Penyakit & Kelainan

Skiatika: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Data yang tepat mengenai insiden dan prevalensi skiatika masih kurang. Secara umum sekitar 5%-10% pasien yang mengalami nyeri punggung bawah juga menderita skiatika, sedangkan prevalensi nyeri punggung bawah yang dilaporkan berkisar antara 49% hingga 70%. [5]

Prevalensi tahunan skiatika pada populasi umum diperkirakan mencapai sekitar 2,2%. [5]

Di Indonesia sendiri, belum terdapat data yang dapat mengungkapkan secara pasti angka prevalensi skiatika.

Apa itu Skiatika?

Skiatika disebut juga dengan linu panggul yaitu rasa sakit yang disebabkan oleh iritasi saraf linu panggul (saraf skiatik). Rasa sakit ini dapat berupa rasa sakit yang ringan hingga parah. [1, 2, 3]

Saraf skiatik adalah saraf yang bercabang mulai dari punggung bawah melalui pinggul, bokong, dan kaki Anda. Saraf inilah yang mengontrol beberapa otot di kaki bagian bawah dan membuat kulit kaki Anda dapat merasa visit whole sale bud products. [1, 2, 3]

Umumnya gejala ini dialami oleh orang yang berusia 30 hingga 40 tahun. [3]

Fakta Skiatika

Berikut ini beberapa fakta seputar skiatika yang penting untuk Anda ketahui: [1, 2, 3]

  • Saraf skiatik adalah saraf terpanjang dalam tubuh manusia.
  • Penyebab skiatika yang paling umum adalah disk herniasi (pergeseran jaringan).
  • Terapi perilaku kognitif dapat membantu beberapa orang mengelola gejala nyeri pada linu panggul.
  • Skiatika atau linu panggul bukanlah suatu kondisi, melainkan gejala dari masalah lain yang terkait saraf linu panggul.
Tinjauan
Skiatika adalah rasa sakit yang disebabkan oleh iritasi saraf linu panggul, umumnya dialami oleh orang dewasa.

Jenis-jenis Skiatika

Skiatika dibagi ke dalam 4 jenis yaitu: [4]

  • Skiatika akut: merupakan skiatika yang berlangsung selama 4 sampai 8 minggu. Rasa sakit dapat diatasi dengan perawatan dirumah dan biasanya tidak memerlukan perawatan medis.
  • Skiatika kronis: adalah nyeri saraf skiatik persisten yang berlangsung selama lebih dari 8 minggu dan biasanya tidak hilang dengan perawatan diri. Tergantung pada penyebab yang mendasarinya, linu panggul kronis dapat memerlukan perawatan non-bedah atau bedah.
  • Skiatika bergantian: adalah nyeri saraf skiatik yang mempengaruhi kedua kaki secara bergantian. Jenis ini jarang terjadi dan dapat terjadi akibat masalah degeneratif pada sendi sakroiliaka.
  • Skiatika bilateral: adalah nyeri saraf skiatik yang terjadi pada kedua kaki. Jenis ini jarang terjadi dan dapat terjadi karena perubahan degeneratif pada tulang belakang.

Gejala-gejala Skiatika

Gejala utama dari skiatika adalah nyeri yang menjalar dari tulang belakang bagian bawah, melewati bokong, dan turun ke kedua kaki bagian belakang.

Skiatika terjadi akibat adanya kerusakan atau cedera pada saraf skiatik, jadi gejala lain dari kerusakan saraf biasanya juga dapat hadir. Gejala lain ini termasuk: [1, 3]

  • Rasa sakit yang semakin memburuk ketika bergerak.
  • Mati rasa atau kelemahan pada tungkai atau kaki, yang biasanya terasa di sepanjang saraf skiatik.
  • Sensasi seperti ditusuk-tusuk yang terkait kesemutan yang menyakitkan di kaki atau jari kaki.
  • Inkontinensia atau ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil atau besar. Gejala ini merupakan gejala langka cauda equina syndrome (CES).

Penyebab Skiatika

Sebagian besar kasus Skiatikadisebabkan oleh disk herniasi (pergeseran) di tulang belakang. Tulang belakang sendiri terdiri dari tiga bagian: [3]

  • Vertebra.
  • Saraf.
  • Disk.

Disk berasal dari tulang rawan, yang merupakan tulang yang kuat; tulang rawan berperan sebagai bantalan antara setiap tulang belakang dan memungkinkan tulang belakang menjadi fleksibel. Disk hernia terjadi ketika bergesernya tulang belakang yang membuat saraf skiatik terjepit.

Penyebab lain dari skiatika meliputi: [1, 2, 3]

  • Stenosis spinal lumbalis (penyempitan medula spinalis di tulang belakang bagian bawah).
  • Spondylolisthesis (suatu kondisi di mana tulang belakang bergeser dari tempatnya sehingga menjepit saraf yang membentuk saraf skiatik).
  • Tumor dalam tulang belakang (tumor yang dapat menekan akar saraf skiatik)
  • Infeksi.
  • Cedera di tulang belakang.
  • Sindrom cauda equina (kelainan langka namun serius yang mempengaruhi saraf di bagian bawah sumsum tulang belakang).

Apa Saja Faktor- faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Seseorang Terkena Skiatika?

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda menderita skiatika atau linu panggul diantaranya adalah: [1, 3]

  • Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin banyak bagian tubuh yang mengalami perubahan termasuk pada tulang belakang. Orang yang berusia 30-an dan 40-an diketahui memiliki risiko lebih tinggi menderita skiatika
  • Kegemukan. Kelebihan berat badan dapat berkontribusi pada perubahan tulang belakang yang memicu skiatika.
  • Kerja berat. Pekerjaan yang mengharuskan Anda membawa benda berat, atau mengendarai kendaraan bermotor dalam waktu lama akan membuat Anda berisiko mengalami skiatika, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan kebenarannya.
  • Duduk dalam waktu lama. Duduk dalam waktu yang lama dan tidak aktif secara fisik cenderung lebih mungkin mengalami skiatika atau  linu panggul daripada mereka yang aktif.
  • Diabetes. Kondisi ini mempengaruhi cara tubuh Anda dalam memanfaatkan  gula darah, sehingga meningkatkan risiko kerusakan saraf.

Kapan Anda Harus Menghubungi Dokter Anda?

Pada kasus skiatika yang ringan, biasanya bisa hilang dalam beberapa waktu dengan perawatan diri di rumah. Namun, apabila setelah perawatan diri gejala tidak juga kunjung membaik atau jika rasa sakit Anda bertahan hingga lebih dari satu minggu, atau semakin parah, maka segeralah cari pertolongan darurat medis. Anda harus mendapatkan  perawatan medis darurat  jika Anda mengalami gejala-gejala sebagai berikut: [1, 2]

  • Secara tiba-tiba mengalami rasa sakit  yang parah di punggung atau kaki dan mati rasa atau kelemahan otot di kaki Anda.
  • Rasa sakit muncul setelah cedera parah atau kecelakaan.
  • Kesulitan mengontrol buang air kecil atau buang air besar.

Komplikasi Skiatika

Meski sebagian besar penderita skiatika atau linu panggul dapat pulih sepenuhnya, bahkan tanpa pengobatan. Skiatika ternyata berpotensi menyebabkan kerusakan saraf permanen. Carilah pertolongan medis darurat jika Anda mengalami: [1]

  • Mati rasa di kaki yang sakit.
  • Kelemahan otot pada kaki yang terkena.
  • Tidak dapat menahan buang air kecil atau besar.

Diagnosis Skiatika

Gejala skiatika dapat bervariasi pada setiap orang dan tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Untuk mendiagnosis skiatika, dokter Anda terlebih dahulu akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Anda seperti gejala, riwayat medis lengkap dan lain-lain. [1, 2]

Langkah selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang mencakup menguji kekuatan otot dan refleks Anda. Dokter Anda kemungkinan akan meminta Anda melakukan latihan peregangan dan gerakan tertentu untuk menentukan aktivitas mana yang lebih banyak menyebabkan rasa sakit. [1, 2]

  • Tes Pencintraan

Tes pencitraan diperlukan dalam diagnosis skiatika untuk memungkinkan dokter Anda melihat gambaran tulang belakang Anda, sehingga membantu mereka menentukan penyebab skiatika. [1, 2]

  • Sinar X: tes ini dapat mengungkapkan pertumbuhan berlebih dari tulang (bone spur) yang mengakibatkan tekanan pada saraf.
  • MRI: tes ini menggunakan magnet dan gelombang radio untuk memberikan gambaran detail tulang belakang Anda.
  • CT scan: tes ini menggunakan radiasi untuk membuat gambar detail tubuh Anda. Dokter juga kemungkinan perlu melakukan CT myelogram. Pada tes tersebut, dokter akan menyuntikkan pewarna khusus ke tulang belakang Anda untuk membantu menghasilkan gambar yang lebih jelas dari saraf tulang belakang dan saraf Anda.
  • Elektromiografi (EMG): tes ini memeriksa impuls saraf dan respons otot Anda. Tes ini dapat mengkonfirmasi kompresi saraf yang disebabkan oleh herniasi atau penyempitan pada kanal tulang belakang Anda (spinal stenosis).

Apa Saja Kemungkinan Pertanyaan yang Akan Dokter Ajukan Kepada Anda? [1]

  • Apakah kaki Anda mengalami mati rasa?
  • Apakah posisi atau aktivitas tubuh tertentu membuat rasa sakit Anda menjadi  lebih baik atau lebih buruk?
  • Seberapa jauh rasa sakit Anda membatasi aktivitas Anda?
  • Apakah Anda melakukan pekerjaan fisik yang berat?
  • Apakah Anda berolahraga secara teratur? Jika ya, dengan jenis olahraga apa?
  • Perawatan atau tindakan perawatan diri apa yang telah Anda coba? Apakah ada yang membantu?

Pengobatan Skiatika

Beberapa perawatan yang umum dilakukan untuk mengatasi nyeri skiatika yaitu: [2]

  • Kompres Dingin

Anda dapat menggunakan es atau sayuran beku sebagai kompres. Bungkus kompres es atau sayuran beku dengan handuk dan oleskan ke daerah yang terkena selama 20 menit per hari, lakukan kompres beberapa kali per hari, selama beberapa hari pertama rasa sakit terjadi. Cara ini akan membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. [2]

  • Kompres Panas

Anda juga dapat menggunakan air hangat sebagai kompres. Sebelum menggunakan kompres panas disarankan menggunakan kompres es dulu selama beberapa hari pertama untuk mengurangi pembengkakan. Setelah dua atau tiga hari, barulah gunakan kompres panas. Jika Anda terus merasakan sakit, cobalah bergantian antara kompres es dan panas. [2]

  • Peregangan

Perenggangan pada punggung bawah dengan lembut juga bisa membantu mengatasi skiatika. [2]

  • Obat Bebas

Obat-obatan yang dijual bebas, seperti aspirin dan ibuprofen, juga dapat membantu mengatasi rasa sakit, peradangan, dan pembengkakan akibat skiatika. Jangan gunakan aspirin secara berlebihan, karena dapat menyebabkan komplikasi, seperti pendarahan lambung dan bisul. [2]

  • Latihan Rutin

Semakin Anda aktif, semakin banyak endorfin yang dikeluarkan tubuh Anda. Endorfin adalah penghilang rasa sakit yang dibuat oleh tubuh Anda. Tetap berpegang pada kegiatan berdampak rendah pada awalnya, seperti berenang dan bersepeda statis. [2]

Ketika rasa sakit Anda berkurang dan daya tahan Anda meningkat, buatlah latihan yang mencakup aerobik, stabilitas inti, dan latihan kekuatan. Regimen dengan komponen ini dapat mengurangi risiko masalah punggung di masa depan. [2]

  • Terapi Fisik

Latihan dalam terapi fisik dapat membantu memperbaiki postur tubuh Anda dan memperkuat otot punggung Anda. [2]

  • Obat Resep

Dokter Anda dapat meresepkan obat pereda nyeri, atau antidepresan. [2]

  • Obat Steroid Epidural

Obat kortikosteroid disuntikkan ke daerah yang disebut ruang epidural, yang merupakan kanal yang mengelilingi sumsum tulang belakang Anda. Suntikan ini diberikan secara terbatas karena dapat menimbulkan efek samping. [2]

  • Operasi

Pembedahan biasanya diperlukan jika skiatika menyebabkan rasa sakit yang parah atau Anda tidak dapat menahan buang air kecil dan besar. [2]

  • Perawatan Alternatif

Pengobatan alternatif yang bisa Anda lakukan untuk mengobati skiatika adalah sebagai berikut: [2]

  1. Akupuntur: pengobatan yang dilakukan dengan memasukkan jarum yang disterilkan pada titik-titik tertentu untuk mempengaruhi aliran energi dalam tubuh Anda.
  2. Terapi pijat: pengobatan dengan menerapkan gerakan, tekanan, ketegangan, atau getaran ke tubuh Anda untuk menghilangkan tekanan dan rasa sakit.

Cara Mencegah Skiatika

Langkah-langkah berikut dapat membantu Anda mencegah skiatika atau mencegahnya muncul kembali: [2]

  • Berolahraga secara teratur. Untuk mempertahankan punggung yang sehat Anda dapat melakukan kegiatan olahraga yang dapat memperkuat otot punggung dan perut atau otot inti.
  • Jaga postur tubuh yang baik saat duduk. Pilihlah kursi yang dapat menyangga punggung Anda dengan baik, letakkan kaki Anda di lantai saat duduk, dan gunakan sandaran lengan Anda.
  • Berhati-hati saat bergerak. Angkat benda berat dengan cara yang benar, dengan menekuk lutut dan menjaga punggung tetap lurus.

1. Anonim. Sciatica. mayo clinic; 2020
2. William Morrison, M.D. Shannon Johnson. Everything You Need to Know About Sciatica. HealthLine ; 2012
3. Justin Choi, M.D. Caroline Gillott. Sciatica: What you need to know. medical news today; 2017
4. Stephen Hochschuler, MD. Sciatica Symptoms. spine-health; 2019
5. B W Koes, M W van Tulder,W C Peul. Diagnosis and treatment of sciatica. BMJ Publishing Group; 2007

Share