Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Taeniasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing pita yaitu Taenia saginata, Taenia solium, dan Taenia asiatica. Manusia dapat terinfeksi dengan cacing ini dengan memakan daging sapi atau babi
Daftar isi
Taeniasis adalah infeksi saluran pencernaan pada manusia yang disebabkan oleh parasit berbentuk cacing. Parasit berbentuk cacing yang menyebabkan taeniasis pada manusia biasanya merupakan jenis cacing pita. [1]
Cacing pita yang menginfeksi manusia ini merupakan jenis cacing pita yang ditemukan pada babi dan sapi. Biasanya, manusia yang terkena taeniasis sebelumnya sudah pernah memakan daging sapi atau babi yang kurang matang. [1]
Jenis cacing pita yang ada pada daging sapi berspesies Taenia saginata. Sementara itu, cacing pita yang ada pada babi berspesies Taenia solium dan Taenia asiatica. Infeksi cacing pita spesies Taenia solium bahkan bisa menyebebkan sistiserkosis yang menyebabkan kejang-kejang. [2]
Selain karena sering memakan daging sapi atau babi yang mentah dan kurang matang, taeniasis rupanya juga bisa terjadi pada lingkungan yang memiliki sanitasi buruk. Apalagi, lingkungan yang berada di dekat peternakan sapi atau babi. [1]
Kotoran hewan yang terinfeksi cacing pita mungkin bisa mengkontaminasi air dan membuat air yang dikonsumsi manusia mengandung telur cacing pita yang bisa menetas di dalam tubuh manusia, khusunya usus. [1]
Ada beberapa fakta yang perlu Anda tahu mengenai taeniasis. Apa saja itu? Berikut fakta-faktanya: [1, 4, 5]
Taeniasis paling umum disebabkan oleh konsumsi yang tidak tepat terhadap daging sapi dan daging babi. Daging sapi dan babi yang dikonsumsi dalam keadaan mentah atau kurang matang bisa menjadi penyebab utama taeniasis pada manusia. [3]
Biasanya, pada daging sapi dan babi yang kurang matang atau mentah tersebut terdapat telur atau larva cacing pita. Telur atau larva cacing pita ini nantinya akan masuk ke dalam usus manusia setelah memakan daging sapi dan babi yang mentah atau kurang matang tadi. [3]
Di dalam usus manusia itulah, telur atau larva cacing pita akan tumbuh. Cacing pita yang sudah berhasil hidup di dalam usus manusia bisa tumbuh mencapai panjang 12 kaki atau 3,658 meter. Bahkan, cacing pita bisa hidup bertahun-tahun di dalam usus manusia tanpa terdeteksi. [1, 3]
Hal itu dikarenakan manusia tidak akan merasakan gejala yang benar-benar jelas kalau dirinya telah terinfeksi cacing pita. Cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang masing-masing segmennya dapat menghasilkan telur. [1, 5]
Saat telur cacing pita sudah matang, telut-telur tersebut akan keluar bersama dengan tinja manusia. Tinja manusia yang sudah terinfeksi telur cacing pita bisa mencemari perairan atau wilayah tertentu. Dalam kondisi inilah, perairan yang kotor dan wilayah kumuh bisa menjadi penyebab taeniasis. [5]
Taeniasis juga lebih berisiko pada para penderita penyakit yang menyebabkan imunitas mereka turun, seperti penderita HIV/AIDS, pasien pascatransplantasi organ, diabetes, dan pasien kemoterapi. Oleh karena itu, orang yang berisiko tinggi taeniasis harus dijauhkan dari daging mentah dan sanitasi buruk. [1]
Penderita taeniasis biasanya tidak memiliki gejala yang benar-benar jelas terjadi atau muncul. Biasanya, ada beberapa gejala yang bisa muncul kalau seorang penderita taeniasis sudah terinfeksi cukup lama, yaitu: [1, 5]
Akan tetapi, berbagai gejala di atas lebih sering muncul pada penderita yang telah terinfeksi cacing pita sapi atau Taenia saginata. Sementara itu, penderita yang terinfeksi cacing pita babi, baik Taenia solium atau Taenia asiatica jarang mengalami gejala-gejala di atas. [5]
Hal tersebut dikarenakan ukurang cacing pita sapi lebih besar, yakni sekitar 10 meter. Sementara cacing pita babi maksimal hanya mencapai 3 meter. [5]
Namun, cacing pita babi jenis Taenia solium mampu menyebabkan penyakit yang lebih berbahaya dengan munculnya gejala sistiserkosis, yakni kondisi kejang-kejang dan bisa mengakibatkan kerusakan otot atau mata. Sementara pada cacing pita jenis Taenia saginata tidak menyebabkan sistiserkosis. [4]
Selain beberapa gejala di atas, seseorang bisa mengetahui kalau dirinya terkena cacing pita adalah dengan munculnya gejala iritasi pada anus yang diakibatkan keluarnya telur dan segmen cacing pita. [1]
Bahkan, ada beberapa penderita yang mungkin sadar dan melihat secara langsung keberadaan telur dan segmen cacing pita yang keluar bersama tinja ketika buang air besar. [1, 5]
Ada beberapa komplikasi yang bisa disebabkan oleh taeniasis dalam kasus yang jarang terjadi. Yang pertama adalah adanya kondisi usus terhalangi oleh cacing pita. Ukuran cacing pita yang semakin besar dari waktu ke waktu mampu menyumbat saluran pencernaan penderita. [3]
Oleh karena itu, jika sudah terjadi komplikasi demikian, biasanya pihak medis akan melakukan operasi untuk mengangkat cacing pita yang ada di dalam saluran pencernaan penderita. Namun, kondisi tersebut jarang terjadi. [3]
Selain itu, taeniasis juga bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain. Akan tetapi, kondisi ini hanya bisa terjadi pada kasus cacing pita babi (Taenia solium). Cacing pita babi yang sudah masuk ke dalam tubuh penderita bisa menyebar ke jantung, mata, bahkan otak. [3, 4]
Kondisi tersebut disebut dengan sistiserkosis. Sistiserkosis mampu menyebabkan masalah kesehatan lain, seperti kejang dan juga infeksi atau kerusakan pada sistem saraf penderita. [3, 4]
Diagnosis yang dilakukan oleh dokter atau tenaga medis bisa menggunakan beberapa cara. Pertama, dokter akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan penderita dan memastikan kalau memang penderita merasakan gejala-gejala taeniasis. [1]
Kedua, dokter juga bisa melakukan cek darah dengan hitung darah lengkap (CBC) untuk mengetahui kondisi kesehatan penderita secara menyeluruh. Ketiga, dokter akan menggunakan pemeriksaan tinja atau feses untuk mengetahui adanya telur atau segmen cacing pita di dalamnya. [1, 6]
Khusus untuk pemeriksaan feses, sampel feses yang akan diperiksa harus diambil pada tiga hari yang berbeda. Kemudian, dokter akan memeriksa feses penderita di laboratorium menggunakan mikroskop untuk mengetahui keberadaan telur dan segmen cacing pita. [6]
Penderita juga harus mengetahui kalau dirinya telah mengalami gejala-gejala taeniasis. Selain itu, penderita yang sudah merasakan gejala taeniasis sebisa mungkin mengecek apakah di dalam tinjanya terdapat telur atau segmen dari cacing pita. [6]
Jika dokter telah melakukan diagnosis secara akurat, penderita biasanya akan diberikan obat oral untuk dikonsumsi. Obat untuk mengatasi taeniasis biasanya adalah praziquantel dan albendazole. [1]
Obat yang diberikan dokter tersebut bersifat antihelmintik, yakni membunuh cacing parasit beserta telurnya. Nantinya, cacing parasit yang mati akan keluar bersama dengan tinja dalam bentuk segmen-segmen. [1]
Selain itu, kedua obat tersebut biasanya diberikan dokter dalam bentuk dosis tunggal. Penderita juga perlu mengonsumsi obat tersebut selama beberapa minggu hingga cacing pita, larva, dan telur yang ada dalam saluran pencernaan sudah benar-benar mati. [1]
Ketika mengonsumsi kedua obat tersebut, penderita biasanya akan mengalami efek samping berupa pusing dan sakit perut. [1]
Ada beberapa cara pencegahan yang bisa Anda lakukan untuk menghindarkan diri sendiri dan keluarga Anda dari infeksi cacing pita. Berikut cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi taeniasis: [1, 3, 5]
Anda bisa menggunakan termometer masak yang ditancapkan pada daging sapi atau babi yang hendak Anda masak. Pastikan Anda memasak daging sapi atau babi pada suhu 63 oC untuk daging yang masih utuh.
Jangan lupa, tancapkan termometer pada bagian daging yang memiliki lapisan paling tebal. Suhu yang diukur adalah suhu internal daging. Selain itu, diamkan daging terlebih dulu selama tiga menit dalam suhu 63 oC setelah dikeluarkan dari dalam panggangan atau penggorengan.
Hal itu bertujuan untuk memastikan seluruh patogen yang ada di dalam daging sapi atau babi olahan Anda benar-benar mati.
Sementara itu, untuk daging giling, Anda harus memasaknya hingga suhu internal daging mencapai suhu 71 oC. Hanya saja, untuk daging giling tidak perlu didiamkan terlebih dahulu, sehingga bisa langsung dikonsumsi.
Anda juga perlu selalu mencuci tangan menggunakan sabun sampai benar-benar bersih setelah bepergian dari tempat kotor atau dari kamar mandi. Hal itu bertujuan untuk mencegah penyebaran telur cacing pita yang bisa menempel pada benda-benda yang Anda pegang.
Anda juga bisa membawa minuman kemasan, jika Anda bepergian ke daerah yang kekurangan air bersih. Hal itu bertujuan untuk mencegah larva dan telur cacing pita masuk ke dalam tubuh Anda.
1. Darla Burke, Jill Seladi-Schulman, Ph.D.. Taeniasis. Healthline; 2018.
2. Anonim. Parasites-Taeniasis. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.
3. Mayo Clinic Staff. Tapeworm Infection. Mayo Clinic; 2020.
4. Anonim. Taeniasis/Cysticercosis. World Health Organization; 2020.
5. Anonim. Taeniasis FAQs. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.
6. Anonim. Parasites-Taeniasis: Diagnosis. Centers for Disease Control and Prevention; 2020.