Daftar isi
Toksoplasmosis adalah infeksi yang diakibatkan oleh parasit bersel tunggal yang bernama Toxoplasma gondii. Gejala yang timbul umumnya seperti penyakit flu (pegal-pegal, demam, dan kelelahan). Wanita hamil dan ODHA lebih rentan terjangkit. Penyakit ini bisa mengganggu performa otak, mata, dan organ lain [1, 5, 6, 7, 8, 10].
Berikut adalah beberapa fakta mengenai toksoplasmosis yang perlu Anda tahu: [4, 5, 9, 13]
Orang biasa umumnya tidak mengalami gejala tertentu ketika terjangkit parasit Toksoplasma. Hal ini disebabkan sistem kekebalan tubuh menciptakan pertahanan agar parasit ini tidak melancarkan aksinya [1].
Bahkan ketika munculnya, gejalanya hampir menyerupai flu, misalnya [1, 5]:
Gejala di atas bisa berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan kemudian hilang. Walau begitu, ada kemungkinan penyakit datang lagi jika kekebalan tubuh mantan penderita kembali menurun [1].
Orang dengan sistem imun yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, memiliki resiko besar untuk mengalami gejala yang lebih parah. Gejala tersebut di antaranya [1, 5]:
Toksoplasma juga bisa berdampak pada penglihatan. Komplikasi tersebut dinamakan toksoplasmosis okular. Berikut adalah beberapa gejalanya [1, 5].
Ibu hamil yang terjangkit parasit Toksoplasma beresiko tinggi menularkan penyakit ke calon bayinya. Ini akan berdampak pada kematian janin ataupun kecacatan bayi. Berikut adalah gejala bayi yang lahir dengan membawa penyakit [5].
Toksoplasmosis adalah penyakit parasit yang paling umum menjangkiti hewan berdarah panas dan manusia. Inang utama parasit Toksoplasma adalah keluarga Felidae, misalnya kucing kampung [1].
Walau begitu, transmisi penyakit tidak hanya berasal dari kucing saja, Hospes perantara seperti binatang ternak dan manusia juga bisa menjadi penyebar Toksoplasmosis [11].
Di bawah ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terserang Toksoplasmosis [6].
Misalnya saja Anda membersihkan kotak kotoran kucing yang terjangkiti atau menyentuh mulut setelah memegang pasir yang di sana ada tinja kucing terinfeksi. Jangan biarkan kucing Anda mengonsumsi daging mentah karena resiko terkena penyakit akan makin besar.
Daging babi, kambing, dan menjangan adalah beberapa bahan makanan yang paling mungkin terinfeksi parasit ini. Produk susu yang tidak dipasteurisasi juga bisa membawa penyakit. Sehingga pemasakan yang betul-betul matang sangat dianjurkan.
Sebaiknya cuci bersih setiap peralatan dapur yang berkontak langsung dengan daging mentah untuk menghindari kemungkinan kontaminasi parasit.
Kulit buah punya kemungkinan membawa parasit ini, sehingga langkah yang paling aman adalah dengan mencucinya hingga bersih lalu mengupas kulitnya.
Ini adalah hal yang langka tapi sangat mungkin untuk terjadi. Ketika seseorang terinfeksi, parasit akan memengaruhi hampir semua bagian tubuh, termasuk otak dan jantung.
Ketika tubuh Anda sehat, sistem imun akan memastikan parasit tetap terkendali. Mereka akan menonaktifkan parasit dan membiarkannya tetap di dalam tubuh. Hal ini malah bisa menjadi pertahananmu agar parasit yang sama tidak menyerang di kemudian hari.
Namun, jika sistem imun Anda melemah, parasit itu akan kembali aktif dan bisa berdampak pada komplikasi yang serius.
Diagnosis penyakit ini umumnya dibuat dengan melakukan pengujian serologi, di mana mereka menganalisis plasma darah mengenai keberadaan serum antibodi yang biasanya dikeluarkan tubuh jika terinfeksi parasit ini [3].
Tes ini menggunakan ukuran immunoglobulin G (IgG) untuk membantu memastikan apakah seseorang terinfeksi Toksoplasmosis atau tidak [1].
Wanita hamil yang memperlihatkan gejala atau khawatir jika ia mengidap toksoplasmosis disarankan untuk melakukan tes ini. Begitu pula dengan bayi serta penderita HIV/AIDS dan gangguan imun lainnya [3].
Kebanyakan orang yang sistem imunnya normal dan tidak hamil akan sembuh dari toksoplasma dengan sendirinya, kecuali jika penyakitnya cukup parah [1, 2].
Jika mata Anda terkena dampak, dokter biasanya akan memberikan obat pyrimethamine yang dicampur dengan sulfadiazine atau clindamycin; plus folinic acid untuk menghindari efek samping [2, 12].
Orang dengan gangguan sistem imun perlu diobati hingga kondisinya mengalami peningkatan. Sedangkan untuk pasien AIDS, ada kemungkinan mereka melanjutkan pengobatan seumur hidup, kecuali alasan tertentu [1].
Untuk golongan ini, pengobatan bisa diselesaikan walau parasit tidak tereliminasi sepenuhnya. Ini dikarenakan parasit akan berada dalam fase nonaktif dan lokasi cukup sulit untuk dieliminasi secara total [1].
Untuk bayi yang baru lahir, setidaknya ditangani selama satu tahun dengan kombinasi terapi. Dan bagi wanita hamil, perhatikan jenis dan waktu pengobatan untuk mengurangi kemungkinan cacat lahir [2].
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda lakukan agar terhindar dari penyakit Toksoplasmosis [1, 4].
1. Anonim. Parasites: Toxoplasmosis (Toxoplasma Infection). Centers for Disease Control and Prevention; 2018.
2. Anonim. Toxoplasmosis. Harvard Health Publishing; 2019.
3. Corrina Underwood & Steve Kim. Toxoplasma Test. Healthline; 2018.
4. Nicholas C. Smith, Cibelly Goulart, Jenni A. Hayward, Andreas Kupz, Catherine M. Miller, & Giel G. van Dooren. Control of human toxoplasmosis. International Journal for Parasitology; 2020.
5. Lori Smith, BSN, MSN, & CRPN, & Jill Seladi-Schulman. Everything you need to know about toxoplasmosis. Medical News Today; 2018.
6. Anonim. Toxoplasmosis. Mayo Clinic; 2020.
7. Gretchen Holm. Toxoplasmosis. Healthline; 2018.
8. Anonim. Toxoplasmosis. Medline Plus.
9. Neda Konstantinovic, Hélène Guegan, Tijana Stäjner, Sorya Belaz, & Florence Robert-Gangneux. Treatment of toxoplasmosis: Current options and future perspectives. Food and Waterborne Parasitology; 2019.
10. James Myhre, Dennis Sifris, & Andy Miller. Symptoms of Toxoplasmosis. Verywell Health; 2019.
11. Astrid M. Tenter, Anja R. Heckeroth, & Louis M. Weiss. Toxoplasma gondii: from animals to humans. Int J Parasitol; 2000.
12. Helieh S. Oz. Toxoplasmosis complications and novel therapeutic synergism combination of diclazuril plus atovaquone. Front Microbiol; 2014.
13. Anonim. Toxoplasmosis Fact Sheet. WHO Estimates of the Global Burden of Foodborne Diseases; 2015.