan fermentasi karbohidrat, dan mengurangi kadar kolesterol dan gula darah.[3]
Ketika seseorang tidak mengonsumsi cukup serat, orang tersebut kehilangan peranan serat dalam proses pencernaannya. Hal ini berpotensi menyebabkan sembelit. Pada level tertentu, kekurangan serat dapat menyebabkan kanker usus besar yang mana salah satu gejalanya adalah sembelit.
2. Dehidrasi
Dehidrasi adalah salah satu penyebab paling umum dari sembelit. Makanan yang dimakan akan terus tersalur sampai ke usus besar. Jika seseorang tidak meminum cukup air sehingga tubuhnya kekurangan air atau mengalami dehidrasi, usus besar akan menyedor air dari makanan yang dicerna. Jika ini terjadi, makanan yang dicerna akan menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan dan membuat ketidaknyamanan pada perut. Hal ini memicu terjadinya sembelit.[4]
Mencegah dehidrasi dengan memenuhi kebutuhan air harian dalam tubuh sangat penting guna menghindar dari sembelit. Air berguna untuk melancarkan proses pencernaan. Air menjaga makanan yang dicerna untuk terus bergerak sesuai alurnya dan menjaga pergerakan dan dinding usus agar tetap lembut dan fleksibel.[5]
3. Terdapat Penghalang di Usus Besar atau Rektum
Penghalang di usus besar atau rektum dapat menghambat atau bahkan menghentikan pergerakan makanan saat proses pencernaan.[2] Hambatan yang terjadi saat proses pencernaan dapat menyebabkan ketidaklancaran buang air besar dan sembelit. Beberapa penyebab munculnya penghalang di usus atau rektum, antara lain:
4. Terdapat Permasalahan Sarah di Sekitar Usus Besar atau Rektum
Permasalahan saraf dapat mengganggu cara bekerja saraf yang mengatur pergerakan otot di usus besar dan rektum untuk melakukan proses pencernaan. Ketika saraf ini terganggu, maka otot pengolah makanan di usus besar atau rektum mengalami gangguan juga. Gangguan yang terjadi dapat menyebabkan sembelit. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya permasalahan saraf, yaitu[2]:
5. Gangguan pada Otot Panggul
Otot panggul turut terlibat dalam proses pencernaan, termasuk proses buang air besar. Gangguan pada otot panggul dapat menyebabkan sembelit kronis. Hal ini juga berlaku sebaliknya. Sembelit kronis dapat menurunkan kekuatan otot panggul untuk melakukan perannya dalam membantu proses pencernaan.[2]
6. Mengonsumsi Obat-obatan Tertentu
Terdapat beberapa obat-obatan yang dapat mengakibatkan sembelit. Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat membuat seseorang yang mengonsumsinya merasa lebih sulit untuk buang air besar. Beberapa obat-obatan yang dapat menyebabkan sembelit, misalnya antidepresan, penghambat saluran kalsium, antasida, suplemen kalsium, suplemen zat besi, antidiare, dan pereda nyeri.[6]
7. Stres dan Cemas
Emosi yang dirasakan oleh tubuh dapat memengaruhi proses bekerjanya sistem organ yang lain karena tubuh saling terkoneksi. Itulah jawaban mengapa seseorang yang sedang cemas atau stres sering merasakan sakit perut, seperti sembelit ataupun diare.[7]
Kondisi pencernaan normal mungkin berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa orang melakukan buang air besar tiga kali sehari, sedangkan beberapa yang lain melakukannya tiga kali dalam satu minggu.[1] Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang dapat dijadikan tanda terjadinya sembelit pada sistem pencernaan, antara lain:
Karena permasalahan utama yang menyebabkan sembelit adalah proses pencernaan tidak lancar, maka cara untuk mengatasinya harus terfokus pada upaya untuk melancarkan proses pencernaan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sembelit:[5]
Segera periksa ke dokter jika:[5]
1. Danielle Moores & Saurabh Sethi, M.D., MPH. Healthline.com. What You Should Know About Constipation. 2019.
2. Scotland Health Ministry. Nhsinform.scot. Constipation. 2020.
3. Ari Fahrial Syam & Daldiyono. World Journal Gastoenterology Volume 4 (1). Impact of Low Fiber Diet on Gastrointestinal Disorders. 2003.
4. Arnaud M. J. European journal of clinical nutrition Volume 57 (2). Mild dehydration: a risk factor of constipation?. 2003.
5. Minesh Khatri. Webmd.com. How Drinking Fluids Can Help You Manage Constipation. 2020.
6. Ananya Mandal, MD. Newsmedical.net. Drugs that Cause Constipation. 2019.
7. Corey Whelan. Healthline.com. Is Stress Causing My Constipation?. 2018.