Penyakit & Kelainan

Xanthelasma: Penyebab, Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Xantoma adalah plak yang terdiri atas endapan lemak abnormal dan sel busa. Xantoma sering dikaitkan dengan gangguan metabolisme lemak dan protein, walaupun dapat terjadi tanpa gangguan metabolik yang mendasarinya.

Penumpukan lemak dibawah kulit disebut xanthoma. Ukurannya bisa sangat kecil hingga 7 cm. Xanthoma bisa muncul di bagian tubuh mana saja, umumnya di siku, lipatan kulit, lutut, tangan, dan kaki.

Jika penumpukan lemak ini terjadi di kelopak mata, maka disebut xanthelasma.

Pengertian Xanthelasma

Xanthelasma (disebut juga xanthelasma palpebrarum) ditandai dengan munculnya plak berwarna kekuningan di sudut kelopak mata karena penumpukan lemak yang terbentuk di bawah kulit. Kondisi ini tidak berbahaya, namun bisa menjadi penanda kemungkinan adanya penyakit jantung. [1, 2, 3]

Ini sebabnya xanthelasma sebaiknya diperiksakan ke dokter atau dermatologist.

Xanthelasma bentuknya bisa rata atau menonjol dan biasanya tidak terasa nyeri atau gatal. Sekitar separuh dari penderita xanthelasma mengalami kenaikan kadar lipid yang umumnya berhubungan dengan kolesterol tinggi atau penyakit hati turunan. Separuh lainnya tidak mengalami kelainan kadar kolesterol. [1, 2, 3]

Xanthelasma biasanya tidak mengecil dengan sendirinya dan akan tetap berukuran sama atau membesar. Ukuran xanthelasma tidak dipengaruhi oleh kadar lipid bahkan bila sudah dirawat dan turun. Pengobatan xanthelasma harus dilakukan secara kosmetik, dan bisa kembali muncul terutama pada pasien dengan kolesterol tinggi yang bersifat keturunan. [1, 2, 3]

Kondisi ini cukup jarang terjadi, sekitar 0.56%-1.5% dalam suatu populasi , dan lebih umum terjadi pada wanita dibanding pria. Usia penderita berkisar antara 15 hingga 73 tahun, dengan mayoritas usia antara 30 hingga 50 tahun. [1]

Penyebab Xanthelasma

Kondisi ini cenderung terjadi karena seseorang memilki: [3]

  • Kadar kolesterol LDL (jahat) tinggi atau kolesterol HDL (baik) rendah
  • Mewarisi kadar kolesterol tinggi dari orang tua (disebut familial hypercholesterolmia)
  • Penyakit hati yang disebut primary biliary cirrhosis, yang bisa menyebabkan naiknya kadar kolesterol dalam darah
  • Masalah metabolisme seperti: diabetes, beberapa jenis kanker tertentu, dan hypothyroidism

Xanthelasma lebih umum terjadi pada orang Asia atau Mediterania, dan bisa muncul meskipun penderita tidak memiliki masalah kolesterol tinggi.

Siapa yang Berisiko Mengalami Xanthelasma?

Semua orang bisa mengalami kondisi ini, tapi risikonya lebih tinggi pada: [3, 4]

  • Wanita
  • Berusia diantara 30 hingga 50
  • Keturunan Asia atau Mediteriania
  • Perokok
  • Penderita obesitas
  • Penderita tekanan darah tinggi
  • Penderita diabetes
  • Orang dengan kadar lipid (lemak darah, termasuk kolesterol) tinggi

Gejala Xanthelasma

Tanda-tanda yang paling umum terjadi adalah: [2]

  • Muncul benjolan di bawah kulit di sudut kelopak mata yang tidak menimbulkan sensasi apa-apa, namun bisa juga terasa: lembut, gatal, dan/atau nyeri
  • Muncul sekumpulan benjolan di bawah kulit di sudut kelopak mata yang bentuknya beragam, berwarna kekuningan hingga jingga, pinggirannya tegas

Kapan Harus Diperiksakan ke Dokter?

Xanthelasma bisa menjadi tanda bahwa kolesterol sudah mulai menumpuk di pembuluh darah. Seiring waktu, kolesterol ini bisa mengeras menjadi plak dan menyumbat arteri. Sumbatan ini disebut atherosclerosis, dan bisa menjadi penyebab sakit jantung, serangan jantung, atau stroke. [5]

Xanthelasma juga bisa berhubungan dengan risiko penyakit jantung lainnya, seperti:

  • Diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Obesitas

Jika penderita melihat benjolan di kelopak mata akibat penumpukan lemak ini dan merasa mulai terganggu atau ingin benjolan tersebut dihilangkan, maka ia bisa menemui dokter kulit atau ahli bedah oculoplastic, yaitu dokter mata yang juga memilki spesialisasi di bidang bedah plastik pada mata. [5]

Penderita juga bisa melakukan pemeriksaan kadar kolesterol, tekanan darah, dan risiko jantung lainnya untuk memastikan xanthelasma yang dialaminya bukanlah tanda awal dari kondisi kesehatan yang lebih serius.

Pemeriksaan dan Diagnosis Xanthelasma

Pasien yang mengalami xanthelasma biasa memiliki kealainan kadar lipid; oleh karena itu, kadar plasma lipid termasuk trigliserida, kolesterol, LDD dan HDL, serta apolipoprotein B100 harus diperiksa. [3]

Dokter akan mendiagnosa xanthelasma secara visual dengan memeriksa kulit di sekitar mata pasien. Setelah itu, dokter mungkin akan meminta pasien melakukan serangkaian tes profil lipid untuk melihat apakah ini yang menyebabkan timbulnya gejala xanthelasma. [3]

Untuk melakukan tes kadar lipid, dokter akan mengambil sampel darah kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa. Hasilnya bisa didapatkan seminggu kemudian.

Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan biopsi untuk memeriksa gumpalan lemak yang ada di bawah kulit. [4]

Pengobatan Xanthelasma

Gumpalan lemak di bawah kulit ini tidak akan hilang dengan sendirinya. Ukurannya akan tetap sama atau membesar seiring waktu.

Seringkali xanthelasma tidak berbahaya sama sekali, tapi ada penderita yang ingin gumpalan ini dihilangkan karena dianggap mengganggu penampilannya. Untuk itu, ada beberapa pengobatan yang bisa dipilih: [1, 3, 5]

  • Cryotherapy: yaitu membekukan xanthelasma dengan nitrogen cair atau bahan kimia lain
  • Operasi laser: salah satu teknik laser, disebut fractional CO2, sudah terbukti efektif untuk mengangkat xanthelasma
  • Operasi tradisional: dokter akan menggunakan pisau bedah untuk mengambil xanthelasma
  • Radiofrequency advanced electrolysis (RAF): sebuah penelitian menemukan bahwa teknik ini efektif untuk menghilangkan atau mengurangi ukuran xanthelasma dan hanya sedikit kasus yang berulang sesudahnya
  • Pengelupasan kimia (chemical peel): sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% pasien yang melakukan pengobatan menggunakan tricholoroacetic acid (TCA) merasa puas dengan hasil akhir yang didapatkan
  • Electrodesiccation: pengobatan menggunakan jarum listrik
  • Konsumsi obat: sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Ophthalmology mengatakan bahwa obat simvastatin (Zocor) yang berfungsi mengobati kolesterol tinggi, juga bisa mengobati xanthelasma.

Cara-cara pengobatan diatas bisa memberikan hasil yang memuaskan, namun juga bisa menimbulkan efek samping seperti:

  • Luka parut
  • Perubahan warna kulit
  • Kelopak mata tertarik

Xanthelasma juga bisa kembali lagi, terutama jika pasien mengalami kolesterol tinggi yang bersifat warisan.

Jika pasien memiliki kondisi kesehatan bawaan dengan profil lipid yang tidak normal, maka pasien harus dirujuk ke spesialis penyakit dalam. Jika profil lipid pasien normal dan tidak memilki kondisi kesehatan bawaan, maka xanthelasma bisa diangkat. [1]

Namun, jika gumpalan hanya sampai lapisan superficial dengan tinggi ≤5 mm, lembut, dan umurnya ≤1 tahun, maka operasi tidak terlalu dibutuhkan. Jika gumpalan sudah sampai ke lapisan deep dermis, mengeras, dan berumur lebih dari setahun, maka pembedahan adalah pilihan terapi yang paling tepat. [1]

Pencegahan Xanthelasma

Menurunkan kadar kolesterol, bila bukan kondisi bawaan, bisa mencegah terjadinya xanthelasma. Bagi beberapa orang, perubahan pola makan dan gaya hidup sudah cukup untuk mengatur kadar lemak darah. [3]

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan kolesterol adalah:

1) Pragya A Nair, Rochit Singhal. 2017. PubMed Central, US National Library of Medicine. Xanthelasma palpebrarum – a brief review
2) AOCD Staff. 2020. The American Osteopathic College of Dermatology. XANTHELASMA
3) Nancy Fitzgerald, Christina Chun, MPH. 2017. Healthline. What Is Xanthelasma?
4) Shapiro M. 2015. Winchester Hospital. Xanthelasma and Xanthoma
5) Whitney Seltman. 2019. WebMD. What Is Xanthelasma?

Share