Penyakit & Kelainan

Sindrom Stevens-Johnson: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Angka kejadian sindrom Stevens-Johnson pada populasi umum mencapai 1 hingga 7 juta orang per tahun. [2]

Di Amerika Serikat prevalensi sindrom Stevens-Johnson sulit diperkirakan karena kurangnya definisi kasus yang diterima secara universal. [2]

Menurut Jurnal Kedokteran Unila tahun 2016, sindrom Stevens Johnson di Indonesia sangat jarang terjadi, sekitar 12 kasus dilaporkan per tahunnya. [1]

Apa itu Sindrom Stevens-Johnson?

Sindrom Stevens-Johnson adalah kelainan langka namun serius yang dapat terjadi pada kulit, selaput lendir, alat kelamin, dan mata. [3] Kelainan ini biasanya disebabkan oleh obat-obatan tertentu atau kadang-kadang juga bisa disebabkan oleh adanya infeksi. [3, 4]

gambar: United Kingdom National Health Service

Orang yang menderita kelainan ini awalnya akan mengalami gejala seperti flu, yang kemudian diikuti oleh ruam pada kulit yang bisa menyebar dan melepuh. [3, 4]

Kelainan ini lebih umum terjadi pada wanita daripada pria dengan angka perbandingan 2 : 1. [2]

Fakta Sindrom Stevens-Johnson

Di bawah ini ada beberapa fakta seputar sindrom Stevens Johnson yang harus Anda ketahui diantaranya yaitu: [3, 4, 5]

  • Sindrom Stevens-Johnson memiliki nama lain yaitu sindrom Lyell, nekrolisis epidermal toksik, dan sindrom Stevens-Johnson spektrum nekrolisis toksik epidermal.
  • Sindrom Stevens-Johnson adalah suatu kondisi yang jarang terjadi.
  • Sindrom Stevens-Johnson dapat terjadi akibat obat-obatan tertentu atau infeksi.Perawatan sindrom Stevens-Johnson bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.
  • Dalam banyak kasus sindrom ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa di bawah 30 tahun.

Penyebab Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Stevens-Johnson adalah penyakit yang jarang terjadi dan tidak dapat diprediksi. Penyebab pasti dari sindrom ini hingga kini belum dapat diketahui tetapi biasanya kondisinya dipicu oleh obat, infeksi, atau keduanya. 

Pada anak-anak, sindrom Stevens Johnson biasanya dipicu oleh infeksi virus, seperti: [3]

  • Penyakit gondok.
  • Flu.
  • Virus herpes-simpleks, yang menyebabkan luka dingin (cold sore).
  • Virus Coxsackie, yang menyebabkan penyakit Bornholm.
  • Virus Epstein-Barr, yang menyebabkan demam kelenjar

Sementara pada orang dewasa, biasanya disebabkan oleh reaksi negatif terhadap obat-obatan.

Obat-obatan yang  paling sering dapat menyebabkan sindrom Stevens-Johnson meliputi: [4]

Apa saja faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom Stevens-Johnson?

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena sindrom Stevens Johnson meliputi: [3, 4]

  • Infeksi HIV: seperti herpes, hepatitis, pneumonia virus atau HIV.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Sistem kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun seperti lupus dan kemoterapi.
  • Kanker: Orang yang mengidap kanker, terutama kanker darah, memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.
  • Riwayat sindrom Stevens-Johnson: Jika Anda sebelumnya pernah menderita sindrom Stevens Johnson yang disebabkan oleh obat, Anda berisiko kambuh lagi jika meminum obat itu lagi.
  • Riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson: Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda dapat lebih rentan terkena penyakit itu juga.
  • Faktor genetik: Memiliki variasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko Anda terkena sindrom Stevens-Johnson, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat untuk kejang, asam urat, atau penyakit mental.

Gejala-gejala Sindrom Stevens-Johnson

Satu hingga tiga hari sebelum ruam timbul, Anda akan mengalami tanda-tanda awal sindrom Stevens Johnson, seperti: [3, 4]

  • Demam, suhu 38 °C atau lebih.
  • Mulut dan tenggorokan sakit.
  • Kelelahan.
  • Mata terasa seperti terbakar.

Tanda  atau gejala tersebut kemudain berkembang menjadi: [4]

  • Nyeri kulit.
  • Ruam merah atau keunguan yang bisa menyebar selama beberapa jam atau hari dan ruam ini biasanya tdak terasa gatal.
  • Pembengkakan wajah dan bibir bengkak yang tertutupi oleh luka berkerak.
  • Melepuh pada kulit dan selaput lendir di dalam mulut, hidung, mata dan saluran genital/alat kelamin.
  • Borok pada kulit dalam beberapa hari setelah terbentuk lepuh.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Penderita sindrom Stevens-Johnson harus mendapatkan pertolongan medis segera. Kunjungi perawatan medis darurat jika Anda mengalami tanda dan gejala yang menunjukkan sindrom Stevens-Johnson. Anda dapat bereaksi terhadap obat saat menggunakannya atau dua minggu setelah Anda menghentikan penggunaanya. [4]

Tinjauan umum 
Sindrom Stevens Johnson adalah kelainan langka pada kulit, selaput lendir, alat kelamin, dan mata yang umumnya terjadi pada wanita.

Komplikasi Sindrom Stevens-Johnson

Komplikasi sindrom Stevens Johnson meliputi: [3, 4]

  • Dehidrasi. Luka yang terjadi di mulut dan tenggorokan dapat membuat asupan cairan menjadi berkurang, sehingga mengakibatkan dehidrasi.
  • Infeksi darah (sepsis). Sepsis terjadi akibat infeksi bakteri yang memasuki aliran darah Anda dan menyebar ke seluruh tubuh Anda. Sepsis adalah suatu komplikasi yang berkembang dengan cepat yang dapat menyebabkan syok, kegagalan organ dan bahkan dapat mengancam jiwa.
  • Masalah mata. Ruam yang disebabkan oleh sindrom Stevens Johnson dapat menyebabkan peradangan mata, mata kering dan sensitif terhadap cahaya. Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan (dalam kasus yang jarang).
  • Masalah paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan pernapasan akut.
  • Kerusakan kulit permanen. Ketika kulit Anda tumbuh kembali setelah pulih dari sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin memiliki benjolan dan warna kulit tidak normal. Anda kemungkinan juga akan memiliki bekas luka. Masalah kulit yang bertahan lama dapat menyebabkan rambut mudah rontok, dan kuku Anda mungkin tidak dapat tumbuh normal.

Selain komplikasi-komplikasi yang telah disebutkan di atas, sindrom Stevens Johnson diduga juga bisa menyebabkan komplikasi lain seperti masalah dengan organ seksual. Masalah tersebut dapat berupa stenosis vagina (penyempitan vagina yang disebabkan oleh penumpukan jaringan parut) dan jaringan parut pada penis. [3, 4]

Apa saja pertanyaan yang dapat Anda ajukan pada dokter Anda? [4]

  • Apa yang menyebabkan kondisi saya?
  • Bagaimana saya mencegah reaksi ini lagi?
  • Batasan apa yang harus saya ikuti?
  • Saya memiliki kondisi medis lainnya. Bagaimana saya mengaturnya bersama?
  • Berapa lama kulit saya akan sembuh?
  • Apakah saya mungkin memiliki kerusakan permanen?

Apasajakah pertanyaan yang mungkin ditanyakan dokter Anda? [4]

  • Pernahkah Anda menderita penyakit seperti flu baru-baru ini?
  • Apa kondisi medis lain yang Anda miliki?
  • Obat apa yang telah Anda minum dalam tiga minggu terakhir?

Diagnosis Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Stevens-Johnson harus didiagnosis oleh dokter spesialis kulit. Tes diagnosis sindrom Stevens-Johnson meliputi: [4]

  • Tinjauan Riwayat Medis, Gejala dan Pemeriksaan Fisik

Dokter mendiagnosis sindrom Stevens-Johnson berdasarkan gejala yang dialami pasien, riwayat kesehatan pasien, termasuk peninjauan terhadap obat Anda saat ini dan yang baru saja dihentikan, dan pemeriksaan fisik.

Untuk mengkonfirmasi diagnosis, dan menyingkirkan kemungkinan terjadinya kondisi medis lain, dokter Anda dapat melakukan biopsi dengan mengambil sampel kulit untuk diuji di laboratorium.

  • Kultur

Kultur jaringan kulit atau mulut atau kultur dari daerah lain dapat diambil untuk mengkonfirmasi atau menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi.

  • Tes Pencitraan

Dokter dapat meminta Anda menjalani tes pencitraan seperti rontgen dada untuk memeriksa pneumonia. Tes ini tergantung pada gejala yang dialami pasien.

  • Tes Darah

Pada tes ini, sample darah akan diambil untuk mengkonfirmasi infeksi atau kemungkinan penyebab lainnya.

Pengobatan Sindrom Stevens-Johnson

Anda atau anak Anda harus segera mendapatkan perawatan jika dicurigai menderita sindrom Stevens-Johnson. Karena tanpa pengobatan, gejalanya bisa menjadi sangat parah dan dapat mengancam jiwa. [3, 4]

Kasus sindrom Stevens-Johnson yang parah mungkin perlu dirawat di unit perawatan intensif (ICU).

Langkah pertama dalam mengobati sindrom Stevens-Johnson Anda harus berhenti minum obat apa pun yang bisa memicu sindrom tersebut.

Meski sulit untuk menentukan obat mana yang dapat menjadi pemicunya, dokter bisa membantu Anda menentukan obat mana yang tidak harus Anda minum.

Perawatan untuk menghilangkan gejala saat di rumah sakit dapat meliputi: [3]

  • Obat penghilang rasa sakit yang kuat; untuk membantu meringankan rasa sakit pada kulit.
  • Kompres dingin dan basah; kulit mati dapat diangkat dengan lembut dan diletakkan petroleum jelly atau pembalut steril ditempatkan di atas area yang terkena.
  • Oleskan pelembab biasa (tanpa aroma) ke kulit
  • Penggantian cairan dan nutrisi; Anda dapat menerima cairan dan nutrisi melalui tabung yang melewati hidung Anda dan masuk ke perut Anda (tabung nasogastrik).
  • Obat kumur yang mengandung obat bius  atau antiseptik; obat ini  secara sementara dapat membuat mulut Anda mati rasa dan mempermudah menelan.
  • Obat kortikosteroid topikal; obat ini untuk mengendalikan peradangan kulit (hanya atas saran spesialis).
  • Antibiotika; obat ini diberikan jika dicurigai keracunan darah (sepsis).
  • Obat tetes mata atau salep mata; untuk gejala yang berhubungan dengan mata.

Setelah penyebab sindrom Stevens-Johnson diidentifikasi dan berhasil diobati (dalam kasus infeksi), atau dihentikan penggunaannya (dalam kasus pengobatan), kulit akan berhenti bereaksi terhadap obat ataupun infeksi. Setelah beberapa hari, kulit baru kemudian tumbuh.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sembuh dari sindrom Stevens-Johnson tergantung pada tingkat keparahannya. Ada yang sembuh setelah berminggu-minggu atau ada pula yang baru dapat sembuh sepenuhnya setelah berbulan-bulan. Selama beberapa minggu setelah pulang dari rumah sakit, Anda biasanya akan merasakan lelah dan kekurangan energi.

Jika penyebab kelainan Anda ialah obat, dokter mungkin akan meminta Anda untuk menghidari minum obat tersebut selama sisa hidup Anda.

Cara Mencegah Sindrom Stevens-Johnson

Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya sindrom Stevens-Johnson: [4]

  • Pertimbangkan Pengujian Genetik Sebelum Minum Obat Tertentu

Jika Anda keturunan Cina, Asia Tenggara, atau India sebelum memulai pengobatan lakukanlah pengujian genetik untuk menghindari risiko terjadinya sindrom Stevens-Johnson akibat obat-obatan tertentu, seperti obat carbamazepine dan allopurinol.

  • Jika Anda Sudah Memiliki Kondisi Ini, Hindari Obat yang Dapat Menjadi Pemicu.

Jika Anda pernah menderita sindrom Stevens-Johnson sebelumnya  yang disebabkan oleh obat, maka hindarilah obat tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah agar sindrom Stevens-Johnson tidak kambuh kembali.

Jika kambuh kembali biasanya lebih parah daripada sebelumnya dan bisa berakibat fatal. Anggota keluarga Anda juga mungkin harus menghindari obat ini karena beberapa kondisi ini bisa menjadi faktor risiko genetik dalam keluarga Anda.

1. Novita Dwiswara Putri, Hanna Mutiara, Hasudungan Hasudungan, Hendra Tarigan Siberio, Asep Sukohar. Steven-Johnson Syndrom et causa Paracetamol. Jurnal kedokteran Unila tahun; 2016
2. Anonim. Stevens-Johnson Syndrome. unbound medicine; 2018
3. Anonim. Stevens-Johnson Syndrome. NHS United Kingdom; 2018
4. Anonim. Stevens-Johnson Syndrome. mayoclinic; 2020
5. Anonim. Stevens-Johnson Syndrome. Cleveland clinic; 2017

Share