Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Stabilisator sel mast adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengontrol penyakit alergi. Obat ini bekerja dengan mencegah sel mast untuk mengalami degranulasi dan melepaskan histamin, yang berperan
Pembengkakan pada bagian dalam hidung disebut dengan rinitis alergi atau hay fever. Ini merupakan reaksi alergi terhadap udara. Penyebab reaksi alergi dapat berupa apapun, contohnya alergi terhadap gulma, rumput, pohon jamur juga dapat menyebabkan rinitis alergi musiman[1].
Penyebab lainnya bisa dari tungau debu yang ada di dalam ruangan, kecoa, bulu hewan peliharaan, juga jamur dapat menyebabkan rinitis alergi. Adapun tanda juga gejala yang dapat muncul yaitu bersin, pilek, hidung tersumbat, gatal pada hidung mata dan mulut, mata yang merah dan berair, lelah, lesu, batuk, dan lingkaran hitam pada mata bagian bawah[1].
Daftar isi
Stabilisator sel tiang merupakan sekelompok obat yang berfungsi untuk mencegah pelepasan histamin dan mediator kimia kuat lainnya dari sel tiang. Sel darah putih yang merupakan bagian sistem kekebalan dan berperan memainkan kunci dalam respons tubuh terhadap antigen disebut dengan sel mast atau sel tiang[2].
Sel mast atau sel tiang akan terlibat dalam rinitis alergi, asma, anafilaksis, konjungtivitis alergi, eksim, penyakit autoimun, gatal juga dengan gangguan reproduksi. Stabilisator sel tiang yang terdiri dari cromolyn dan nedocromil akan bekerja dengan membuat saluran kalsium yang penting untuk degranulasi sel mast menjadi terblokir. Hal ini dikarenakan terjadinya pelepasan pada butiran sekretori yang mengandung mediator kimia, setelah antigen tertentu terpapar[2].
Stabilisator sel mast digunakan dalam[3]:
Adapun penyakit yang dapat di atasi dengan stabilisator sel tiang, meliputi[2]:
Penyakit paru-paru jangka panjang disebut dengan asma. Asma membuat saluran udara menjadi meradang juga menyempit sehingga akan sulit bernapas. Kesulitan dalam berbicara atau aktif juga dapat disebabkan karena penyakit asma yang parah[5].
Peradangan yang terjadi pada saluran bronkial, juga dengan sekresi lengket yang ekstra di dalam tabung merupakan tanda dari asma. Gejala akan muncul ketika saluran udara mengencang, meradang dan juga ketika berisi lendir[5].
Penyakit radang usus merupakan penyakit untuk dua kondisi yaitu untuk penyakit crohn dan kolitis ulserativa. Penyakit ini akan membuat saluran gastrointestinal mengalami peradangan kronis. Hal ini akan membuat kerusakan pada saluran gastrointestinal[6].
Tanda juga gejala yang umum dari penyakit radang usus ini adalah diare persisten, sakit perut, kelelahan, pendarahan rektal atau tinja yang berdarah, serta penurunan berat badan. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti, namun dengan sistem kekebalan yang mengalami kerusakan adalah penyebabnya. Sistem kekebalan yang rusak, tidak berfungsi dengan baik dalam menyerang organisme asing, seperti virus dan bakteri, untuk melindungi tubuh[6].
Mastositosis Sistemik merupakan penyakit dengan kondisi terlalu banyak sel mast yang tidak normal, yaitu sejenis sel darah putih yang menumpuk pada kulit juga organ. Adapun gejalanya yaitu kulit yang gatal, sakit perut, detak jantung yang cepat, pusing dan masalah lainnya[7].
Sel mast merupakan salah satu dari sistem kekebalan, membantu dalam melawan penyakit serta menyembuhkan luka. Sel mast yang ekstra dapat berkumpul di berbagai bagian tubuh, misalkan pada kulit, sumsum tulang, tulang dan saluran pernapasan dengan mastositosis sistemik[7].
Stabilisator sel tiang yang terdiri dari cromolyn dan nedocromil akan bekerja dengan membuat saluran kalsium yang penting untuk degranulasi sel mast menjadi terblokir. Hal ini dikarenakan terjadinya pelepasan pada butiran sekretori yang mengandung mediator kimia, setelah antigen tertentu terpapar[2].
Cromolyn sodium merupakan obat untuk menstabilkan sel mast, yang mencegah pelepasan mediator inflamasi selanjutnya, seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan gejala alergi dan bronkokonstriksi. Obat ini akan membuat degranulasi sel mast terhambat, yang akan terlibat dalam anafilaksis setelah terpapar alergen reaktif[8].
Cromolyn sodium berbeda dengan obat antihistamin yang mengurangi aksi histamin, juga tidak seperti kortikosteroid yang menghambat respon terlambat dari reaksi asma yang diinduksi antigen. Cromolyn sodium akan bekerja dengan menghambat reaksi langsung dan akhir[8].
Cromolyn sodium memiliki ketersediaan hayati kisaran 0,5 hingga 2% dengan paruh waktu 80 hingga 90 menit. Dengan buruk obat ini diserap melalui larutan oral yang membutuhkan waktu kira-kira 2 sampai 6 minggu dalam onset kerjanya[8].
Pengaruh obat ini terhadap sel mast akan berlangsung kurang lebih selama 6 jam. Pengeluaran obat ini melalui feses kisaran 98% dan sisanya akan dikeluarkan dalam urin[8].
Stabilisator sel tiang tersedia dalam bentuk larutan oral dan sediaan inhalasi. Jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan ada yang dihentikan. Contoh stabilisator sel tiang dengan resep dokter dan dihentikan termasuk[2]:
Cromolyn merupakan obat yang telah mendapatkan persetujuan dari FDA dalam profilaksis asma bronkial ringan hingga sedang juga untuk pengobatan tambahan dalam rinitis alergi dan penyakit sel mast sistemik. Obat ini tidak memiliki efek bronkodilator langsung, oleh karena itu tidak dapat mengobati serangan asma akut[8].
Nedocromil merupakan asam dikarboksilat dan senyawa heterotricyclic organik. Berperan sebagai obat antiinflamasi non steroid, obat anti asma dan agen anti alergi. Nedocromil adalah obat untuk menstabilkan sel mast. Efek fisiologisnya melalui penurunan pelepasan terhadap histamin[9].
Stabilisator sel tiang dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari stabilisator sel tiang termasuk[4]:
Apabila memiliki alergi dengan sodium cromolyn, sebaiknya jangan menggunakan obat ini. Dan juga bila memiliki penyakit ginjal atau penyakit hati, beritahu dokter untuk memastikan apakah obat ini aman bila digunakan[4].
Katakan dengan dokter bila sedang hamil atau menyusui. Belum diketahui apakah sodium cromolyn membahayakan bayi yang belum lahir dan juga bayi yang sedang menyusui. Bagi anak usia dibawah 2 tahun, tidak diperbolehkan menggunakan sodium cromolyn[4].
Efek samping tambahan dengan larutan inhalasi telah dilaporkan denagn iritasi pada tenggorokan dan suara yang serak, batuk, esofagitis, edema pada laring dan juga faring, mengantuk, pusing dan iritasi pada bronkial[8].
Rasa terbakar sementara terhadap mata, mata kering, bengkak, iritasi, gatal, ruam dan bintit adalah kolerasi dari solusi oftalmik[8].
1) Anonim. Drugs.com. Allergic Rhinitis. 2021
2) Anonim. Drugs.com. Mast cell stabilizers. 2021
3) Anonim. Drugbank.com. Mast Cell Stabilizers. 2021
4) Cerner Multum. Drugs.com. Cromolyn sodium. 2020
5) Anonim. WebMD.com. Asthma. 2019
6) Anonim. CDC.gov. What is inflammatory bowel disease (IBD)?. 2018
7) Anonim. WebMD.com. Systemic Mastocytosis. 2021
8) Anonim. ncbi.nlm.nih.gov. Cromolyn Sodium. 2021
9) Anonim. PubChem.ncbi.nlm.nih.gov. Nedocromil. 2021