Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Tetanus adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri clostridium tetani. Penyakit ini umumnya menyerang syaraf penderitanya, sehingga keluhan yang ada lebih pada gejala syaraf misalnya kejang
Ketika Anda tidak sengaja menginjak paku berkarat atau terluka ketika sedang membereskan barang bekas, biasanya orang lain akan segera meminta Anda untuk membersihkan luka tersebut sebelum terkena tetanus.
Apa sebenarnya tetanus dan seberapa bahaya penyakit ini?
Daftar isi
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang menyerang sistem syaraf penderitanya. Bakteri penyebab tetanus bisa masuk melalui luka yang terkontaminasi. [1, 4]
Bakteri tetanus umumnya ada di tanah dan kotoran hewan ternak, namun bisa juga ada dimana-mana seperti genangan air kotor atau permukaan berdebu. Bakteri ini seringkali tahan hidup di lingkungan dengan kondisi yang ekstrem, termasuk yang sangat panas. [3]
Seseorang bisa terinfeksi tetanus bila bakteri masuk ke aliran darah melalui luka. Spora bakteri kemudian akan menyebar ke susunan syaraf pusat dan menghasilkan racun yang disebut tetanospasmin. Racun ini akan menghalangi sinyal syaraf dari tulang belakang ke otot, sehingga menyebabkan kejang otot yang parah. [1, 2, 3, 4]
Infeksi tetanus bisa terjadi akibat:
Pada kasus yang jarang, tetanus juga bisa diakibatkan oleh:
Racun dari bakteri tetanus bisa menyebabkan kejang otot yang parah dan kram hingga akhirnya mengunci rahang penderita, membuatnya sulit untuk membuka mulut atau menelan. Pada kasus yang parah atau tidak diobati, infeksi tetanus bisa menyebabkan kematian akibat kesulitan bernafas karena bakteri menyerang otot pernafasan. [1, 2, 3, 4]
Tetanus adalah kondisi darurat yang harus segera ditangani di rumah sakit. Kabar baiknya, tetanus bukanlah penyakit menular dan bisa dicegah melalui pemberian vaksin. Namun, vaksin tetanus tidak berlaku seumur hidup, pemberian ulang harus dilakukan setiap 10 tahun untuk memastikan imunitas terhadap bakteri tetanus tetap tinggi. [1, 3]
Tetanus menyerang syaraf yang bertugas mengendalikan otot. Gejala awal infeksi tetanus adalah sakit kepala, diikuti oleh: [1, 2, 3, 4]
Gejala-gejala ini biasanya mulai muncul di hari kedelapan setelah terjadi infeksi, namun bisa juga antara tiga hari hingga tiga minggu. Infeksi yang terjadi lebih awal setelah terpapar bakter biasanya akan lebih parah. [1, 3]
Masalah kesehatan yang serius bisa terjadi akibat tetanus, termasuk: [2, 3]
Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk tetanus. Dokter akan mendiagnosa penyakit ini berdasarkan gejala yang dialami pasien, riwayat terjadinya luka dan imunisasi yang pernah dilakukan. [4]
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik seperti ketegangan otot dan kejang yang menyebabkan nyeri. Jika dibutuhkan, tes laboratorium akan dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya penyakit yang gejalanya serupa, seperti meningitis atau rabies. [3]
Pasien yang tidak pernah mendapatkan imunisasi tetanus, atau sudah lewat masa pengulangannya, memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi, dan ini juga bisa menjadi dasar diagnosis oleh dokter. [3, 4]
Pengobatan untuk infeksi tetanus tergantung dari seberapa parah gejala yang dialami pasien. Tetanus biasanya diobati menggunakan serangkaian terapi dan obat-obatan, seperti: [2, 3, 4]
Pada beberapa kasus, prosedur pembedahan yang disebut debridement juga mungkin diperlukan untuk mengambil jaringan yang terinfeksi atau telah mati. Jika pasien mengalami kesulitan menelan dan bernafas, maka akan dipasangi selang pernafasan atau ventilator (mesin yang membantu keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru). [2, 3, 4]
Begitu kondisi pasien sudah membaik, dokter akan memberikan jadwal suntik untuk mengembalikan imunitas terhadap tetanus. Hal ini perlu dilakukan karena orang tidak menjadi kebal terhadap bakteri tetanus meskipun telah mengalami infeksi. [4]
Vaksinasi adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya tetanus. Kebanyakan anak-anak sudah mendapatkan vaksin kombinasi yang disebut DPT (difteri-pertusis-tetanus) sebagai pencegahan. [1, 2, 3]
Ketika berusia 11 atau 12, disarankan untuk kembali mengulang vaksinasi ini untuk menjaga ketahanan tubuh terhadap bakteri tetanus. [1, 3]
Selain itu, perawatan luka yang baik dan benar juga penting untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus. Dokter juga bisa menggunakan obat untuk mencegah terjadinya tetanus pada kasus-kasus dimana seseorang terluka cukup parah dan belum pernah mendapatkan vaksin tetanus. [2, 3]
Perawatan luka yang baik termasuk: [2]
1) NFID Team. National Foundation for Infectious Diseases. Tetanus (Lockjaw)
2) National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Division of Bacterial Diseases. 2019. Centers for Diseases Control and Prevention. Tetanus
3) Gretchen Holm, Deborah Weatherspoon, Ph.D., MSN, RN, CRNA. 2017. Health Line. Tetanus (Lockjaw)
4) Harvard Medical School. 2018. Harvard Health Publishing. Tetanus