Daftar isi
Amaurosis fugax merupakan kondisi yang mana seseorang tidak dapat melihat pada salah satu atau kedua mata akibat kekurangan aliran darah ke mata. Kondisi ini merupakan suatu gejala dari masalah lain[1].
Amaurosis fugax disebut juga sebagai kehilangan penglihatan sementara. Kondisi ini paling umum terjadi secara monokuler (pada sebelah mata), akibat iskemik dalam retina, koroid, atau saraf optik. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa jam[2, 3].
Amaurosis fugax biasanya memberi dampak seperti tirai abu-abu yang mulai melebar dari bagian tepi dan bergerak menuju pusat penglihatan[3].
Amaurosis fugax biasanya terjadi pada pasien berusia lebih dari 50 tahun yang memiliki faktor risiko vaskuler lain, yang mana meliputi hipertensi, hiperkolesterolemia, merokok, pernah mengalami serangan iskemik sementara, dan klaudikasio. [4]
Risiko stroke hemisfer pada pasien dengan amaurosis fugax diperkirakan sekitar 2% per tahun dan 3% per tahun pada pasien yang mengalami emboli retina[4].
Kondisi ini tidak umum pada anak-anak dan diduga memiliki penyebab benign. Pada orang dewasa, pada kebanyakan kasus penyebabnya ialah emboli aterosklerotik dari percabangan arteri karotis[4, 5].
Amaurosis fugax terjadi ketika aliran darah ke dalam arteri retina pusat terhambat sehingga mata kekurangan suplai darah. [1]
Penyebab umum dari amaurosis fugax ialah penghambatan aliran darah ke mata akibat adanya plak atau bekuan darah. Penyebab kondisi amaurosis fugax meliputi[1]:
Migrain merupakan penyebab umum hilangnya penglihatan sementara pada semua usia, lebih umum pada wanita daripada pria.
Di Amerika Serikat, prevalensi migrain 1 tahun pada wanita sebesar 14-18% dan pada pria 6%, meskipun predominansi wanita tidak terlihat hingga setelah menarche (terjadinya menstruasi pertama kali)[2].
Penyakit yang mempengaruhi sistem saraf dan/atau aliran darah ke kepala biasanya dapat menyebabkan terjadinya amaurosis fugax.
Selain itu, amaurosis fugax dapat terjadi akibat vasopasme, yaitu kondisi di mana pembuluh darah di dalam mata mengencang secara tiba-tiba, membatasi aliran darah. Latihan berat, lari jarak jauh, dan berhubungan seksual dapat menyebabkan vasopasme[1].
Faktor risiko terjadinya amaurosis fuga meliputi[1, 4, 5]:
Pasien amaurosis fugax biasanya melaporkan gejala hilangnya penglihatan, biasanya berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit, namun pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama.
Penglihatan biasanya kembali normal dalam 10-30 menit. Beberapa pasien mendeskripsikan terjadinya amaurosis fugax sebagai perasaan seolah ada orang lain yang menutupi atau menghalangi matanya[1, 3].
Hilangnya penglihatan dapat berupa sebagian atau seluruhnya, dan dapat terjadi pada satu atau dua mata. Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba, tanpa disertai rasa sakit, dan sementara[4, 5].
Pada berbagai kasus, amaurosis fugax merupakan gejala dari serangan iskemik sementara, yang mana merupakan precursor stroke.
Serangan iskemik sementara menyebabkan gejala menyerupai stroke yang bersifat sementara, meliputi hilangnya penglihatan sementara, sulit bicara, wajah terlihat merosot pada satu sisi, dan kelemahan tiba-tiba pada satu sisi tubuh[1].
Penting untuk mengidentifikasi pasien yang gangguan penglihatannya merupakan iskemik karena pasien tersebut memiliki risiko lebih besar mengalami masalah cerebrovaskuler, serangan iskemik sementara cerebral, dan infark myokard[3].
Komplikasi utama amaurosis fugax meliputi[4]:
Jika amaurosis fugax tidak didiagnosis atau ditangani secara tepat, pasien berisiko terkena stroke mayor di kemudian hari. Kebanyakan pasien dengan plak arteri karotid yang ditangani mengalami stroke mayor dalam 12 bulan[4].
Dokter melakukan diagnosis dengan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dialami dan memeriksa. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan mata[1, 5].
Selain itu dokter juga dapat melakukan tes berikut[1]:
Pengobatan untuk amaurosis fugax meliputi identifikasi dan mengatasi kondisi medis penyebabnya. Biasanya penyebab berupa faktor risiko vaskuler, seperti hipertensi, diabetes dan hiperlipidemia[1, 4].
Jika kondisi berhubungan dengan kadar kolesterol tinggi dan/atau bekuan darah, hal ini mengindikasikan bahwa pasien memiliki risiko tinggi terhadap stroke. Stroke terjadi ketika bekuan darah tersangkut di dalam pembuluh darah di dalam tak, menghentikan aliran darah ke otak[1].
Penanganan untuk kondisi yang diakibatkan kolesterol tinggi meliputi[1, 5]:
Jika diduga terjadi serangan iskemik sementara, pasien sebaiknya menjalani latihan stroke yang dipercepat.
Jika diduga terjadi GCA (giant cell arteritis) pasien dapat mulai pengobatan steroid empirik, melakukan tes laboratorium, seperti ESR (erythrocyte sedimentation rate) dan CRP (c-reactive protein) serta menjalani biopsi arteri temporal. Bergantung penyebabnya, dapat diresepkan anti platelet atau anti koagulasi[3].
Kebiasaan atau gaya hidup sehat dan menjaga berat tubuh ideal dapat membantu seseorang menurunkan risiko terjadi amaurosis fugax. Berikut beberapa kiat yang dapat dilakukan[1]:
1. Rachell, Nall, MSC, CRNA, reviewed by Ann Marie Griff, OD. Amaurosis Fugax. Healthline; 2018.
2. Andrew J Tatham, MD, MBA, DCOphth, FEBO, FRCS. Transient Vision Loss (TVL) and Amaurosis Fugax. Medscape; 2019.
3. Jared Raabe, Bayaan Al Othman, MD. Amaurosis Fugax (transient vision loss). Eye Wiki; 2020.
4. Prasanna Tadi, Kinda Najem, Edward Margolin. Amaurosis Fugax. StatPearl Publishing; 2020.
5. Anonim. Amaurosis Fugax. The Royal Victorian Eye and Ear Hospital; 2020.